Pengertian dan Contoh Imitasi dan Identifikasi

Imitasi dan identifikasi merupakan dua bagian yang menjadi proses interaksi sosial selain dari sugesti, simpati, motivasi, dan empati. Semua proses interaksi ini dapat Anda temukan dalam ilmu sosiologi. Istilah imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial dapat diartikan sebagai kata lain dari tiruan.

 

Artinya bahwa dalam kehidupan ini kita memiliki keinginan untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain. Imitasi muncul karena adanya minat, perhatian, dan adanya sikap mengagumi terhadap seseorang. Imitasi ada karena seseorang memiliki contoh atau role model untuk ditiru.

Kenyataannya sekarang dapat kita lihat dimana banyak orang belajar untuk meniru baik itu sikap, tindakan, tingkah laku, karakter maupun kebisaan orang lain bahkan ingin hidup seperti haya hidup orang lain. Biasanya proses ini pertama kali terjadi di lingkungan keluarga, kemudian terjadi di lingkungan pergaulan dalam masyarakat.

Keinginan seseorang untuk melakukan imitasi tentu tidak terjadi dengan sendirinya semua ada alasannya. Jadi dapat kita simpulkan bahwa proses imitasi hanya terjadi jika seseorang mengagumi dan menerima apa yang akan ia tiru. Hal ini tentu saja dapat bernilai positif maupun negatif.

Faktor baik atau buruk yang terjadi pada orang yang melakukan imitasi, tergantung dari orang yang ia contoh. Jika seseorang melakukan imitasi dengan meniru orang yang baik, maka ia akan menjadi baik pula. Akan tetapi, jika ia hidup di lingkungan yang tidak baik atau tidak berpendidikan, dan ia mengagumi orang-orang seperti itu, maka pada akhirnya ia juga akan menjadi pribadi yang tidak baik. Imitasi sebagai salah satu faktor pendorong individu dalam terjadinya interaksi sosial memiliki dua macam dampak yaitu dampak positif dan negatif.

Contoh imitasi yang sifatnya positif antara lain :

  • Seorang anak yang besar di lingkungan pekerja keras, di mana ayahnya adalah seorang yang pekerja keras dan taat beribadah. Anak tersebut sangat mengagumi ayahnya sehingga ia mengimitasi sikap ayahnya dan tumbuh menjadi pekerja keras dan taat beribadah pula.
  • Seorang anak yang bergaul dengan teman-teman yang rajin belajar, pada akhirnya akan rajin belajar pula karena tindakan teman-teman sepergaulannya akan ditiru jika ia merasa apa yang dilakukan teman-temannya itu sangat baik.
  • Seorang anak yang sering menyaksikan acara sepakbola dan ingin menjadi pesepak bola, biasanya akan mengimitasi skil dari pemain sepakbola yang ia sukai.

Contoh imitasi yang negatif antara lain :

  • Anak-anak yang lahir di lingkungan keluarga yang ayahnya pemabuk akan cenderung ikut-ikitan mabuk di masa depan.
  • Anak-anak yang bergaul di lingkungan masyarakat yang tidak besekolah dan tidak menyukai pendidikan pada akhirnya akan putus sekolah pula.
  • Anak-anak yang terlalu banyak menonton acara Smack Down akan cenderung melakukan kekerasan terhadap teman-temannya yang lain.

Dari contoh di atas, kita bisa melihat bahwa pengaruh imitasi sangat besar terutama dalam masa perkembangan seorang anak. Anak kecil masih butuh meniru perilaku orang dewasa untuk menentukan sikapnya, lain halnya dengan orang dewasa yang telah menemukan jati diri sehingga tidak mudah meniru dan mengimitasi sikap-sikap negatif dari orang lain.

Identifikasi dapat terjadi pada saat proses belajar mengajar. Adapun kelebihan dari imitasi dalam interaksi sosial untuk masyarakat adalah mendorong terjadinya pemenuhan kaidah-kaidah, norma dan nilai-nilai yang ada dalam masyarakat.

Faktor pendorong lain yang ada selain imitasi, adalah identifikasi. Pengertian identifikasi adalah usaha seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi berbeda dengan imitasi. Jika imitasi bersifat tertutup, atau tidak boleh berbeda dengan figur yang ada, identifikasi meniru dan mengembangkan hal yang ditiru. Oleh karena itu identifikasi sifatnya lebih dalam dan bagus dari imitasi.

Identifikasi lebih bagus dari imitasi karenakan membantu dalam proses pembentukan kepribadian. Kepribadian akan lebih cepat terbentuk dalam proses identifikasi. Figur yang di identifikasi akan tidak sepenuhnya ditiru, orang bijak berkata “ambil yang baik, buang yang buruk” itulah identifikasi.