Menganalisis Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot

4.6/5 - (19 votes)

Anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan yang berisi kritikan. Kritikan tersebut bisa berupa permasalahan yang berkaitan dengan layanan publik atau orang-orang terkenal.

 

Kegiatan 1
Mengidentifikasi Struktur Teks Anekdot.

Anekdot memiliki pesan moral, unsur lucu, dan memiliki struktur yakni abstraksi,orientasi,krisis, reaksi, dan koda.

  • Struktur Isi dalam Teks Anekdot, yakni:

    Abstraksi berupa cerita pembuka yang akan menggambarkan awal cerita.

  • Orientasi yaitu peninjauan yang menggambarkan situasi awal cerita. Orientasi akan membangun konteks pembaca terhadap suatu cerita.
  • Krisis yaitu bagian cerita yang menggambarkan keadaan yang genting atau terjadinya
    konflik yang dialami oleh tokoh.
  • Reaksi yaitu tanggapan tokoh terhadap konflik yang muncul.
  • Koda yaitu penutup cerita atau keadaan akhir cerita.

Bacalah anekdot berikut ini, kemudian pelajarilah cara menganalisis struktur anekdot.

Aksi Maling Tertangkap CCTV

Struktur abstraksi
Seorang warga melapor kemalingan.

Struktur orientasi
Pelapor : “Pak saya kemalingan.”
Polisi : “Kemalingan apa?”
Pelapor : “Mobil, Pak. Tapi saya beruntung Pak…”

Struktur krisis
Polisi : “Kemalingan kok beruntung?”
Pelapor : “Iya pak. Saya beruntung karena CCTV merekam dengan jelas. Saya bisa melihat dengan jelas wajah malingnya.”
Polisi : “Sudah minta izin malingnya untuk merekam?”

Struktur reaksi
Pelapor : “Belum …. “ (sambil menatap polisi dengan penuh keheranan.
Polisi : “Itu ilegal. Anda saya tangkap.”

Struktur koda
Pelapor : (hanya bisa pasrah tak berdaya).

Berdasarkan contoh analisis di atas, diskusikanlah dengan teman-temanmu apa sebenarnya isi tiap bagian struktur anekdot tersebut.

Tugas
Analisislah struktur anekdot lainnya dengan menggunakan tabel berikut ini. Kerjakan di buku tugasmu.

Kereta dan Tukang Kupat Tahu

Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai siang tukang kupat tahu berdagang di SMP 4 Tasikmalaya; jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk mengambil jalan pintas menuju ke lokasi dagang selanjutnya, yakni Pasar Pancasila.

Tetapi kebetulan hari itu, dagangannya sudah habis. Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel kereta. Sesuah pembeli terakhir itu selesai, tukang kupat tahu itu membersihkan piringnya yang berwarna merah lalu mengeringkannya dengan cara dikibas-kibaskan.

Kebetulan lagi, saat itu ada kereta yang melintas. Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh, masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem keras-keras. Sangkanya ada hal darurat yang membahayakan. Lalu kereta berhenti tepat di samping tukang kupat tahu tadi.

Masinis: “Ada apa, pak?”

Tukang Kupat Tahu: “Gak ada apa-apa, pak, tinggal bumbunya saja.”

Seketika itu Masinis turun lalu memukuli tukang kupat tahu.

  • Judul : kereta dan tukang kupat tahu
  • Abstrak : Pada suatu hari, seperti biasa, dari pagi sampai siang tukang kupat tahu berdagang di SMP 4 Tasikmalaya; jam 12 siang, dia biasanya menyusuri rel kereta untuk mengambil jalan pintas menuju ke lokasi dagang selanjutnya, yakni Pasar Pancasila.
  • Orientasi : Pembeli terakhirnya membeli kupat tahu di sisi rel kereta.
  • Krisis : Melihat ada tanda merah dikibas-kibaskan dari jauh, masinis kereta itu kaget lalu menginjak rem keras-keras.
  • Reaksi : Pertanyaan Masinis, “Ada apa, pak?”
  • Koda : Seketika itu Masinis turun dari kereta dan memukuli tukang kupat tahu.