Mengidentifikasi Alur Cerita, Babak Demi Babak, dan Konflik dalam Drama yang Dibaca atau Ditonton

3.6/5 - (52 votes)

Di bagian ini kamu akan memahami struktur drama yang dibaca atau ditonton dan mengidentifikasi unsur-unsur drama.

 

Pernahkah kamu mementaskan sebuah drama di sebuah gedung atau di depan kelas? Mementaskan drama dapat membuat kita mengenal berbagai macam karakter. Meskipun karakter yang dimunculkan dalam sebuah drama adalah karakter rekaan atau khayalan penulis, ada juga karakter berdasarkan kisah nyata terutama pada naskah drama. Hal itu tentu saja diceritakan sesuai dengan kisah asli hidupnya.

Kegiatan 1

Memahami Struktur Drama yang Dibaca atau Ditonton

Seperti teks lainnya, drama terdiri atas bagian-bagian yang tersusun secara sistematis. Susunan bagian-bagian drama tersebut sebenarnya merupakan salah unsur drama pula, yakni yang biasa disebut dengan alur.

Seperti juga bentuk-bentuk sastra lainnya, sebuah cerita drama pun harus bergerak dari suatu permulaan, melalui suatu bagian tengah, menuju suatu akhir. Ketiga bagian itu diapit oleh dua bagian penting lainnya, yakni prolog dan epilog.

  1. Prolog merupakan kata-kata pembuka, pengantar, ataupun latar belakang cerita, yang biasanya disampaikan oleh dalang atau tokoh tertentu.
  2. Epilog adalah kata-kata penutup yang berisi simpulan ataupun amanat tentang isi keseluruhan dialog. Bagian ini pun biasanya disampaikan oleh dalang atau tokoh tertentu.

Selain kedua hal di atas, dalam drama terdapat dialog. Dialog dalam drama meliputi bagian orientasi, komplikasi, dan resolusi (denouement). Bagian-bagian itu terbagi dalam babak-babak dan adegan-adegan. Satu babak biasanya mewakili satu peristiwa besar dalam dialog yang ditandai oleh suatu perubahan atau perkembangan peristiwa yang dialami tokoh utamanya. Adapun adegan hanya melingkup satu pilihan-pilihan dialog antara beberapa tokoh.

Orientasi berisi tentang memperkenalkan para tokoh, menyatakan situasi sesuatu cerita, mengajukan konflik yang akan dikembangkan dalam bagian utama cerita tersebut, dan ada kalanya membayangkan resolusi yang akan dibuat dalam cerita itu.

Komplikasi atau bagian tengah cerita, mengembangkan konflik. Contoh pelaku utama menemukan rintangan-rintangan antara dia dan tujuannya, dan berjuang untuk menanggulangi rintangan-rintangan ini.

Resolusi hendaklah muncul secara logis dari apa-apa yang telah mendahuluinya di dalam komplikasi. Titik batas yang memisahkan komplikasi dan resolusi adalah klimaks (turning point). Pada klimaks perubahan nasib sang tokoh sangat menentukan. Kepuasan para penonton terhadap suatu cerita tergantung pada sesuai-tidaknya perubahan itu dengan yang mereka harapkan.

Pengarang dapat mempergunakan teknik flashback atau sorot balik untuk memperkenalkan penonton dengan masa lalu sang pahlawan, menjelaskan suatu situasi, atau untuk memberikan motivasi bagi aksiaksinya.

Perhatikan contoh teks berikut!

Panembahan Reso
karya W.S. Rendra

Di rumah Panembahan Reso. Pagi hari. Ada Aryo Lembu, Aryo Jambu, Aryo Bambu, Aryo Sumbu, Aryo Sekti, Ratu Dara, dan Panembahan Reso.

Sekti
Panembahan Reso, jadi saya datang kemari untuk mengantar teman-teman Aryo, yang dulu diutus oleh almarhum Sri Baginda Raja Tua untuk keliling kadipaten-kadipaten, menghadap kepada Anda.

Reso
Selamat datang, para Aryo. Kedatangan Anda di ibu kota sangat kami nantikan. Terutama oleh Sri Baginda Maharaja.

Lembu
Sebelum menghadap Sri Baginda Raja.

Sekti
Maaf, Maharaja, bukan Raja.

Lembu
Ah, ya! Ampun seribu ampun! Sebelum kami menghadap Sri Baginda Maharaja, kami lebih dahulu menghadap Anda dan juga Sri …. Ratu Dara?

Sekti
Ya, betul! Sri Ratu Dara!

Lembu
Oh! Kami lebih dahulu menghadap Anda dan Sri Ratu Dara, untuk lebih meyakinkan diri bahwa kami tidak akan membuat kesalahan yang sama sekali tidak kami maksudkan.

Bambu
Selama kami pergi bertugas, telah banyak terjadi perubahan dengan menurut cara yang sah. Kami akan menyesuaikan diri dengan perubahan ini.

Jambu
Pendeknya, kami mengakui kedaulatan Sri Baginda Maharaja Gajah Jenar dan tunduk kepada semua keputusan yang telah disabdakan oleh Sri Baginda.

Sumbu
Kami telah menjalankan tugas yang justru kami anggap penting untuk mempertahankan keutuhan kerajaan. Sekarang kami tetap patuh dan bersedia untuk membela keutuhan kerajaan di bawah naungan Sri Baginda Maharaja Gajah Jenar.

Reso
Bagus! Bagus! Dengan cepat saya bisa mengumpulkan bahwa Anda berempat abdi Raja yang tahu diri dan tahu akan kewajiban. Bagus. Bagus. Sri Baginda pasti akan ikhlas menerima bakti Anda semua.

Jambu
Syukurlah kalau begitu. Kami juga sangat berterima kasih kepada Sri Baginda karena beliau telah memberikan perhatian besar kepada para istri kami. Bagaimanakah keadaan mereka? Saya sendiri sudah merasa sangat kangen dengan istri saya, setelah sekian lama dipisahkan oleh tugas demi kerajaan.

Reso
Jangan khawatir. Keadaan mereka sangat mewah dan sejahtera. Mereka dibawa ke istana demi keamanan mereka sendiri. Jangan sampai mereka menjadi korban dari pancaroba perubahan. Nanti setelah Anda menghadap Maharaja, pasti istri Anda akan diantar ke rumah kembali. Sri Ratu Dara dan Sri Ratu Kenari selalu bermain-main dengan mereka.

Dara
Kami sering bermain bersama sampai agak larut malam. Kami saling
bercerita tentang pengalaman hidup masing-masing.

Jambu
Sungguh kami sangat berutang budi untuk kebaikan hati semacam itu.

Reso
Jadi, kerajaan dalam keadaan kurang lebih utuh!

Lembu
Begitulah. Kecuali keadaan di Tegalwurung! Panji Tumbal berhasil ditawan oleh Pangeran Kembar. Pangeran Bindi menduduki seluruh Kadipaten Tegalwurung dan menyatakan menentang kedaulatan Maharaja kita, Berta menobatkan dirinya sendiri menjadi Raja. Pangeran Kembar mendukungnya.

Reso
Hm! Ini bukan persoalan remeh.

Dara
Ia bukan putra tertua dari almarhum Sri Baginda Raja yang dulu.

Reso
Atas dasar kekuatan! Setiap orang yang merasa dirinya kuat boleh saja menobatkan dirinya menjadi Raja. Seperti juga Raja yang dulu mendirikan kerajaan ini. Tinggal soalnya apakah ia akan bisa membuktikan bahwa dirinya benar-benar yang terkuat di seluruh negara. Bisa tidak ia menundukkan semua tandingan yang ada.

Dara
Jadi, ia menantang kekuasaan Maharaja kita!

Reso
Sanggupkah maharaja kita menyingkirkan dia atau sanggupkah dia menyingkirkan maharaja kita? Itu saja persoalannya.

Bambu
Dengan dukungan Anda sebagai pemangku, maharaja kita pasti akan bisa menumpas tandingannya, di Tegalwurung!

Jambu
Besar kepercayaan kami kepada Anda untuk bisa mengatasi keadaan ini, Panembahan.

Lembu
Dari sejak masih tinggal di istana, Pangeran Bindi sangat mengerikan tingkah lakunya. Tanpa ragu-ragu saya akan membantu Anda untuk membela maharaja kita.

Reso
Aryo Sumbu, apakah Anda juga mempunyai kemantapan seperti itu?

Sumbu
(Jelas dan tegas) Ya, Panembahan!

Reso
Setelah Anda semua beristirahat beberapa hari, bantulah Sri Baginda untuk memerangi para pemberontak. Anda semua mempunyai pengalaman yang luas di dalam pertempuran.

Lembu
Di bawah pimpinan Anda kami semua patuh dan setia.

Reso
Silakan pulang dulu dan nanti sore menghadap Maharaja di Istana. (Keempat Aryo mohon diri lalu keluar.)

Sekti
Pengaruh Anda terhadap para Aryo, para Panji, dan para Senapati sungguh sangat besar. Memang hanya Anda yang bisa menyelamatkan kerajaan dari
bencana-perpecahan. Sekarang saya pamit dulu, Panembahan. Di rumah saya ada tamu yang menginap. Setelah minum kopi sore hari dengan tamu itu, saya akan menghadap maharaja ke istana.

Reso
Apakah kamu itu akan tinggal lama di rumah Anda?

Sekti
Seperti biasanya, agak lama juga. Salam, Ratu Dara. Salam, Panembahan (pergi).

Dara
Anakku seorang diri tak akan bisa mempertahankan takhtanya.

Reso
Itulah sebabnya kita harus membantu Baginda.

Dara
Maharaja boneka itu mulai memuakkan saya.

Reso
Tidak baik berkata begitu sementara Baginda ialah darah dagingmu sendiri.

Dara
Panembahan suamiku, ternyata Anda begitu kuat dan kuasa, kenapa Anda tidak ingin menjadi raja?

Reso
Hahahaha! Apa kurang enaknya menjadi orangtua dan pemangku.

Teks yang telah kamu baca itulah yang dinamakan dengan drama. Kata tersebut berasal dari bahasa Yunani draomai yang berarti ‘berbuat, berlaku, bertindak, beraksi, dan lain sebagainya’. Drama berarti ‘perbuatan, tindakan atau action’. Drama dapat pula diartikan sebagai sebuah lakon atau cerita berupa kisah kehidupan dalam dialog dan lakuan tokoh yang berisi konflik.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), drama memiliki beberapa pengertian. Pertama, drama diartikan sebagai syair atau prosa yang menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, cerita atau kisah yang melibatkan konflik atau emosi, yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Pengertian lain, drama adalah kisah kehidupan manusia yang dijelaskan di pentas berdasarkan naskah, melalui percakapan, gerak laku, unsur-unsur pembantu (dekor, kostum, rias, lampu, musik), dan disaksikan oleh penonton.

Terdapat beberapa bentuk drama, di antaranya, adalah sebagai berikut.
1. Berdasarkan bentuk sastra cakapannya
a. Drama puisi, yaitu drama yang sebagian besar cakapannya disusun dalam bentuk puisi atau menggunakan unsur-unsur puisi.
b. Drama prosa, yaitu drama yang cakapannya disusun dalam bentuk prosa.

2. Berdasarkan sajian isinya
a. Tragedi (drama duka), yaitu drama yang menampilkan tokoh yang sedih atau muram, yang terlibat dalam situasi gawat karena sesuatu yang tidak menguntungkan. Keadaan tersebut mengantarkan tokoh pada keputusasaan dan kehancuran. Dapat juga berarti drama serius yang melukiskan pertikaian di antara tokoh utama dan kekuatan yang luar biasa, yang berakhir dengan malapetaka atau kesedihan.
b. Komedi (drama ria), yaitu drama ringan yang bersifat menghibur, walaupun selorohan, di dalamnya dapat bersifat menyindir, dan yang berakhir dengan bahagia.
c. Tragikomedi (drama dukaria), yaitu drama yang sebenarnya menggunakan alur dukacita tetapi berakhir dengan kebahagiaan.

3. Berdasarkan kuantitas cakapannya
a. Pantomim, yaitu drama tanpa kata-kata
b. Minikata, yaitu drama yang menggunakan sedikit sekali kata-kata.
c. Dialog-monolog, yaitu drama yang menggunakan banyak katakata.

4. Berdasarkan besarnya pengaruh unsur seni lainnya
a. Opera, yaitu drama yang menonjolkan seni suara atau musik.
b. Sendratari, yaitu drama yang menonjolkan seni drama dan tari.
c. Tablo, yaitu drama tanpa gerak atau dialog.

5. Bentuk-bentuk lain
a. Drama absurd, yaitu drama yang sengaja mengabaikan atau melanggar konversi alur, penokohan, dan tematik.
b. Drama baca, naskah drama yang hanya cocok untuk dibaca, bukan dipentaskan.
c. Drama borjuis, drama yang bertema tentang kehidupan kaum bangsawan (muncul abad ke-18).
d. Drama domestik, drama yang menceritakan kehidupan rakyat biasa.
e. Drama duka, yaitu drama yang khusus menggambarkan kejahatan atau keruntuhan tokoh utama.
f. Drama liturgis, yaitu drama yang pementasannya digabungkan dengan upacara kebaktian gereja (di Abad Pertengahan).
g. Drama satu babak, yaitu lakon yang terdiri atas satu babak, berpusat pada satu tema dengan sejumlah kecil pemeran gaya, latar, serta pengaluran yang ringkas.
h. Drama rakyat, yaitu drama yang timbul dan berkembang sesuai dengan festival rakyat yang ada (terutama di perdesaan).

Tugas
1. Jawablah pertanyaan berikut dengan singkat!
a. Unsur-unsur drama meliputi apa saja?
b. Adakah unsur yang berbeda pada drama dengan karya sastra yang lain, seperti novel?

2. Kerjakan latihan berikut sesuai dengan instruksinya!
a. Perhatikanlah dengan baik teks drama di atas yang akan dibacakan/diperankan oleh teman-teman kamu. Bersamaan dengan itu, catatlah hal-hal penting yang ada di dalamnya, terutama berkaitan dengan unsur-unsur intrinsiknya!

b. Secara berkelompok, diskusikanlah naskah drama di bawah ini berdasarkan aspek-aspek berikut:
a. latar,
b. alur,
c. penokohan, dan
d. tema/amanatnya.
c. Sajikanlah pendapat kelompokmu itu di depan kelas untuk ditanggapi oleh kelompok lain!

Contoh Jawaban

1. Pada jawaban ini, peserta didik menentukan unsur-unsur yang ada dalam drama.
a. Unsur-unsur drama ialah unsur intrinsik dan ekstrinsik. Intrinsik meliputi tema, alur, latar, penokohan, dialog, konflik, dan amanat. Sementara itu, unsur ekstrinsik ialah unsur yang memengaruhi sebuah cerita. Misalnya, faktor ekonomi, sosial, politik, budaya, dan pendidikan.

b. Salah satu unsur yang menjadi pembeda dengan karya sastra lain dari drama ialah adanya dialog (percakapan antartokoh).

2. Pada jawaban ini, peserta didik menemukan dan mencermati teks drama yang disajikan/dibacakan di depan kelas. Kemudian, peserta didik lain mencatat hal-hal penting yang terdapat dalam teks drama tersebut meliputi tema, alur, penokohan, dan amanatnya.