Puisi Lama dan Jenis-jenisnya

Puisi merupakan tulisan sastra yang sering kita dengar. Apalagi saat ini, sudah banyak orang-orang yang bisa membuat puisi tanpa beragam syarat ataupun ketentuan. Namun di sini kita akan membahas tentang puisi lama dan jenis-jenisnya.

 

Puisi lama adalah jenis puisi yang terikat memiliki beberapa aturan seperti rima, bait, dan suku katanya. setiap jenisnya mempunyai ketentuan yang berbeda dengan jenis lainnya.

Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti “petuntun”

  • Tiap bait terdiri atas empat baris.
  • Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
  • Memiliki rima a-b-a-b
  • Baris pertama dan kedua berisi sampiran, yakni kata-kata pembuka yang tidak atau kurang berkaitan dengan maksud pantun.
  • Baris ketiga dan keempat berisi isi dari puisi ini.

Contoh:

Berjalan di terik hingga lena
Haruslah beristirahat agar tiada mati
Gerutu itu tiada berguna
Rasa syukurlah yang buat hidup berarti

Karmina

Karmina atau juga dikenal dengan nama pantun kilat atau pantun dua seuntai adalah pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi dengan pola sajak.

Ciri-ciri

  • Tiap bait terdiri atas dua baris.
  • Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata
  • Rima ada di tiap frasa dengan pola a-b-a-b
  • Frasa pertama di baris pertama berima sama dengan frasa pertama di baris kedua, begitu pula dengan frasa selanjutnya di tiap baris.
  • Baris pertama adalah sampiran, sedangkan isi ada di baris kedua.

Contoh

Dahulu parang sekarang besi
Dahulu sayang sekarang benci

Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris).

Ciri-ciri

  • Tiap baitnya memiliki baris berjumlah genap, namun lebih dari empat.
  • Jumlah suku kata tiap baris berkisar 8—12.
  • Memiliki rima a-b-c-a-b-c.
  • Setengah dari jumlah baris per bait di bagian awal adalah sampiran, selanjutnya isi.

Contoh:

Mencari batu sepanjang lima senti
Batu diambil lalu letakkan sejajar
Jangan lupa diatur mengelilingi gelas
Jika setiap hari bermain tiada henti
Tak pernah ada waktu untuk belajar
Jangan kaget nantinya tinggal kelas

Seloka

Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan.

  • Tiap bait minimal terdiri atas empat baris, dapat lebih asal genap.
  • Tiap baris terdiri atas 8—12 suku kata.
  • Tiap baris adalah isi puisi.
  • Memiliki rima a-b-a-b

Contoh:

Warna merah menghias kuku
Cantik nia kala dipandang
Sang istri menjadi sendu
Karena mertua tak kunjung bertandang