Menelaah Ciri Bahasa Cerita Fantasi

3.8/5 - (6 votes)

Cerita fantasi memiliki latar campuran yakni cerita dengan memfantasikan latar masa lalu, masa kini dan masa akan datang. Selain itu, ciri bahasa pada cerita fantasi ada beberapa bagian. Untuk lebih jelasnya, langsung saja simak berikut ini;

 

A. Ciri kebahasaan pada Cerita Fantasi

a) Penggunaan kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan (aku, mereka, dia, Erza, Doni)

b) Penggunaan kata yang mencerap panca indera untuk deskripsi latar (tempat, waktu, suasana)

  1. Latar tempat. Tiga rumah bergaya kerucut menyambut mataku. Emas dan berlian bertaburan di dinding rumah itu. Laboratorium berantakan. Semua peralatan pecah. Aneh hanya laptopku yang masih menyala.
  2. Latar suasana. Setetes air mata pun jatuh dari wajah Sang Ratu. Tak sepatah kata pun terdengar dari bibirnya. Kamar yang megah ini terasa sunyi dan penuh kesedihan.
  3. Latar waktu. Tengah malam tak ada bintang di langit itu. Mendung hitam nampak mengumpal. Lolongan anjing bersahut-sahutan menyambut malam yang semakin larut.

c) Menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna khusus.

Makna kias adalah makna yang sudah mengalami peubahan karena susunan gramatik atau perasaan penutur. Makna khusus adalah makna yang cakupannya lebih kecil atau lebih spesifik. Contoh: Alien itu berhidung mancung. Dengan hidungnya yang menjulang ia mengendus sekeliling.

d) kata sambung penanda urutan waktu

Kata sambung urutan waktu setelah itu, kemudian, sementara itu, bersamaan dengan itu, tiba-tiba, ketika, sebelum, dan sebaginya. Penggunaan kata sambung urutan waktu untuk menandakan datangnya tokoh lain atau perubahan latar, baik latar suasana, waktu, dan tempat. Contoh:

  1. Setelah buku terbuka aku terseret pada masa lampau.
  2. Dua tahun kemudian, Farta telah sampai di Planet Mars dan bertemu dengan Tatao.
  3. Akhirnya, Farta dapat menyelamatkan diri dari terkaman raksasa.

c) Menggunakan pilihan kata dengan makna kias dan makna khusus.

Makna kias adalah makna yang sudah mengalami peubahan karena susunan gramatik atau perasaan penutur. Makna khusus adalah makna yang cakupannya lebih kecil atau lebih spesifik. Contoh: Alien itu berhidung mancung. Dengan hidungnya yang menjulang ia mengendus sekeliling.

d) kata sambung penanda urutan waktu

Kata sambung urutan waktu setelah itu, kemudian, sementara itu, bersamaan dengan itu, tiba-tiba, ketika, sebelum, dan sebaginya. Penggunaan kata sambung urutan waktu untuk menandakan datangnya tokoh lain atau perubahan latar, baik latar suasana, waktu, dan tempat. Contoh:

  1. Setelah buku terbuka aku terseret pada masa lampau.
  2. Dua tahun kemudian, Farta telah sampai di Planet Mars dan bertemu dengan Tatao.
  3. Akhirnya, Farta dapat menyelamatkan diri dari terkaman raksasa.

Berikut hasil telaah cerita fantasi yang berjudul Kekuatan Ekor Biru Nagata dari segi bahasa yang digunakan.

1. Penggunaan kata yang mencerap panca indera untuk deskripsi latar (tempat, waktu, suasana)
Bahasa yang digunakan pada cerita Kekuatan Ekor Biru Nagata banyak menggunakan kata konkret untuk menggambarkan tokoh dan situasi dalam cerita.

Contoh penggambaran menyeramkan dari pasukan serigala digambarkan dengan kata konkret dengan pilihan kata yang tepat dipaparkan berikut.

Pasukan siluman serigala mulai menginjak Pulau Tana Modo, susul menyusul bagai air. Tubuh mereka besar-besar dengan sorot mata tajam. Raut wajah mereka penuh dengan angkara murka dan kesombongan, disertai lolongan panjang saling bersahutan di bawah air hujan. Cerita tersebut juga banyak menggunakan ungkapan dan majas. Ungkapan berjuang hingga titik darah penghabisan untuk membela tanah air tercinta, terukir indah di hati merupakan bukti bahwa cerita ini menggunakan ungkapan dan majas untuk menggambarkan suasana penyerangan.

2. Penggunaan kata ganti dan nama orang sebagai sudut pandang penceritaan

Contoh penggunaan kata ganti dan nama sebagai sudut pandang penceritaan antara lain ditunjukkan pada kata : Nataga, mereka, Dewi Kabut, ia, Levo, Goros, Lamia, Sikka, dan Mora

3. Kata sambung penanda urutan waktu

Nataga mengibaskan api pada ekornya yang keras, membentuk lingkaran sesuai tanda yang dibuat oleh semut, rayap, dan para tikus. Lalu, ia melompat bagai kilat dan mengepung serigala dalam api panas.

4. Penggunaan kata/ ungkapan keterkejutan

Tiba-tiba, Nataga, pemimpin perang seluruh binatang di Tana Modo, segera melesat menyeret ekor birunya.

5. Penggunaan dialog/ kalimat langsung dalam cerita

  1. “Serbuuuu …!” teriak Nataga sambung-menyambung dengan seluruh panglima.
  2. “Hai ….! Tak ada gunanya kalian melempar bola api kepada kami!” Seru serigala dengan sorot mata merah penuh amarah.
  3. “Gunakan kekuatan ekormu, Nataga!” bisik Dewi Kabut di telinga Nataga.

B. Menyunting Cerita dari Segi Bahasa

Sebelum disunting

  • “Kau harus membawanya kembali!” Erza berteriak kalang kabut. Aku gugup. Bingung. Tak tau apa yang harus kuperbuat, sedangkan manusia dengan wajah setengah kera itu memandang sekeliling. Manusia purba itu menemukanku ketika aku menelitinya dan tanpa
    kusadari ia mengikutiku. Manusia purba itu akan mati jika tidak kembali dalam waktu 12 jam.
  • Blumm!!! aku terdorong masuk pada sebuah kerajaan masa lalu.

Setelah disunting

  • “Kau harus membawanya kembali!” Erza berteriak kalang kabut. Aku berjalan berputarputar. Melihat tak tentu arah sambil bernafas besar. Di kepalaku muncul berbagai macam pertanyaan dan kemungkinan yang semakin membuatku pusing. Tak tau apa yang harus kuperbuat, sedangkan manusia dengan wajah setengah kera itu memandang sekeliling. Manusia purba itu menemukanku ketika aku menelitinya dan tanpa kusadari ia mengikutiku. Manusia purba itu akan mati jika tidak kembali dalam waktu 12 jam.
  • Blumm!!! Aku terdorong masuk pada sebuah tempat berupa bangunan megah berwarna keemasan penuh dengan pilar pilar dan ornamen serta pahatan yang luar biasa indah.