Pengaruh Adanya Pusat Pertumbuhan

4.5/5 - (2 votes)

Pusat pertumbuhan dapat terbentuk di suatu wilayah. Terbentuknya pusat pertumbuhan dapat terjadi secara alami atau dengan perencanaan. Istilah pertumbuhan dalam geografi yang dimaksud, yaitu pertumbuhan pembangunan, baik pembangunan fisik wilayah maupun pembangunan sosial budaya.

 

Dalam kerangka pendekatan perwakilan, Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa wilayah pembangunan. Setiap wilayah pembangunan mempunyai sebuah kota yang menjadi pusat pertumbuhan yang disebut juga kutub pertumbuhan (growth pole).

Teori Pusat Pertumbuhan

Teori pusat pertumbuhan dikemukakan oleh Boudeville. Menurut Boudeville (ahli ekonomi Prancis), pusat pertumbuhan adalah sekumpulan fenomena geografis dari semua kegiatan yang ada di permukaan Bumi. Suatu kota atau wilayah kota yang mempunyai industri populasi yang kompleks, dapat dikatakan sebagai pusat pertumbuhan. Industri populasi merupakan industri yang mempunyai pengaruh yang besar (baik langsung maupun tidak langsung) terhadap kegiatan lainnya.

Beberapa teori mengenai pusat pertumbuhan atau perkembangan wilayah berikut.

Teori Polarisasi Ekonomi

Teori polarisasi ekonomi dikemukakan oleh Gunar Myrdal. Menurut Myrdal, setiap daerah mempunyai pusat pertumbuhan yang menjadi daya tarik bagi tenaga buruh dari pinggiran. Pusat pertumbuhan tersebut juga mempunyai daya tarik terhadap tenaga terampil, modal, dan barang-barang dagangan yang menunjang pertumbuhan suatu lokasi. Demikian terus-menerus akan terjadi pertumbuhan yang makin lama makin pesat atau akan terjadi polarisasi pertumbuhan ekonomi (polarization of economic growth).

Teori polarisasi ekonomi Myrdal ini menggunakan konsep pusat-pinggiran (coreperiphery). Konsep pusat-pinggiran merugikan daerah pinggiran, sehingga perlu diatasi dengan membatasi migrasi (urbanisasi), mencegah keluarnya modal dari daerah pinggiran, membangun daerah pinggiran, dan membangun wilayah pedesaan.

Teori Kutub Pertumbuhan

Konsep kutub pertumbuhan (growth pole concept) dikemukakan oleh Perroux, seorang ahli ekonomi Prancis (1950). Menurut Perroux, kutub pertumbuhan adalah pusat-pusat dalam arti keruangan yang abstrak, sebagai tempat memancarnya kekuatankekuatan sentrifugal dan tertariknya kekuatan-kekuatan sentripetal.

Pembangunan tidak terjadi secara serentak, melainkan muncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Kutub pertumbuhan bukanlah kota atau wilayah, melainkan suatu kegiatan ekonomi yang dinamis. Hubungan kekuatan ekonomi yang dinamis tercipta di dalam dan di antara sektor-sektor ekonomi.

Contoh: Industri baja di suatu daerah akan menimbulkan kekuatan sentripetal, yaitu menarik kegiatan-kegiatan yang langsung berhubungan dengan pembuatan baja, baik pada penyediaan bahan mentah maupun pasar. Industri tersebut juga menimbulkan kekuatan sentrifugal, yaitu rangsangan timbulnya kegiatan baru yang tidak berhubungan langsung dengan industri baja.

Teori Tempat Sentral

Teori tempat sentral dikemukakan oleh Walter Christaller (1933), seorang ahli geografi dari Jerman. Teori ini didasarkan pada lokasi dan pola persebaran permukiman dalam ruang. Dalam suatu ruang kadang ditemukan persebaran pola permukiman desa dan kota yang berbeda ukuran luasnya.

Teori pusat pertumbuhan dari Christaller ini diperkuat oleh pendapat August Losch (1945) seorang ahli ekonomi Jerman. Keduanya berkesimpulan, bahwa cara yang baik untuk menyediakan pelayanan berdasarkan aspek keruangan dengan menempatkan aktivitas yang dimaksud pada hierarki permukiman yang luasnya meningkat dan lokasinya ada pada simpul-simpul jaringan heksagonal.

Lokasi ini terdapat pada tempat sentral yang memungkinkan partisipasi manusia dengan jumlah maksimum, baik mereka yang terlibat dalam aktivitas pelayanan maupun yang menjadi konsumen dari barang-barang yang dihasilkannya. Tempat-tempat tersebut diasumsikan sebagai titik simpul dari suatu bentuk geometrik berdiagonal yang memiliki pengaruh terhadap daerah di sekitarnya. Hubungan antara suatu tempat sentral dengan tempat sentral yang lain di sekitarnya membentuk jaringan sarang lebah.

Fungsi Pusat Pertumbuhan

Bagian-bagian dari wilayah di permukaan bumi itu tidak tumbuh bersama-sama secara teratur, tetapi disengaja atau tidak disengaja ada bagian-bagian yang tumbuh dan maju atau berkembang lebih cepat dari bagian lain. Cepatnya pertumbuhan di tempat ini dapat menjadi pendorong bagi bagian lain yang tingkat pertumbuhannya kurang cepat.

Secara umum fungsi pusat pertumbuhan, yaitu sebagai berikut.

  1. Memudahkan koordinasi dan pembinaan.
  2. Melihat perkembangan wilayah maju atau mundur.
  3. Meratakan pembangunan di seluruh wilayah.

Pengaruh kemajuan pusat pertumbuhan tersebut akan terlihat seperti berikut:

  1. Menyebabkan akulturasi dan asimilasi nilai budaya akibat mobilitas penduduk, baik yang melalui migrasi maupun pertambahan alami dari berbagai latar belakang budaya
  2. Membuka arus informasi dan komunikasi yang akan mempercepat pertumbuhan daerah tersebut
  3. Membuka lapangan pekerjaan yang banyak dan luas sehingga meningkatkan taraf hidup masyarakat dan status sosial mereka

Pengaruh Pusat Pertumbuhan terhadap Perubahan Lingkungan

Pusat pertumbuhan berpengaruh terhadap hal-hal berikut.

  1. Pemusatan dan persebaran sumber daya alam, pengaruhnya terhadap hal berikut.
    a) Pusat sumber daya alam dan sumber daya manusia.
    b) Daerah untuk mengoptimalisasikan eksploitasi sumber daya yang ada di daerah.
    c) Wilayah untuk mengkoordinasikan sumber daya yang tersebar di sekitar-nya.
    d) Sebagai inti pengembangan sumber daya yang ada di daerah sekitarnya.
  2. Perkembangan ekonomi, pengaruhnya terhadap hal berikut:
    a) Perkembangan ekonomi di daerah sekitarnya.
    b) Meningkatkan pendapatan per kapita penduduk di daerah sekitar.
    c) Memunculkan berbagai fasilitas ekonomi, seperti pabrik, bank, bursa saham, dan gudang.
    d) Memunculkan berbagai lapangan pekerjaan.
  3. Perubahan sosial budaya masyarakat, pengaruhnya terhadap hal berikut.
    a) Terjadinya akulturasi dan asimilasi berbagai budaya dalam masyarakat.
    b) Menyebabkan pergeseran nilai masyarakat dan paguyuban menjadi patembayan.
    c) Menyebabkan pertumbuhan penduduk meningkat secara pesat.

Kaitan Wilayah Pusat Pertumbuhan dan Pengaruh Pusat Pertumbuhan

  1. Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan Terhadap Pemusatan dan Persebaran Sumber Daya
    Kemunculan pusat pertumbuhan akan menarik jumlah tenaga kerja yang banyak, dapat dilihat dari arus mobilitas dan migrasi penduduk dari desa ke kota maupun antarprovinsi. Arus migrasi penduduk dari pedesaan menuju kota besar maupun kota kecil di Indonesia, menunjukkan angka yang terus meningkat sejalan dengan pesatnya pertumbuhan kota.
  2. Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan Terhadap Perkembangan Ekonomi
    Terjadinya peluang kerja di berbagai sektor yang relatif terbuka dan adanya gerakan arus barang agar membawa dampak terjadinya peluang kerja di berbagai sektor yang relatif terbuka. Adanya gerakan arus barang agar membawa dampak terhadap alat transportasi, perhubungan, perdagangan, perkantoran, jasa, dan lain-lainnya.
    Contoh: Meningkatkan kebutuhan masyarakat terhadap fasilitas transportasi seperti mobil telah memacu tumbuhnya pemasaran alat-alat transportasi dan sarana perbekalan.
    Bertambah padatnya jumlah penduduk wilayah tersebut maupun pertambahan alami akan memacu tumbuhnya sarana-sarana dan fasilitas pemukiman, pemasaran, hiburan, kesehatan, dan lain-lain. Sektor-sektor ekonomi yang bersifat nonformal pun dapat ditempuh dan berkembang dengan pesat seiring bertambahnya penduduk dan meningkatnya pendapatan masyarakat. Misalnya, munculnya rumah- rumah kos dan kontrakan, perbengkelan, dan perdagangan kaki lima.
  3. Pengaruh Pusat-pusat Wilayah Pertumbuhan di Bidang Sosial dan Lingkungan Hidup
    Semakin maraknya kemajuan pusat-pusat pertumbuhan akan mempengaruhi kondisi sosial dan lingkungan hidup masyarakat. Pengaruh kemajuan pusat pertumbuhan adalah sebagai berikut.
  • Terbukanya lapangan pekerjaan yang banyak dan luas akan meningkatkan taraf hidup masyarakat secara otonomi sehingga status sosial mereka akan lebih baik.
  • Melatih masyarakat untuk mengatur waktu, disiplin, bersikap hemat, dan menyeleksi mana kebutuhan primer dan sekunder supaya tidak terpengaruh oleh tuntutan barang dan jasa yang berlebihan.
  • Akan memotivasi masyarakat untuk saling berlomba memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kesiapan untuk menghadapi perubahan sosial budaya.
  • Akibat mobilitas penduduk baik melalui migrasi maupun pertambahan alami dari berbagai latar belakang budaya, akan terjadi akulturasi dan asimilasi nilai budaya.
  • Terbukanya arus informasi dan komunikasi akan mempercepat laju pertumbuhan daerah tersebut.
  • Makin banyaknya penduduk yang datang akan berpengaruh terhadap keadaan lingkungan hidup di sekitarnya antara lain pemukiman, sanitasi, keamanan, lalu lintas, dan pencemaran.

Pusat Pertumbuhan di Wilayah Indonesia

Pengembangan wilayah merupakan upaya yang sengaja dilakukan untuk mencapai kemajuan daerah tersebut. Pembangunan wilayah Indonesia adalah serangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan berbagi sumber daya, merekatkan dan menyeimbangkan pembangunan nasional secara kesatuan wilayah indonesia, meningkatkan keserasian antarwilayah, keterpaduan antarsektor pembangunan nasional melalui proses penataan ruang dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan yang berkelanjutan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Langkah-langkah pengembangan wilayah secara multidisipliner, yaitu:

  1. Meningkatkan efektivitas pembuatan sarana vital.
  2. Memberikan perhatian bagi daerah tertinggal dengan mengucurkan sejumlah dana ekstra untuk pengembangan wilayah.
  3. Melakukan pertukaran pelajar antara wilayah Indonesia barat, tengah, dan timur.
  4. Melakukan pertukaran guru dan kepala sekolah antara kawasan Tndonesia barat, tengah, dan timur.
  5. Melakukan rolling (pertukaran jabatan) aparatur negara di seluruh Indonesia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya wilayah pusat pertumbuhan antara lain sebagai berikut.

  1. Faktor alam: pegunungan, dataran tinggi, dataran rendah, cuaca, iklim, rawa-rawa, dan kesuburan tanah.
  2. Faktor ekonomi: perbedaan kebutuhan antara tempat yang satu dengan yang lain.
  3. Faktor industri: kebutuhan tenaga kerja, tempat tinggal, dan peralatan rumah.
  4. Faktor sosial: pendidikan, pendapatan, dan kesehatan.
  5. Faktor lalu lintas: jenis transport, kondisi jalan, dan fasilitas lalu lintas.