Pengertian Lari Marathon dan Teknik Dasarnya

Pengertian Lari Jarak Jauh Lari jarak jauh (Marathon) adalah cabang atletik yaitu lari jarak jauh sepanjang 42,195 meter (26 mil dan 385 yard). Lari jarak jauh (Marathon) merupakan cabang atletik tertua dalam sejarah Olimpiade kuno. Acara lari jarak jauh (Marathon) dimulai pada tahun 490 SM, ketika seorang prajurit Yunani berlari membawa berita kemenangan dari peperangan Marathon ke Athena, yang mana jaraknya sejauh 26 mil, yaitu bersamaan 41.8 kilometer. 2.1

 

Nama Marathon berasal dari legenda Pheidippides, seorang utusan Yunani. Legenda menyatakan bahwa ia dikirim dari medan perang dari Marathon ke Athena untuk mengumumkan bahwa bangsa Persia telah dikalahkan pada Pertempuran Marathon (di mana ia baru saja berjuang), yang terjadi pada bulan Agustus atau September, 490 SM. Dikatakan bahwa ia berlari jarak seluruh tanpa berhenti dan meledak dalam sidang, berseru “Νενικήκαμεν” (Nenikékamen, “Kami telah menang”.) sebelum runtuh dan mati.

Marathon merupakan salah satu cabang dari olahraga Atletik nomor Lari pada Nomor lari ini di bagi kedalam 4 macam cabang olahraga lari diantaranya adalah lari jarak pendek, lari jarak menengah (Marathon), dan lari Estafet. keempat jenis lari ini memiliki jarak tempuh yang berbeda beda dan yang memiliki jarak tempuh yang jauh dinamakan lari jarak jauh atau sering disebut juga lari Marathon.

Melakukan lari jarak jauh tidak asalkan lari namun terdapat teknik-teknik yang harus di kuasai oleh pelari, penggunaan teknik yang benar ini akan memungkinkan seorang pelari dapat menempuh jarak yang telah di tentukan bahkan dapat menjadi seorang pemenang dalam sebuah perlombaan lari jarak jauh / marathon ini. Pada lari jarak Jauh ini terdapat beberapa teknik yang harus dikuasai oleh pelari yang meliputi Teknik Start, Teknik Berlari, Teknik Pernafasan, dan Teknik Memasuki garis Finish.

Teknik Start

Dalam lari jarak jauh ini teknik start yang digunakan adalah dengan menggunakan start berdiri, dalam stert berdiri ini terdapar beberapa tahapan yang harus di kuasai oleh pelari diantranya adalah sebagai berikut:

Tahap 1

Pada tahap 1 ini merupakan tahapan persiapan yang biasanya menggunakan hitungan 1 (satu), dan dengan segera pelari bersiap dengan menghadap arah tujuan lari, dengan merendahkan lutut dan pandangan kedepan.

Tahap 2

pada Hitungan 2 (dua) tumpuan berat bedan berada pada kaki yang disimpan pada bagian depan, dan kedua lengan bersiap untuk melakukan lari.

Tahap 3

Pada Hitungan 3 (Ketiga) mulai lah berlari dengan mengayunkan kaki yang berada di belakang dengan menolakan kaki yang berada di bagian depan, dan mulai lah berlari.

Ketika melakukan teknik start berdiri ini pelari harus memperhatikan aba-aba yang di berikan oleh juri karena lari marathon ini di ikuti oleh puluhan atau bahkan ratusan orang peserta sehingga terkadang pelari tidak mendengar aba-aba yang di berikan oleh juri.

Teknik Berlari

Teknik berlari pada lari Jarak jauh ini sangatlah berbeda dengan lari jarak pendek yang mengharuskan pelari untuk berlari sekencang-kencangnya, akan tetapi pada jarak jauh pelari harus pandai dalam mengatur tempo ketika berlari hal ini bertujuan untuk mengefisiensikan tenaga agar kita tidak kehabisan tenaga sebelum menyelesaikan jarak yang harus di tempuh, pada lari jarak jauh ini pelari harus melakukan lari dengan langkah yang konstan dan tidak terlalu cepat, akan tetapi pada saat memasuki 2-1 Km terakhir pelari di usahakan untuk mengeluarkan seluruh kemampuan nya dan berlari sekencang mungkin apalagi kalau kita sedang menguasai perlombaan ini akan memungkinkan kita untuk memenangkan perlombaan.

Teknik Pernafasan

Ketika melakukan lari jarak Jauh ini teknik yang tidak kalah pentingnya adalah Teknik Pernafasan karena pernafasan ini merupakan teknik yang berfungsi untuk mempertahankan Stamina pelari, otot-otot seorang atlet ketika berlari sangatlah membutuhkan oksigen sehingga pelari akan terengah-engah ketika melakukan lari apalagi jika melakukan lari dengan intensitas tinggi. Dengan manajeman pernafasan yang baik maka akan memungkinkan seorang pelari akan dapat mengefisienkan tenaga karena dengan ini kebutuhan otot akan oksigen akan tercukupi.

Teknik pernafasan dari mulut akan akan memungkinkan oksigen (o2) yang masuk dan Karbon Dioksida (CO2) yang keluar lebih banyak jika dibandingkan dengan teknik pernafasan dari hidung, teknik pernafasan dari mulut ini juga akan memungkinkan kita lebih rileks dan santai jika dibandingkan dengan pernafasan melalui hidung, karena apabila bernafas dengan menggunakan hidung maka otot wajah akan cenderung tegang sehingga beban tubuh dan otot akan bertambah sehingga daya tahan tubuh (endurance) juga akan berkurang.

Disamping dengan teknik pernafasan menggunakan mulut seorang pelari ini juga harus menguasai tenik pengambilan nafas, untuk memungkinkan seorang pelari dapat menyelesaikan jarak yang harus di tempuh seorang pelari juga harus dapat menguasai teknik pengambilan nafas, pengambilan nafas yang baik adalah dengan bernafas dangkal dan pendek sehingga seorang pelari dapat dengan mudah untuk mengatur pernafasan.

Teknik Finish

Teknik finish merupakan terknik akhiran ketika kita melakukan perlombaan lari, pada saat kita akan memasuki garis finish seorang pelari pastinya akan berlari dengan kecepatan tinggi akan tetapi bukan hanya kecepatan saja akan tetapi teknik saat memasuki garis finish juga sangat menentukan apalagi jika kita sedang kejar-kejaran dengan pelari lain, apabila kita memasuki garis finish dada harus dibusungkan dan ketika dada akan menyentuh pita garis finish maka dengan segera dada di turunkan akan tetapi hal yang harus di perhatikan adalah jangan sekali kali menggapai pita garis finish dengan menggunakan tangan hal ini akan di nyatakan sebagai pelanggaran oleh dewan juri.