Menyajikan Peta Konsep dalam Isi Buku Fiksi/Nonfiksi

4.2/5 - (34 votes)

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu: membuat peta pikiran dari isi buku nonfiksi/ buku fiksi yang kamu baca.

 

1. Peta Konsep Isi Buku

Catatan tentang isi buku atau bacaan banyak sekali manfaatnya. Apalagi kalau kamu bermaksud membahas kembali isi bacaan itu. Kamu perlu melakukan persiapan, diantaranya berupa catatan tentang pokok-pokok isi buku yang akan didiskusikan. Catatan yang kamu buat akan lebih mudah dibahas kembali apabila disajikan dalam bentuk peta konsep.

Isi buku pada umumnya terdiri atas beberapa bab dan di dalam setiap bab terbagi pula ke dalam beberapa sub bab. Pada setiap sub-babnya juga kembali dirinci ke dalam beberapa bagian lagi. Pembahasan isi buku seperti itu akan lebih mudah apabila disajikan ke dalam suatu pemetaan yang sering disebut dengan peta konsep.

Berikut contoh-contoh penyajiaanya.

Isi Buku Apresiasi Sastra

Bab 1
Pendahuluan
1. Pengertian kesusastraan
2. Menfaat karya sastra
3. Jenis-jenis karya sastra

Bab 2
Puisi
1. Pengertian puisi
2. Karateristik puisi
3. Jenis-jenis puisi
4. Cara menulis puisi

Bab 3
Prosa
1. Pengertian prosa
2. Karateristik prosa
3. Jenis-jenis prosa
4. Cara menulis prosa

Bab 4
Drama
1. Pengertian drama
2. Karateristik drama
3. Jenis-jenis drama
4. Cara mementaskan

Bab 5
Penutup

Dengan pemetaan seperti itu, isi keseluruhan buku itu bisa tergambarkan dengan jelas; begitu pun dengan susunan dan rinciannya.

Peta konsep terhadap isi buku dapat pula disajikan sebagai berikut.

Apresiasi Sastra
1. Pendahuluan
Pengertian sastra
Manfaat karya sastra
Jenis-jenis karya sastra

Isi setiap bab dalam sebuah buku dapat lebih diperjelas dengan peta konsep seperti di atas. Satu bab disajikan dalam suatu bagan sehingga sistematikanya bisa lebih terperinci. Hubungan antar bagiannya pun akan lebih mudah dipahami.

Akan tetapi, untuk buku-buku cerita semacam novel ataupun buku kumpulan cerpen/dongeng, akan lebih mudah dipahami apabila disajikan dalam bentuk bagan alur. Dengan begitu rangkaian cerita yang ada pada buku itu akan lebih jelas dan mudah terpahami.

Misalnya ;

  • Pengenalan
  • Penanggalan peristiwa
  • Terjadinya konflik
  • Penyelesaian konflik
  • Penutup cerita

Pada setiap bagiannya itu, kemudian diisi dengan catatan-catatan ringkas. Misalnya, pada bagian pengenalan: 1) apa yang disampaikan pengarangnya, 2) gambaran tentang tokoh siapa, dan 3) dimana cerita bermula.

Pada bagian pengenalan peristiwa, perlu dicatat tentang latar belakang masalah yang dihadapi tokoh utamanya. Pada bagian konflik, diceritakan masalah yang dialami tokoh utama, penyebab, dan reaksi yang dilakukan tokoh tersebut.

2. Teknik Membaca untuk Menemukan Isi Pokok Buku

Pemahaman tentang isi suatu buku secara keseluruhan dapat terus ditingkatkan dengan latihan membaca cepat. Teknik membaca cepat dilakukan dengan gerakan mata yang menyapu halaman demi halaman suatu buku dengan kecepatan tinggi. Membaca cepat dilakukan dengan berbagai teknik. Salah satu di antaranya teknik fiksasi.

Berikut langkah-langkah membaca dengan teknik fiksasi.

  • Sediakan kertas yang diberi gambar berupa titik.
  • Gerakan tatapan mata dengan mengikuti titik-titik hitam itu secara cepat.
  • Ulangi latihan itu berkali-kali dengan titik-titik hitam yang semakin dijarankan.
  • Terapkanlah latihan itu terhadap bahan bacaan yang sesungguhnya. Bacalah halaman demi halaman bacaan itu secara cepat. Tidak setiap kata kamu baca, tetapi baris atau kata tertentu saja. Misalnya, pada baris pertama saja, baris terakhir saja, atau bagian-bagian lain yang kamu anggap penting dalam halaman itu.

Proses membaca cepat dapat dilakukan dalam berbagai teknik. Pemilihan teknik membaca bergantung pada jenis bacaannya. Bentuk zig-zag digunakan untuk teks yang sulit, bentuk spiral untuk teks yang agak sulit, dan bentuk diagonal ataupun vertikal untuk teks yang mudah, misalnya kamus ataupun surat kabar.