Pengertian dan Contoh Heuristik Dalam Penelitian Sejarah

5/5 - (2 votes)

Dalam mempelajari sejarah, diperlukan beberapa tahapan agar para ilmuan sejarah dapat merekontruksi kejadian-kejadian pada masa lampau. Suatu metode diperlukan dalam penulisan kisah sejarah untuk mendapatkan tulisan yang sistematik dan objektif. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah.

 

Menurut Gottschalk yang dimaksud dengan metode sejarah adalah proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Peristiwa pada masa lampau dapat kita hadirkan kembali dengan cara merekonstruksi peristiwa itu dari jejak – jejak masa lampau yang disebut sumber (historical sources).

Ada beberapa kangkah atau tahapan dalam penelitian sejarah dan salah satunya adalah heuristik. Heuristik merupakan bahasa Yunani yang berarti menemukan. Dalam artian heuristik adalah tahap untuk mencari, menemukan, mengumpulkan sumber dan jejak-jekak sejarah begitu juga berbagai data guna dapat mengetahui segala bentuk kejadian sejarah masa lampau yang relevan dengan topik / judul penelitian.

Semua yang telah terkumpul dalam dokumen, merupakan data-data yang sangat berharga, sehingga dapat dijadikan dasar untuk menelusuri peristiwa-peristiwa sejarah yang telah terjadi pada masa lampau. Namun, untuk menemukan jejak-jejak sejarah atau dokumen-dokumen bersejarah itu tidaklah mudah. Para ahli atau sejarawan memulai dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang peristiwa sejarah yang akan ditelitinya.

Mencari jejak sejarah tidak jauh berbeda dengan mencari jejak binatang buruan. Seorang pemburu hendaknya telah mengetahui ke arah mana binatang buruannya berjalan, sehingga mereka dapat melakukan penghadangan pada jalan-jalan yang sekiranya akan dilewati oleh binatang buruan tersebut. Begitu pula di dalam mencari jejek sejarah. Seorang ahli sejarah hendaknya telah memiliki suatu informasi yang akurat tentang keberadaan dan kebenaran suatu peristiwa bersejarah.

Jejak-jejak sejarah biasanya dapat ditemukan secara kebetulan oleh masyarakat. Banyak benda-benda budaya peninggalan masa lalu ditemukan secara tidak sengaja. Jejak-jejak sejarah masa lampau yang berupa berbagai bentuk perhiasan, peralatan rumah tangga, peralatan kerja, bahkan puing-puing bangunan kuno seperti candi yang masih berserakan sering ditemukan secara kebetulan.

Dari informasi penemuan itulah akhirnya para ahli atau sejarawan melakukan penelitian lebih lanjut. Bahkan tanpa informasi yang berhasil diterima dari masyarakat, para ahli atau sejarawan sangat sulit untuk menemukan jejak-jejak sejarah tentang masa lampau. Semakin banyak data atau sumber sejarah yang ditemukan melalui tahap heuristik, maka semakin mudah pekerjaan penelitian dan semakin akurat pula hasil penelitian sejarah yang nantinya disimpulkan.

Data atau sumber sejarah sendiri dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan sifatnya, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber sejarah yang dibuat langsung pada saat peristiwa sejarah, contohnya prasasti, candi, catatan kolonial, arsip pelaku sejarah, babad, dan lain sebagainya. Sementara sumber sekunder adalah sumber sejarah yang dibuat berdasarkan data sumber primer oleh pihak kedua yang tidak mengalami peristiwa sejarah. Contohnya hasil penelitian sejenis.