Cara Menceritakan Pengalaman supaya Menarik

Dalam menceritakan pengalaman harus menggunakan pilihan kata yang tepat dan kalimat yang menarik. Penulisannya juga harus diceritakan secara runtut dan jelas. Dengan demikian, orang lain akan tertarik mendengarkannya. Salah satu caranya, ungkapkan dengan kalimat-kalimat yang menarik. Kalimat yang menarik dapat kamu buat dengan menggunakan gaya bahasa. Gaya bahasa tersebut misalnya pleonasme, tautologi, metafora, dan lain sebagainya.

 

Contoh:

  1. Wah, bukan main senang hatiku!
    Kalimat tersebut berasal dari kalimat Aku senang sekali.
    Kalimat Aku senang sekali memang kurang menarik. Agar menarik,
    kalimat tersebut diberi kata seru dan penegasan.
  2. Agar kalimat lebih menarik, kamu bisa menggunakan majas atau ungkapan untuk menceritakan pengalaman. Tidak saya duga dan tidak saya sangka, saya melihat lautan lumpur menenggelamkan pabrik, sawah, dan rumah penduduk.
  3. Cerita pengalaman menggunakan kalimat efektif. Semua kalimat saling berhubungan untuk membentuk sebuah cerita.

Ikuti langkah-langkah berikut agar dapat menceritakan pengalaman dengan baik.

1. Mendata pokok-pokok cerita pengalaman.
a. Pengalaman yang diceritakan.
b. Waktu peristiwa terjadi.
c. Tempat peristiwa terjadi.
d. Proses peristiwa terjadi.
e. Alasan peristiwa terjadi.

2. Menyusun pokok-pokok cerita menjadi kalimat.

3. Menceritakan pengalaman berdasarkan rangkaian cerita. Perhatikan hal-hal berikut agar cerita tersebut menarik.

a. Pilihan kata. Pilihan kata yang baik yaitu kata yang mudah dipahami, biasa digunakan sehari-hari, dan maksudnya dapat dimengerti oleh orang lain.
b. Penggunaan kalimat efektif. Kalimat efektif merupakan kalimat yang tepat penggunaannya dan tidak ambigu.
c. Kelengkapan pokok-pokok cerita.
d. Intonasi dan tekanan. Intonasi merupakan lagu kalimat.
e. Volume suara. Volume suara berkaitan dengan tinggi rendah dan keras lemahnya suara.
f. Pelafalan kata dan kalimat. Pelafalan berkaitan dengan pengucapan kata atau kalimat.
g. Ekspresi dan gerak. Ekspresi berkaitan dengan mimik, raut muka, dan gesture (gerak anggota badan) yang kamu gunakan pada saat bercerita.

Setiap orang memiliki pengalaman, baik pengalaman yang menggembirakan, menyedihkan, maupun mengecewakan. Pengalaman tersebut menjadi menarik jika diceritakan kepada orang lain. Simaklah contoh cerita pengalaman dari seorang temanmu berikut ini!

Perjalanan Penuh Lumpur

Saat liburan sekolah saya diajak ayah berlibur ke Malang, Jawa Timur. Saya memperoleh kesempatan ini setelah berjuang membanting tulang. Saya harus berjuang masuk SMP favorit di kotaku barulah ayah mengajakku berlibur ke Malang. Perjuanganku tidak sia-sia karena SMP favorit ada di tanganku. Akhirnya, ayah membayar niat yang diucapkannya. Pucuk dicinta ulam tiba. Malang, saya datang! Wah, bukan main senang hatiku!

Perjalanan yang kami tempuh begitu melelahkan, tetapi saya tetap bersemangat. Mobil meraung-raung kecapaian karena sudah berjalan jauh. Ayah memutuskan untuk singgah di restoran dan beristirahat. Setelah beristirahat, perjalanan dilanjutkan. Namun, perjalanan macet ketika melewati jalan tol di Sidoarjo. Tidak saya duga dan tidak saya sangka, saya melihat lautan lumpur menenggelamkan pabrik, sawah, dan rumah penduduk.

Saya sedih melihat peristiwa itu. Lumpur itu merusak lingkungan sekitar. Saya melihat para penduduk sedang bekerja keras untuk mengumpulkan sisa barang dari dalam rumah mereka. Mereka kehilangan harta benda dan pekerjaan. Saya juga melihat tenda-tenda didirikan di pinggir jalan. Kasihan sekali mereka. Bahkan, saya mendengar suara jeritan anak-anak yang melengking karena kelaparan dan kesakitan.