Menulis Drama

4.9/5 - (220 votes)

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu : Menulis drama dengan memperhatikan kaidah penulisan drama dan orisinalitas ide.

 

1. Teks Drama dari Karya yang Sudah Ada

Membuat naskah drama dari karya yang sudah ada tidak begitu sulit. Hal ini karena ide cerita, alur, latar, dan unsur-unsur lainnya sudah ada. Kamu hanya mengubah formatnya ke dalam bentuk dialog. Seperti yang kamu ketahui bahwa ciri utama drama adalah bentuk penyajiannya berbentuk dialog. Oleh karena itu, tugas kamu dalam hal ini adalah mengubah seluruh rangkaian cerita yang ada dalam novel ke dalam bentuk dialog. Adapun dalam dialog itu, ada tiga unsur yang tidak boleh dilupakan, yakni tokoh, wawancang, dan kramagung.

  • Tokoh adalah pelaku yang mengujarkan dialog itu.
  • Wawancang adalah dialog itu sendiri atau percakapan yang diujarkan oleh tokoh.
  • Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh novel.

Perhatikan cuplikan novel berikut!

Waktu matahari rembang petang, keempat beranak itu pun bersedialah akan pulang, dibebani oleh sahabatnya sesarat-saratnya dengan bermacam-macam hasil humanya, ditambah lagi dengan mentimun, dan kacang goreng pemberian anak-anaknya kepada si Samin dan Si Ramlah.

“Saya rasa baik seberangkan kami dahulu, kemudian baharu jemput beban ini,” kata Mak Samin kepada suaminya, waktu mereka itu sampai di tepi sungai.

“Menyeberangi sungai yang kecil ini hendak dua tiga kali pula? Ayuh, dukung si Ramlah1 Berikan ke sini bebanmu itu semuanya kubawa. Boleh kita sekali menyeberang.”

“Saya khawatir kalau-kalau kita dilanggar banjir karena sejak tengah hari tadi, saya dengar guruh berbunyi dan lihatlah di hului itu sangat hitamnya.”

“Ah, dukunglah si Ramlah! Bukannya aku ini tidak sekali dua menyeberang sungai yang sedang banjir.”

“Tapi….,”kata Mak si Samin.

“Tapi, dapat juga aku menyeberang,” kata Pak Samin memotong perkataan istrinya.

Keempat anak itu pun menyeberanglah. Mak si Samin, dengan mendukung si Ramlah dari sebelah hulu, dipengan dengan tangan kanan oleh Pak Samin serta si Samin di sebelah kiri, bergantunga sambil mengapung-apunglah diri pada tangan kiri bapaknya.

Para Pelaku

  • Pak Samin : Berwatak keras, sedikit angkuh.
  • Bu Samin : Lembut dan penurut pada suami.
  • Samin : Periang, senang mengoceh.
  • Ramlah : adik Samin, berusia sekitar tiga tahunan.

Waktu itu pukul tiga sore. Sepasang suami istri dan dua orang anaknya berjalan menuju sebuah suangai. Mereka hendak menyeberang. Sang istri menjinjing tas besar yang berisi bermacam-macam sayuran dan menggendong anaknya yang perempuan. Sementara itu, suaminya tak ketinggalan pula memikul karung. Seorang anak lelaki berjalan mengikuti mereka. Tampak ia sedang mengunyah jagung bakar.

Bu Samin : “Saya rasa sebaiknya anak-anak kita seberangkan dulu. Kemudian Bapak jemput lagi barang-barang ini.” (Meletakkan tas besar di pinggir sungai). Napasya terengah-engah karena merasa berat).

Pak Samin : Ah masa menyeberang sungai sekecil ini mesti dua tiga kali. Ayo, gendong si Ramlah biar aku yang membawa barang-barang itu. Biar saya yang menggendong si Ramlah. Sekali menyebarang pun pasti semuanya terbawa.” (Meraih tas besar yang masih dipegang Bu Samin).

Bu Samin : “Saya khawatir kalau-kalau kita dihadang banjir. Sejak tengah hari tadi, saya dengar guruh berbunyi dan lihatlah di hulu itu tampak hitam.” (Menunjuk ke arah hulu sungai dengan penuh khawatir)

Pak Samin : “Ah, tenang saja. Gendong si Ramlah! Aku kan menyeberang sungai ini bukan sekali dua kali. Sering walaupun dalam keadaan banjir.” (Menarik tangan istrinya).

Bu Samin : “Tapi…”(Berusaha menahan langkah).

Pak Samin : “Tapi, dapat juga aku menyeberang, kan?”

2. Naskah Drama dengan Orisinalitas Ide

Naskah drama dapat dibuat berdasarkan karya yang sudah ada, misalnya dari dongeng, cerpen, novel, biografi, dan sumber-sumber lain. Akan lebih baik, apabia naskah itu dibuat sendiri, berdasarkan imajinasi dan pengalaman sendiri, sehingga hasilnya lebih orisinal.

Langkah-langkah penulisannya tidak jauh berbeda dengan ketika menulis cerpen, puisi, ataupun karya-karya fiksi lain. Langkah pertama adalah menentukan topik, yakni berupa suatu peristitwa yang menarik dan memiliki konflik yang kuat. Kedua, menentukan tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya serta karakternya. Ketiga, membuat kerangka alur, yang menarik dan tidak mudah ditebak (penuh kejutan) Keempat. mengembangkan kerangka itu ke dalam dialog-dialog dengan memperhatikan strukturdan kaidah kebahasaanya yang tepat.

  • Stuktur drama meliputi prolog, dialog, dan epilognya. Dalam dialog ada bagian orientasi, komplikasi, dan resolusi.
  • Kaidah kebahasaan ditandai oleh kalimat-kalimat langsung dengan pilihan kata yang mengambarkan karakter tokoh dan situasi percakapannya.

3. Pementasan Karya Sendiri

Belum sempurna tentunya kalau naskah yang telah kamu buat itu tidak dipentaskan. Oleh karena itu, perhatikan langkah-langkah pementasan drama berikut.

  • Melakukan pembedahan secara bersama-sama terhadap isi naskah yang akan dipentaskan. Tujuannya agar semua calon pemain memahami isi naskah yang akan dimainkan.
  • Reading. Calon pemain membaca keseluruhan naskah sehinga dapat mengenal masing-masing peran.
  • Casting. Melakukan pemilihan peran. Tujuannya agar peran yang akan dimainkan sesuai dengan kemampuan akting pemain.
  • Mendalami peran yang akan dimainkan. Pendalaman peran dilakukan dengan mengadakan pengamatan di lapangan. Misalnya, peran itu sebagai seorang tukan jamu, lakukanlah pengamatan terhadap kebiasaan dan cara kehidupan para tukang jamu.
  • Bloking, Sutradara mengatur teknis pentas, yakni dengan cara mengarahkan dan mengatur pemain. Misalnya, dari mana seorang pemain harus muncul dan dari mana mereka berada ketika dialog dimainkan.
  • Running, Pemain menjalani latihan secara lengkap, mulai dari dialog sampai pengaturan pentas.
  • Gladi resik atau latihan terakhir sebelum pentas. Semua bermain dari awal sampai akhir melakukan latihan akhir; tanpa ada kesalahan lagi.
  • Pementasan. Semua pemain sudah siap dengan kostumnya. Dekorasi panggung sudah lengkap.