Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi Urin

5/5 - (4 votes)

Dalam setiap hari, manusia tentu akan mengeluarkan urin dengan jumlah yang tidak sama. Namun rata-rata, pada kondisi normal setiap hari ada sekitar ± 1500 liter darah melalui ginjal untuk disaring, dan terbentuk ± 150 – 170 liter urin primer. Walaupun demikian, ternyata hanya 1 – 1,5 liter urin yang dikeluarkan oleh tubuh. Ayo simak pembahasan berikut untuk mengetahui faktor-faktor jumlah urin seseorang yang dikeluarkan tiap harinya.

 

Zat-zat diuretik

Zat diuretik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah banyak sedikitnya urin yang diproduksi oleh tubuh. Makin banyak minum air, maka ADH yang diproduksi sedikit sehingga produksi urin banyak. Sementara, jika seseorang kurang minum air, maka akan memacu produksi ADH untuk menyerap air sehingga urin yang keluar sedikit. Selain itu, apabila seseorang  mengkonsumsi zat-zat diuretik dengan jumlah banyak seperti kopi, teh, dan alkohol maka zat kimia tersebut akan menghambat reabsorpsi ion Na+. Hal tersebut mengakibatkan konsentrasi ADH berkurang sehingga reabsorpsi air terhambat dan volume urin meningkat.

Suhu

Apabila suhu internal dan eksternal naik di atas normal, maka akan mengakibatkan kecepatan respirasi meningkat dan pembuluh kutaneus melebar. Hal tersebut mengakibatkan cairan tubuh berdifusi dari kapiler ke permukaan kulit. Ketika volume air turun maka hormon ADH disekresikan sehingga reabsorpsi air meningkat. Kemudian, peningkatan suhu akan merangsang pembuluh abdominal mengerut dan menjadikan aliran darah di glomerulus dan filtrasi turun. Kedua hal tersebut  berpengaruh mengurangi volume urin.

Konsentrasi darah

Konsentrasi air dan larutan dalam darah ternyata juga berpengaruh terhadap produksi urin. Apabila seseorang  tidak minum air seharian maka mengakibatkan konsentrasi air di darah menjadi rendah. Hal tersebut akan merangsang hipofisis sehingga mengeluarkan ADH. Hormon tersebut akan meningkatkan reabsorpsi air pada ginjal sehingga volume urin turun.

Emosi

Emosi seseorang juga dapat merangsang peningkatan dan penurunan volume urin. Misalnya ketika seseorang merasa stres atau gugup, maka akan sering buang air kecil  karena hormon adrenalin dalam darah menjadi meningkat. Hormon tersebut dapat meningkatkan kinerja ginjal sehingga urin yang dihasilkan meningkat pula.