Pembagian Zaman Prasejarah

5/5 - (1 vote)

Manusia pada masa prasejarah mengalami kehidupan yang sangatlah keras, mereka dituntut untuk bisa hidup di alam bebas seperti apapun kondisinya. Manusia zaman itu hidup dengan cara yang beragam. Di awal masa praaksara mereka hidup dengan cara berburu dengan menggunakan peralatan yang sangat sederhana yang terbuat dari batu yang masih sangat kasar, sampai kemudian dihaluskan. Mereka hidup dengan berpindah-pindah tergantung dari kondisi hewan buruan dan makanan lain yang ada.

 

Kemudian mereka mulai mengenal bercocok tanam sehingga mereka tidak lagi hidup dengan berpndah-pindah walau kadang-kadang mereka masih berburu. Sampai akhirnya mereka mengenal ilmu perbintangan yang sangat menunjang kehidupan harian mereka terutama dalam berlayar dan bertani. Kemajuan lebih jauh lagi adalah ketika manusi pada masa pra aksara telah mampu membuat peralatan-peralatan yang terbuat dari besi yang dibutuhkan oleh manusia itu sendiari.

Pengertian Zaman Prasejarah

Kata sejarah sendiri berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon. Apabila kita melihat pohon secara terbalik, kita dapat menghubungkannya dengan bentuk penggambaran silsilah keluarga.

Sejarah adalah Segala sesuatu yang terjadi di masa lampau. Sejarah juga adalah suatu ilmu yang mempelajari kejadian-kejadian/peristiwa yang terjadi pada masa lampau dalam lingkungan kehidupan manusia, yang dipelajari melalui sumber dan bukti sejarah baik tertulis, lisan, maupun benda-benda, dan peninggalan-peninggalan bersejarah.

Zaman Prasejarah adalah zaman sebelum manusia mengenal tulisan. Uraian mengenai kehidupan serta kebudayaan manusia pada masa lampau sebelum ada bukti-bukti tertulis.

Manusia yang hidup pada zaman prasejarah disebut manusia purba. Tanah air kita sudah dihuni manusia sejak jutaan tahun yang lalu. Fosil-fosil manusia purba banyak ditemukan di Indonesia yaitu sejak jutaan tahun yang lalu terutama di Pulau Jawa.Manusia purba adalah manusia penghuni bumi pada zaman prasejarah yaitu zaman ketika manusia belum mengenal tulisan.

Ditemukannya manusia purba karena adanya fosil dan artefak. Fosil adalah sisa-sisa organisme (manusia, hewan, dan tumbuhan) yang telah membatu yang tertimbun di dalam tanah dalam waktu yang sangat lama. Sedangkan artefak adalah peninggalan masa lampau berupa alat kehidupan/hasil budaya yang terbuat dari batu, tulang, kayu dan logam. Cara hidup mereka masih sangat sederhana dan masih sangat bergantung pada alam.

Zaman Prasejarah berdasarkan Ciri-ciri Kehidupan masyarakat

Makhluk manusia adalah makhluk yang hidup berkelompok dan mempunyai organisme yang secara biologis berbeda dan lebih lemah dari jenis binatang. Namun otak manusia berevolusi paling jauh bila dibandingkan dengan makhluk lainnya. Kemampuan otak manusia yang berupa proses berpikir menyebabkan manusia dapat memilah-milah tindakan yang dapat menguntungkan kelangsungan hidupnya.

Dalam rangka kelangsungan hidupnya maka manusia merupakan makhluk pembentuk kebudayaan dan manusia juga sebagai pembentuk masyarakat. Karena pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup sendiri tetapi harus berkelompok.

Berikut ini Anda akan mengikuti paparan perkembangan manusia Indonesia yang hidup pada zaman prasejarah. Kehidupan masyarakat (manusia) pada zaman prasejarah terbagi menjadi 3 periode, yaitu:

  1. Masa berburu dan mengumpulkan makanan
    Pada masa ini secara fisik manusia masih terbatas usahanya dalam menghadapi kondisi alam. Tingkat berpikir manusia yang masih rendah menyebabkan hidupnya berpindah-pindah tempat dan menggantungkan hidupnya kepada alam dengan cara berburu dan mengumpulkan makanan.
  2. Masa bercocok tanam
    Pada masa ini kemampuan berpikir manusia mulai berkembang. Sehingga timbul upaya menyiapkan persediaan bahan makanan yang cukup dalam suatu masa tertentu. Dalam upaya tersebut maka manusia bercocok tanam dan tidak lagi tergantung kepada alam.
  3. Masa perundagian
    Pada masa ini masyarakat sudah mengenal teknik-teknik pengolahan logam. Pengolahan logam memerlukan suatu tempat serta keahlian khusus. Tempat untuk mengolah logam dikenal dengan nama perundagian dan orang yang ahli mengerjakannya dikenal dengan sebutan Undagi.

Zaman Prasejarah Berdasarkan Arkeologi

Berdasarkan hasil-hasil kebudayaan yang ditinggalkan di kepulauan Nusantara sebelum mengenal tulisan, maka kehidupan masyarakat paling awal di Indonesia oleh para ahli dibagi atas 2 (dua) zaman yaitu, Zaman Batu dan zaman Logam.

Zaman Batu terdiri atas Zaman Batu Tua (Paleolitikum), Zaman Batu Madya (Mesolitikum), Zaman Batu Muda (Neolithikum), dan Zaman Batu Besar (Megalithikum). Sedangankan zaman logam terdiri dari Zaman Tembaga, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi. Dari zaman-zaman tersebut hanya zaman tembaga yang tidak pernah berkembang di Indonesia.

Berdasarkan penggalian arkeologi maka prasejarah dapat dibagi menjadi 2 zaman, seperti pada uraian materi berikut ini.

Zaman Batu

Zaman batu dibedakan menjadi 4 sebagai berikut.

  1. Zaman Batu Tua (Paleolithikum)
    Zaman batu tua ini berlangsung selama Kala Pleistosen. Zaman ini berlangsung kurang lebih 600.000 tahun. Perkembangan kebudayaan pada zaman Glasial dan Interglasial dating silih berganti. Peninggalan Budaya yaitu:
    a. Kebudayaan Pacitan
    Alat-alat batu ditemukan oleh Van Koenigswald, pada tahun 1935 di kali Baksoko, Jawa Timur. Alat ini berupa kapak genggam, kapak perimbas, kapak penetak, flake. Alat-alat dari batu tersebut berasal dari lapisan Pleistosen Tengah.
    b. Kebudayaan Ngandong
    Alat-alat zaman ini ditemukan di Ngandong dekat Ngawi Jawa Timur. Alat ini berupa kapak genggam dan flake. Disamping itu pada kebudayaan Ngandong ditemukan alat-alat dari tanduk. Alat dari tulang tersebut berupa alat penusuk (belati), ujung tombak dengan gergaji pada kedua sisinya dan alat pengorek ubi dan keladi.
  2. Zaman Batu Madya (Mesolithikum)
    Zaman ini berlangsung Kala Holosen. Perkembangan budaya pada zaman ini lebih cepat karena mereka berasal dalam ktegori manusia cerdas. Peninggalan Budaya yaitu:
    a. Kebudayaan Tulang Sampung
    b. Kebudayaan Toala
    c. Kebudayaaan kapak genggam Sumatra
  3. Zaman Batu Muda (Neolithikum)
    Perkembangan zaman ini sudah sangat maju apabila dibandingkan dengan zaman-zaman sebelumnya. Hal ini disebabkan adanya migrasi secara bergelombang penduduk proto-melayu dari Yunan, Cina Selatan ke Asia Tenggara, termasuk ke Indonesia. Peninggalan Budaya yaitu:
    a. Kapak Persegi
    b. Kapak Lonjong
    c. Gerabah
  4. Zaman Batu Besar (Megalithikum)
    Kebudayaan Megalithikum adalah kebudayaan yang utamanya menghasilkan bangunan-bangunan monumental yang terbuat dari batu-batu besar masif. Bangunan megalithic ini digunakan untuk sarana penghormatan dan pemujaan terhadap arwah nenek moyang.
    Adapun hasil-hasil dari kebudayaan Megalithikum sebagai berikut:
    a. Menhir
    Menhir yaitu tiang atau tugu batu yang terbuat dari batu tunggal dan ditempatkan pada suatu tempat.
    b. Punden Berundak
    Punden berundak adalah bangunan pemujaan yang bertingkat-tingkat (berundak-undak). Tempat ini banyak ditemukan di Ciloso, Sukabumi.
    c. Dolmen
    Dolmen adalah meja batu sebagai tempat sesaji. Ada dolmen yang berkakikan menhir seperti ditemukan di Pasemah, Sumatra Selatan. Ada pula dolmen yang juga digunakan untuk kubur batu seperti yang ditemukan di Bondowoso dan di Merawan, Jember, Jawa Timur.
    d. Kubur Peti Batu
    Kubur Peti Batu adalah peti jenazah yang terpendam di dalam tanah berbentuk persegi panjang dan sisi-sisinya terbuat dari lempengan-lempengan batu. Kubur peti batu banyak ditemukan di Kuningan, Jawa Barat.
    e. Sarkofagus
    Sarkofagus atau keranda adalah peti jenazah yang terbentuk seperti tulang atau lesung, tetapi mempunyai tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di Bali dan Sumatra Barat.
    f. Waruga
    Waruga adalah peti jenazah kecil yang berbentuk kubus dan ditutup dengan batu lain yang selalu berbentuk atap rumah. Waruga banyak ditemukan di Minahasa.
    g. Arca Batu
    Arca-arca tersebut banyak ditemukan di Sumatra Selatan diteliti oleh Van Heine Geldern. Arca-arca tersebut menggambarkan manusia dan binatang, seperti gajah, harimau, babi, rusa dan kera.

Zaman Logam

Pada zaman logam penduduk Nusantara telah mampu mengolah dan melebur logam, kepandaian ini diperoleh setelah mereka menerima pengaruh dari kebudayaan Dongson. Disebut zaman logam krena sebagian besar alat terbuat dari logam. Zaman logam dibedakan menjadi 3 (tiga) zaman sebagai berikut.

  1. Zaman Perunggu
    Disebut dengan zaman perunggu krena pada zaman inidihasilkan peralatan kehidupan yang dari perunggu, yaitu campuran antara timah dan tembaga. Hasil-hasil Kebudayaan :
    a. Kapak Corong atau Kapak Sepatu
    Kapak corong banyak ditemukan di Sumatra Selatan, Jawa, Bali, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Pulau Selayar dan didaerah Papua dekat Danau Sentani.
    b. Nekara
    Nekara banyak ditemukan di Sumatra, Jawa, Bali, Sumbawa, Leti, Rote, Selayar dan kepulauan Kei.
    c. Bejana Perunggu
    d. Arca-arca Perunggu
    f. Benda-benda Perunggu
  2. Zaman Tembaga
    Indonesia tidak mengalami zaman tembaga. Hal ini dibuktikan dengan tidak ditemukanya peninggalan-peninggalan benda tembaga purba di Indonesia. Setelah zaman perunggu Indonesia langsung memasuki zaman besi.
  3. Zaman Besi
    Pada zaman ini manusia telah dapat mengolah bijih-bijih besi untuk membuat peralatan-peralatan yang dibutuhkan oleh manusia itu sendiri. Tingkat kehidupan pada zaman ini sudah jauh lebih baik dari tingkat kehidupan zaman sebelumnya.
    Teknik pembuatannya menggunakan teknik a cire perdue, namun berdasarkan penelitian Van der Hoop, teknik pembuatanna menggunakan bivall (tangan) dan bivalve (tangan pada luar dan lilin pada dalamnya).