Pengertian Teori Nilai Guna (Utility)

Sudah menjadi ketentuan, barang apa saja pastinya memiliki nilai guna atau utility. Dalam teorinya nilai guna itu ialah setiap barang mempunyai daya guna atau memberikan kepuasan kepada konsumen yang menggunakan barang. Jadi, jika seorang konsumen meminta sesuatu jenis barang, pada dasarnya yang diminta adalah nilai guna (utilitas) barang tersebut.

 

Nilai guna (utilitas) adalah kepuasan dan kenikmatan yang diperoleh seseorang dalam mengonsumsi barang dan jasa. Kepuasan yang semakin tinggi akan menambah tinggi pula nilai guna atau utility dari barang tersebut. Teori nilai guna dapat digolongkan manjadi dua macam, yaitu nilai guna total (total utility) dan nilai guna marjinal (marginal utility).

Nilai Guna Total (Total Utility)

Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang tertentu. Contohnya, kalian membeli roti sebanyak 2 buah dan memakannya di kantin sekolah dan guna total roti yang kalian konsumsi tersebut adalah 4. Pada hari berikutnya, konsumsi kalian terhadap roti meningkat. Karena setelah berolahraga, kalian merasa sangat lapar dan membeli serta memakan roti sebanyak 4, dengan nilai guna total roti 6.

Nilai Guna Marjinal (Marginal Utility)

Nilai guna marjinal berarti pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu. Nilai guna marjinal (marginal utility) hanya berlaku dengan beberapa asumsi berikut ini.

  • Nilai guna dapat diukur.
  • Konsumen bersifat rasional sehingga perilakunya dapat dipahami secara logis.
  • Konsumen bertujuan untuk memaksimumkan utilitasnya.

Contohnya, ketika kalian memakan roti pertama, nilai guna total roti yang didapat adalah 30. Pada konsumsi roti berikutnya kalian mendapat nilai guna total 50. Dari nilai guna total konsumsi roti pertama dan berikutnya, akan kita temukan nilai guna marjinalnya yaitu 50 – 30 = 20. Jadi nilai guna marjinalnya adalah 20.

Apabila roti yang kalian konsumsi semakin banyak maka semakin besar pula jumlah nilai guna yang diperoleh. Akan tetapi laju pertambahan nilai guna yang kalian peroleh karena penambahan roti yang kalian konsumsi makin lama makin menurun, dan tambahan nilai guna tersebut dapat mencapai nol atau bahkan negatif apabila konsumsi roti tersebut diteruskan. Hal ini dituangkan dalam sebuah hipotesa sebagai berikut:

Tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dalam mengonsumsi barang atau jasa akan semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsi barang tersebut, sehingga pada akhirnya nilai guna akan menjadi negatif apabila konsumsi barang tersebut ditambah satu unit lagi, nilai guna total akan menjadi bertambah sedikit. Hipotesa ini tertuang dalam Hukum Gossen, yang menyatakan: “Jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus menerus maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhirnya mencapai batas jenuh”.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat tambahan kepuasan yang semakin menurun dengan semakin banyaknya suatu barang yang dikonsumsi (Law Diminishing Marginal Benefit).