Pengertian dan Alur Distribusi Berkelanjutan

Pemasaran berkelanjutan (Sustainable Marketing) menekankan pada aktivitas pemasaran yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan, yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan pelaku bisnis atau perusahaan pada saat ini juga pada saat yang bersamaan tetap menjaga dan meningkatkan kemampuan generasi mendatang untuk dapat memenuhi kebutuhan mereka.

 

Perbandingan konsep pemasaran berkelanjutan (sustainable marketing concept) dengan konsep lainnya. Bahwa konsep pemasaran (marketing concept) menekankan kepada kebutuhan konsumen dan bisnis pada saat ini, lalu konsep pemasaran kemasyarakatan (societal marketing concept) penekanan lebih kepada kebutuhan konsumen di masa datang, dan konsep perencanaan strategis menekankan kepada kebutuhan bisnis di masa datang, sedangkan konsep pemasaran berkelanjutan menekankan kepada kebutuhan konsumen dan bisnis di masa datang.

Untuk dapat melaksanakan pemasaran berkelanjutan (sustainable marketing) dengan baik, produsen dan konsumen harus dapat melakukan aksi nyata yang dapat mendukung terciptanya kondisi ekonomi dan sosial yang sehat. Semua ini dapat dicapai dengan melibatkan semua elemen masyarakat.

Kotler dan Armstrong menyebut ada dua gerakan akar rumput yang utama yang dapat mendukung semua ini terjadi, yaitu:

Consumerism

Merupakan gerakan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam memperbaiki hak dan kekuatan pembeli dalam hubungannya dengan pihak penjual. Dalam kaitannya dengan hal ini, konsumen mempunyai hak untuk menolak produk yang ditawarkan produsen, dan mereka juga mempunyai tanggung jawab untuk melindungi diri mereka dari produk yang tidak ramah terhadap pengguna dan lingkungan. Hal ini dapat dicapai salah satunya dengan cara lebih banyak menggunakan transportasi publik dalam aktivitas sehari-hari atau menggunakan alat transportasi yang ramah lingkungan seperti sepeda.

Environmentalism

Merupakan gerakan terorganisir yang melibatkan pemerintah dan masyarakat untuk melindungi dan meningkatkan lingkungan hidup masyarakat saat ini dan di masa datang. Gerakan ini bukan gerakan melawan pemasaran dan konsumsi, tetapi lebih kepada menuntut masyarakat dan produsen untuk lebih menghargai lingkungan.

Hal ini sudah banyak dilakukan di masyarakat dengan adanya gerakan diet kantong plastik, dengan cara membawa kantong belanja pribadi, botol minum sendiri serta membeli produk-produk yang dihasilkan dari produsen yang berproduksi ramah lingkungan, seperti produk-produk organik.

Pada awalnya perusahaan merasa bahwa konsep pemasaran berkelanjutan ini tidak penting, tapi saat ini, banyak perusahaan yang telah menerapkan prinsip pemasaran berkelanjutan karena ingin memberikan nilai terbaik bagi konsumen serta membina hubungan baik dengan konsumennya. Setidaknya, ada lima prinsip pemasaran berkelanjutan yang dapat menjadi pedoman bagi perusahaan yang akan menerapakan konsep ini.

Consumer-Oriented Marketing

Perusahaan harus menjalankan aktivitas pemasarannya berdasarkan sudut pandang konsumen. Dengan menghasilkan produk yang ramah bagi konsumen dan dapat memenuhi kebutuhan mereka, maka perusahaan dapat menjaga hubungan baik jangka panjang dengan konsumennya.

Customer-Value Marketing

Perusahaan harus menanamkan investasi terbesarnya pada pemasaran yang membangun nilai konsumen. Bahwa dengan memasarkan produk yang mempunyai nilai tinggi dimana didalamnya termasuk meningkatkan kualitas hidup konsumennya, maka konsumen akan memberikan nilai lebih kepada perusahaan.

Innovative Marketing

Membutuhkan pencarian yang berkesinambungan dari perusahaan dalam meningkatkan produk dan pemasarannya. Dengan selalu berinovasi dalam menghasilkan produknya, maka perusahaan tidak akan kehilangan pangsa pasarnya.

Sense of mission Marketing

Perusahaan harus dapat mendefinisikan misi perusahaan ke dalam konteks sosial dibandingkan produk. Apabila perusahaan dapat menetapkan misi yang lebih ramah secara sosial, maka semua elemen perusahaan termasuk karyawan akan merasa bahwa pekerjaan mereka memiliki makna yang tinggi.

Societal Marketing

Perusahaan harus dapat membuat keputusan perusahaan dengan mempertimbangkan keinginan konsumen, permintaan perusahaan, ketertarikan konsumen jangka panjang, dan ketertarikan masyarakat jangka panjang. Dengan memahami kebutuhan sosial masyarakat dan menjadikannya sebagai bagian dari aktivitas perusahaan, maka perusahaan akan dapat menjadikan permasalahan sosial sebagai peluang.