Objek Yang Terdapat Dalam Mengkritik Karya Seni Musik

Karya musik dapat kita dengarkan melalui pertunjukan langsung atau melalui hasil rekaman. Karya tersebut oleh penyajinya, baik pemain musik maupun penyanyi selalu berusaha tampil sebaik-baiknya untuk memenuhi harapan (keindahan) bagi pendengarnya.

 

Bagi penyaji musik, komentar dari pendengar dapat mendorong musisi untuk berkarya lebih baik. Rasa puas diri kadang dapat menurunkan upaya untuk meningkatkan kemampuan diri. Melalui komentar yang dilontarkan, penonton atau pendengar menjadi paham akan apa yang terbaik atau pun kekurangan seorang penyanyi.

Pengertian Kritik Musik

Untuk membantu masyarakat dalam memahami seni, kebutuhan tentang kritik seni dirasa sangat penting sebagai salah satu media informatif. Kritik yang dibutuhkan bukan berarti kritik yang asal-asalan, melainkan kritik yang tajam dan cerdas.

Kritik bukan saja sebagai penilaian bagus dan tidak bagus. Kritik dapat dikategorikan ke dalam berbagai fungsi. Fungsi kritik seni adalah sebagai penilaian atas nilai seni, sebagai informasi karena hasil kritikan perlu diinformasikan ke segala lapisan. Selanjutnya sebagai motivasi, objek kritikan perlu dimotivasi agar tunas-tunas muda sebagai aset kesenian tidak mati begitu saja.

Pengertian kritik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kecaman atau tanggapan, atau kupasan kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat, dan sebagainya. Berdasarkan pengertian tersebut, kritik musik dalam pertunjukan seni dapat diartikan sebagai pertimbangan baik buruk terhadap kemampuan seseorang atau kelompok dalam memproduksi musik/lagu atau kary musik dalam pertunjukan seni.

Dengan kata lain, kritik musik dalam pertunjukan seni memperlihatkan objek dari kritik, yaitu musik yang berhubungan dengan nada, ritme, harmoni, intensitas, warna suara, interpretasi, dan ekspresi.

Seorang kritikus harus memiliki beberapa kemampuan dan pengalaman dasar sebagai berikut.

  1. Mengobservasi atau mengamati suatu lagu dengan teliti.
  2. Mendengarkan dan mengetahui lagu dari beragam genre musik, seperti pop, jazz, klasik Barat, keroncong, dangdut, tradisi dan lain-lain.
  3. Memiliki wawasan untuk memahami baagaimana suatu lagu atau musik sebaiknya dihasilkan oleh musisi (penyanyi atau pemain musik), sehingga terdengar lebih menarik bagi penonton atau pendengar.

Latar Belakang Kritik Musik

Istilah kritik atau critism (Inggris) berasal dari bahasa Yunani yakni kritikos yang berhubungan dengan krinein yang berarti memisahkan, mengamati, membandingkan dan menimbang. Di Yunani ada kata krites yang maksudnya hakim, dengan kata kerja krinein berarti juga menghakimi.

Kritikos berarti juga hakim kesusasteraan. Istilah ini ada semenjak abad ke IV sebelum kelahiran kristus. Menurut sejarahnya, seorang bernama Pilatus dari pulau Kos yang pada tahun 305 Sebelum Masehi didatangkan ke Alexandria untuk menjadi guru raja Ptolomeus II dan dianugerahi julukan penyair dan kritikos sekaligus.

Pada abad pertengahan di Eropa, istilah kritik hanya muncul dalam bidang kedokteran dengan pengertian yang menyatakan suatu keadaan penyakit yang kritis atau sangat membahayakan jiwa penderitanya. Selanjutnya pada masa Renaissans arti kata tersebut kembali kepada pengertian lama dan seorang yang bernama Poliziano pada tahun 1492 mempergunakan istilah-istilah tersebut untuk membedakannya dengan filsuf.

Pada waktu itu, istilah critikus dan gramaticus dipergunakan untuk menunjuk orang-orang yang menekuni pustaka sastra lama. Sementara itu seorang pujangga bernama Erasmus mempergunakan istilah art critic untuk Al-Kitab sebagai alat atau sarana dalam pelayanan hidup.

Beberapa waktu kemudian di kalangan penganut Humanisme berlaku pengertian yang terbatas pada penyuntingan dan pembetulan teks-teks kuno. Pergeseran arti kritik sehingga mencakup pembetulan edisi, pernyataan pengarang, sensor dan penghakiman berlaku pada sekitar tahun 1600.

Pada perkembangan yang lebih kemudian kritik berarti orang yang melakukan kritik dan juga kegiatan kritiknya. Sementara itu, di Perancis dan Amerika Serikat pada awal abad XIX berlaku kedua pengertian itu secara luas. Istilah critique menunjuk pembicaraan tentang seniman tertentu, sedangkan criticism menunjuk teorinya.

Fungsi dan Tujuan Kritik Musik

Kritik menjadi jembatan komunikasi antara seniman yang selalu dituntut kreativitasnya dan pengamat yang sering mengalami hambatan dalam mengapresiasi karya seniman. Kritik musik itu dapat menambah pemahaman bagi pencipta, pelaku atau penyaji musik dan bagi masyarakat musik itu sendiri. Secara umum fungsi kritik musik adalah sebagai berikut :

  1. Pengenalan karya musik dan memperluas wawasan masyarakat.
  2. Jembatan antara pencipta, penyaji, dan pendengar.
  3. Eevaluasi diri bagi pencipta dan penyaji musik.
  4. Pengembangan mutu karya musik.

Menurut Sem C. Bangun tujuan kritik seni adalah evaluasi seni, apresiasi seni, dan pengembangan seni ke taraf yang lebih kreatif dan inovatif. Artinya, dengan adanya koreksi yang bersifat evaluasi atas karya dan penyajiannya oleh kritikus, masyarakat dan pelaku seni memiliki apresiasi terhadap karya musik. Dengan demikian diharapkan akan ada inovasi dan peningkatan mutu karya musik di masa yang akan datang.

Jenis dan Pendekatan Kritik Musik

Ada empat jenis kritik yaitu kritik jurnalistik, pedagogis, ilmiah, dan populer. Diantara keempat jenis kritik tersebut, dalam pembelajaran kritik musik yang digunakan adalah kritik pedadogis. Objek kritik ini adalah karya musik para siswa, baik yang dimainkan/dinyanyikan secara individual/ solo maupun kelompok. Tujuan dari kritik pedadogis adalah memotivasi bakat dan potensi siswa di sekolah.

Kritik pedadogis penting untuk dipahami siswa karena materi tersebut merupakan bagian dari proses pembelajaran musik di sekolah, seperti halnya Anda mempelajari konsep-konsep musik , permainan musik, dan pertunjukan musik. Sebagai bagian dari proses pembelajaran, di satu sisi kritik pedadogis bertujuan membuat siswa yang dikritiki mengetahui kekurangannya dalam bermain musik dan memahami penyebab kekurangan itu terjadi.

Selain itu, kritik pedadogis bertujuan memberi pengalaman kepada siswa yang dikritik maupun siswa yang mengkritik untuk belajar berargumentasi atau berani mengemukakan pandangannya tentang musik atau lagu.

Melalu pemahaman tentang kritik pedadogis, seorang siswa tidak hanya dapat menilai hasil karya musik siswa lain dengan mengatakan benar atau salah, bagus atau tidak bagus saja, tetapi siswa tersebut dapat memberi penjelasan atas penilaiannya tersebut sebagai upaya untuk memotivasi bakat dan potensi siswa lain. Upaya itu akan menjadi lebih baik apabila siswa yang memberi kritik juga dapat memberi masukan atau input kepada siswa yang dikritik.

Objek Yang Terdapat Dalam Mengkritik Karya Seni Musik

Kritik musik dapat dikomunikasikan melalui tulisan maupun lisan. Dalam tulisan, kritik musik dilakukan dengan menuliskan ketiga langkah penulisan kritik musik, yaitu deskripsi, analisis, dan interpretasi.

Langkah pertama dalam usaha mengomunikasikan musik adalah mengunjungi suatu pertunjukan atau konser musik, kemudian menyimak dan memahami musik yang akan dimainkan dalam pertunjukan atau konser tersebut. LAngkah selanjutnya membuat catatan-catatan tentang pertunjukan musik itu yang Anda pandang penting. Setelah itu, membuat laporan tulisan yang terdiri dari sebagai berikut.

  1. Pendahuluan
    Pada bagian ini kemukakan latar belakang kritik yang berhubungan dengan pengalaman setelah menyaksikan suatu konser musik. Untuk itu, pilihlah genre musik yang Anda kuasai. Anda berperan sebagai pendengar, bukan pemain.
  2. Deskripsi
    Pada bagian ini tuliskan seluruh informasi tentang penyelenggaraan pertunjukan atau konser musik tersebut misalnya menulis tanggal, waktu, lokasi pertunjukan, pemain musiknya, yang Anda saksikan dalam pertunjukan tersebut, jenis atau genre musik yang dimainkan, kondisi akustik ruang pertunjukan, tata panggung, dan sebagainya yang dapat Anda amati secaara konkret.
  3. Analisis Formal
    Pada bagian ini fokuskan pada musik yang dimainkan. Amatilah cara pemain musik memainkan karya-karya musik atau lagu mereka, seperti kemampuan musikal masing-masing pemain dalam memainkan musik, mengepresikan musik, menginterpretasikan musik, keharmonisan dan keseimbangan permainan musik, pengalimatan (frasering) lagu, intonasi, dan lain-lain.
  4. Interpretasi
    Pada bagian ini berisi analisis pemaknaan musik atau lagu yang dimainkan dalam pertunjukan musik tersebut. Pemaknaan musik membutuhkan pemahaman yang cukup dalam tentang musik, pencipta, nilai-nilai estetis, dan pemahaman budaya yang terjadi ketika karya musik dihasilkan. Untuk itu, dituntut memiliki beragam referensi yang diperoleh dari beragam sumber untuk melengkapi pengetahuan yang anda miliki sebagai upaya untuk mengungkapkan makna dari musik yang dimainkan.
  5. Evaluasi
    Pada bagian ini berisi penilaian terhadap pertunjukan atau konser musik yang disaksikan. Namun, penilaian yang dituliskan bukan berupa penilaian pribadi atau subjektif, melainkan dilandaskan pada analisisis dan interpretasi pada tahap sebelumnya.