Pengertian dan Contoh Budaya Ideal

Kebudayaan ideal yang pantas disetujui, dilestarikan oleh masyarakat karena mencakup tata kelakuan dan kebiasaan yang secara formal disetujui yang diharapkan diikuti oleh banyak orang, karena mempengaruhi tingkat pengetahuan. Meliputi sistem ide / gagasan yang ada dalam pikiran manusia.

 

Tidak ada satu kebudayaan yang terintegrasi secara penuh kebudayaan ideal pasti akan bebeda dari praktek-prakteknya. Setiap kebudayaan mengesahkan bagi anggota-anggotanya cita-cita tertentu dan norma-norma tertentu. Namun karena sebuah kebudayaan telah mengesahkan norma-norma tertentu hal tersebut tidaklah berarti bahwa norma-norma tersebut selalu dipenuhi dan kemudian satu kebudayaan menekankan kepada anggota-anggotanya untuk memusatkan perhatian kepada tujuan-tujuan dan makin kurang menekankan norma-norma untuk mencapainya.

Kita semua tahu, bahwa tidak semua orang selalu melakukan sesuai dengan patokan-patokan yang mereka akui. Apabila setiap warga selalu mengikuti norma yang berlaku, maka tidak perlu ada pembatasan-pembatasan langsung atau tidak langsung. Sebagian dari pola-pola kita yang ideal berbeda dari perilaku sebenarnya, karena yang ideal itu dikesampingkan oleh cara yang telah dibiasakan oleh masyarakat.

Pola-pola ideal yang lain mungkin belum pernah menjadi pola kelakuan yang diikuti dan karena itu mungkin hanya menggambarkan apa yang digambarkan oleh warga masyarakat. Dengan demikian kebudayaan diancam disorganisasi sampai mungkin mencapai suatu keadaan yang dinamakan Durkhen-anomi atau keadaan tanpa norma.

Contoh Pola budaya yang ideal

Seperti yang kami sebutkan diatas jika dalam setiap masyarakat, dikembangkan sejumlah pola – pola budaya yang ideal dan pola ini cenderung diperkuat dengan adanya pembatsan – pembatasan. Pembatasan kebudayaan terbagi menjadi dua jenis yaitu pembatasan langsung dan tidak tidak langsung.

Pembatasan langsung terjadi ketika kita mencoba melakukan suatu hal yang menurut kebiasaan dalam kebudayaan kita merupakan hal yang tidak lazim atau bahkan hal yang dianggap melanggar tata kesopanan atau yang ada. Contoh : misal seseorang datang ke kampus dengan pakaian tidak pantas maka secara langsung orang tersebut akan ditegur oleh dosen.

Pembatasan tidak langsung, aktivitas yang dilakukan oleh orang yang melanggar tidak dihalangi atau dibatasi secara langsung akan tetapi kegiatan tersebut tidak akan mendapat respons atau tanggapan dari anggota kebudayaan yang lain karena tindakan tersebut tidak dipahami atau dimengerti oleh mereka. Contoh : seseorang belanja di pasar tradisional menggunakan bahasa inggris, tidak ada yang melarang tetapi ia tidak akan dilayani karena tidak ada yang mengerti.