Menelaah dan Merevisi Teks Eksemplum Kisah Saudagar Kaya

Setelah kamu melakukan penelaahan dan perevisian teks eksemplum pada Kegiatan 2 Penyusunan Teks secara Berkelompok, pada Tugas 3 ini kamu diminta untuk menelaah dan merevisi teks “Kisah Saudagar Kaya” secara mandiri. Teks ini dikutip dari cerpen karya Enggar Widianingrum.

 

Menelaah teks eksemplum merupakan kegiatan mempelajari, mengkaji, memeriksa teks eksemplum.Teks eksemplum dapat ditealah dari segi struktur dan unsur kebahasaannya.

Struktur teks Kisah Saudagar Kaya memiliki struktur orientasi, insiden, dan interpretasi. Insiden merupakan peristiwa yang berisi persoalan yang dihadapai oleh Saudagar Kaya di dalam kehidupannya. Insiden yang dialaminya menjadi deretan persoalan yang akhirnya akan memberikan konsekuensi terhadap langkah yang ditempuhnya. Reaksi individu tokoh utama yang timbul akibat peristiwa yang dialami berisi pesan moral yang tidak terkait dengan tokoh utama, tetapi terkait dengan pendengar atau pembaca yang menjadi partisipan. Oleh karena itu, insiden ini disebut juga komplikasi. Sementara itu, interpretasi merupakan evaluasi dan akibat terhadap pilihan yang dilakukan Saudagar Kaya sehingga memberi pembelajaran pada dirinya. Bagian ini merupakan pandangan penulis terhadap peristiwa dan kejadian yang dialami pelaku dan diharapkan akan menjadi pesan moral bagi partisipan.

A. Unsur Kebahasaan

Telaah dan tulislah unsur kebahasaan teks tersebut berdasarkan unsur kebahasaan yang dimiliki teks eksemplum, yaitu penggunaan kata keterangan tempat, kata hubung, dan kalimat setara dan bertingkat. Teks eksemplum “Kisah Saudagar Kaya” memiliki unsur kebahasaan meliputi a) kata keterangan tempat, waktu , tujuan, dan cara; b) kata hubung intrakalimat dan antarkalimat; dan c) kalimat majemuk setara dan bertingkat.

Kata Keterangan Tempat, Waktu, Tujuan, dan Cara

  • Keterangan cara. Adverbia ini menambah keterangan cara pada kegiatan atau peristiwa yang terjadi. Misalnya, dengan, dan secara.
  • Keterangan tempat. Adverbia ini menambahakan keterangan tempat terjadinya suatu peristiwa atau kegiatan, yaitu di, ke, dan, dari.
  • Keterangan waktu. Adverbia ini menambahkan keterangan waktu kapan terjadinya suatu peristiwa atau kegiatan, yaitu pada, kemarin, besok, lusa, dan lain – lain.
  • Keterangan tujuan. Adverbia ini menambahkan informasi tujuan pada kalimat, misalnya untuk, supaya, dan, agar.

Beberapa contoh kata keterangan dalam teks eksemplum Kisah Saudagar Kaya antara lain sebagai berikut.

  1. Keesokan harinya, dia memerintah salah seorang tangan kanannya untuk membelikan rumah mewah di kota lain dan membelikan mobil termahal di negaranya.
  2. Tak sampai satu minggu, kedua keinginannya pun terpenuhi, saudagar itu kini mempunyai satu rumah mewah di kota lain dan mobil termahal di negaranya.
  3. Akhirnya, saudagar itu memutuskan untuk menenangkan diri dengan berlibur ke negara lain.
  4. Dua bulan berlalu dia kembali pulang dengan wajah penuh kesedihan karena dia tak menemukan kebahagiaan di negara yang dikunjungi.
  5. Akhirnya, dia memutuskan untuk menjadi orang biasa dengan meninggalkan keluarganya dan tinggal seorang diri di kota terpencil.
  6. Dalam perjalanan pulang, dia bertemu seorang pedagang asongan di pinggir jalan yang bisa tersenyum riang.
  7. Satu, dua minggu, kebahagiaan melanda hatinya yang telah lama risau. Namun, minggu selanjutnya, hati saudagar kembali risau.
  8. Namun, minggu selanjutnya, hati saudagar kembali risau.
  9. Dua bulan berlalu dia kembali pulang dengan wajah penuh kesedihan karena dia tak menemukan kebahagiaan di negara yang dikunjungi.
  10. Dalam perjalanan pulang, dia bertemu seorang pedagang asongan di pinggir jalan yang bisa tersenyum riang.
  11. Segala apa yang dia inginkan dapat dimilikinya dengan mudah tanpa perlu menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkannya.
  12. “Aku tahu kenapa, karena aku baru punya satu rumah mewah dan tak punya kendaraan pribadi untuk memudahkanku dalam bekerja!” pikirnya.
  13. Apa yang aku risaukan, hidupku ini cukup sempurna untuk ukuran seorang manusia, tapi mengapa aku tak pernah merasa bahagia.

Kata Hubung Intrakalimat dan Antarkalimat

Kata hubung yang sering juga disebut dengan kata sambung atau konjungtor memiliki peran penting dalam membangun kalimat atau paragraf di dalam sebuah teks. Kekuatan dan keterkaitan makna yang ada di dalam kata, kalimat, atau paragraf di dalam teks sangat ditentukan oleh kata hubung yang digunakan.

  • Konjungsi Antarkalimat yaitu kata yang menghubungkan antara kalimat satu degan kalimat yang lain. Sehingga konjungsi ini akan selalu dimulai dengan kalimat baru.
  • Konjungsi Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan satuan-satuan kata dengan kata, klausa dengan klausa dan frasa dengan frasa. Konjungsi intrakalimat dibagi menjadi dua yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.

Beberapa contoh kata hubung koordinatif (dan, serta, tetapi), kata hubung korelatif (baik… maupun…., tidak hanya…, tetapi juga….), dan kata hubung subordinatif (setelah, agar, sehingga). Ketiga kelompok kata hubung tersebut termasuk kategori kata hubung intrakalimat. Di dalam teks eksemplum, kata hubung yang sering digunakan antara lain dan, tetapi, karena, akan tetapi, kemudian. Kata hubung seperti kemudian berfungsi sebagai penghubung antara satu kalimat dan kalimat lain (selanjutnya). Oleh karena itu, kata hubung tersebut dikategorikan ke dalam kata hubung antarkalimat. Bebrapa kata hubung intrakalimat dan antarkalimat dalam teks Kisah Saudagar Kaya antara lain sebagai berikut.

  1. Segala apa yang dia inginkan dapat dimilikinya dengan mudah tanpa perlu menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkannya. Namun (antarkalimat) saudagar itu tak pernah merasa bahagia, dia selalu bermuram durja dan merasa hambar dalam menjalani hidupnya.
  2. Apa yang aku risaukan, hidupku ini cukup sempurna untuk ukuran seorang manusia, tetapi mengapa aku tak pernah merasa bahagia.
  3. Aku tahu kenapa, karena aku baru punya satu rumah mewah dan tak punya kendaraan pribadi untuk memudahkanku dalam bekerja!”
  4. Keesokan harinya, dia memerintah salah seorang tangan kanannya untuk membelikan rumah mewah di kota lain dan membelikan mobil termahal di negaranya.
  5. Tak sampai satu minggu, kedua keinginannya pun terpenuhi, saudagar itu kini mempunyai satu rumah mewah di kota lain dan mobil termahal di negaranya.
  6. Satu, dua minggu, kebahagiaan melanda hatinya yang telah lama risau. Namun (antarkalimat), minggu selanjutnya, hati saudagar kembali risau.
  7. Dia merasa semua itu terkesan biasa dan tak memberinya kebahagian lebih. Akhirnya (antarkalimat), saudagar itu memutuskan untuk menenangkan diri dengan berlibur ke negara lain.
  8. Dua bulan berlalu dia kembali pulang dengan wajah penuh kesedihan karena dia tak menemukan kebahagiaan di negara yang dikunjungi.
  9. Saudagar itu pun merasa kekayaannyalah yang telah membuatnya bosan dan bahagia. Akhirnya (antarkalimat), dia memutuskan untuk menjadi orang biasa dengan meninggalkan keluarganya dan tinggal seorang diri di kota terpencil. Akan tetapi (antarkalimat), kesulitan yang dialaminya menambah rasa sedih dan risau di hatinya. Bahkan (antarkalimat) kondisi ini membuatnya tak mengenal arti kebahagiaan, dia pun kembali menemui keluarganya.
  10. Dia mendekati pedagang itu dan mengajaknya bertukar pendapat.
  11. Kali ini pedagang asongan mulai angkat bicara. “perlu saudara ketahui, berdagang seperti saya untung yang paling besar bukanlah materi tapi tantangan naik turun kendaraan, berlarian, kepanasan bahkan kehujanan dalam menjajakan dagangan saya” jawabnya santai.
  12. “Tapi, mengapa saudara bisa tertawa riang seperti hidup penuh dengan kebahagiaan padahal saudara tak berlimpah harta dan hanya seorang pedagang asongan, selama ini saya selalu mencari dimana letak kebahagiaan itu padahal saya sorang saudagar kaya tak pernah kesusahan namun tetap saja saya tak pernah merasa bahagia dengan apa yang saya miliki” ceritanya.
  13. “Saudara perlu tahu, letak kebahagiaan sesungguhnya bukan pada materi saja, harta yang berlimpah atau terbatas tak selamanya membuat kita bahagia.
  14. Tak hanya itu, semua yang kita miliki tak akan pernah berarti apa pun serta membuat kita bahagia karena letak kebahagiaan yang hakiki ada pada diri kita pribadi”

B. Kalimat Majemuk Setara dan Bertingkat

Kalimat yang mengisi sebuah teks terdiri atas kalimat tunggal atau simpleks dan kalimat majemuk atau kompleks, termasuk kalimat yang digunakan dalam teks eksemplum. Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas beberapa kalimat yang setara/sederajat kedudukannya.Kalimat Majemuk Bertingkat adalah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat tunggal yang kedudukannya tidak setara/sederajat. Beberapa contoh kalimat majemuk setara antara lain sebagai berikut.

  • Namun saudagar itu tak pernah merasa bahagia, dia selalu bermuram durja dan merasa hambar dalam menjalani hidupnya.
  • Dia mendekati pedagang itu dan mengajaknya bertukar pendapat.

Contoh kalimat majemuk bertingkat antara lain sebagai berikut

  • Dua bulan berlalu dia kembali pulang dengan wajah penuh kesedihan karena dia tak menemukan kebahagiaan di negara yang dikunjungi.
  • Tanpa rasa syukur semua yang kita miliki tak akan pernah membuat kita bahagia karena kita tak akan pernah puas dengan apa yang sudah kita miliki.
  • Tak hanya itu, semua yang kita miliki tak akan pernah berarti apa pun serta membuat kita bahagia karena letak kebahagiaan yang hakiki ada pada diri kita pribadi.
  • Saudara perlu tahu, letak kebahagiaan sesungguhnya bukan pada materi saja, harta yang berlimpah atau terbatas tak selamanya membuat kita bahagia.
  • Tanpa rasa syukur semua yang kita miliki tak akan pernah membuat kita bahagia karena kita tak akan pernah puas dengan apa yang sudah kita miliki

C. Revisi

Revisi (ubah dan betulkan) pula penggunaan bahasa (ejaan, bentuk kata, dan kalimat) yang terdapat di dalam teks “Kisah Saudagar Kaya” tersebut sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang benar. Kamu dapat menggunakan Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan sebagai pedoman untuk mengerjakan butir ini.

  • Segala apa Apa pun yang dia inginkan dapat dimilikinya dengan mudah tanpa perlu menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkannya.
  • Dua bulan berlalu dia kembali pulang dengan wajah penuh kesedihan karena dia tak menemukan kebahagiaan di negara yang dikunjungi.
  • Saudagar itu pun merasa kekayaannyalah yang telah membuatnya bosan dan tidak bahagia.
  • kKenapa saudara hanya tersenyum mendengar pertanyaan saya?” tanyanya lagi.
  • pPerlu saudara ketahui, berdagang seperti saya untung yang paling besar bukanlah materi tapi tantangan naik turun kendaraan, berlarian, kepanasan bahkan kehujanan dalam menjajakan dagangan saya” jawabnya santai.