Mengenali Ciri Umum dan Jenis Fabel

Cerita merupakan jenis teks narasi. Teks narasi mencakup semua jenis tulisan atau lisan yang mengandung unsur cerita. Hampir setiap hari kita terlibat dengan cerita. Berbincang dengan teman sambil menceritakan sesuatu adalah kegiatan bercerita. Membaca atau menonton cerita tentang jagoan superhero adalah kegiatan menikmati cerita. Menghayal menjadi jagoan pembasmi kejahatan yang memiliki kehebatan luar biasa merupakan kegiatan merancang cerita.

 

Kita sering mendengar cerita atau menonton cerita di televisi, atau menceritakan diri kita sendiri kepada orang lain. Saat berkumpul dengan teman-teman, hampir dipastikan kita mahir bercerita. Dengan kata lain, kita semua pernah menciptakan teks narasi dan menanggapi berbagai teks narasi. Saat kita menceritakan suatu cerita berdasarkan pengalaman sendiri atau yang kita dengar dan lihat dari televisi, kita sering kali menceritakan dengan gaya yang berbeda dengan aslinya. Kita berupaya menceritakan dengan cara sebaik mungkin. Usaha tersebut dapat dilakukan dengan mengubah urutan cerita, memilih bahasa yang lebih menarik, dan menambahkan rincian agar cerita makin menarik.

Secara etimologis fabel berasal dari bahasa latin fabulat. Fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah tentang kehidupan nyata. Fabel sering juga disebut cerita moral karena pesan yang ada di dalam cerita fabel berkaitan erat dengan moral. Teks cerita fabel tidak hanya mengisahkan kehidupan binatang, tetapi juga mengisahkan kehidupan manusia dengan segala karakternya.

Binatang-binatang yang ada pada cerita fabel memiliki karakter seperti manusia. Karakter mereka ada yang baik dan ada juga yang tidak baik. Mereka mempunyai sifat jujur, sopan, pintar, dan senang bersahabat, serta melakukan perbuatan terpuji. Mereka ada juga yang berkarakter licik, culas, sombong, suka menipu, dan ingin menang sendiri. Cerita fabel tidak hanya ditujukan kepada anak-anak, tetapi juga kepada orang dewasa. Setelah membaca dan memahami teks cerita fabel, kamu dapat belajar pada karakter-karakter binatang tersebut. Cerita fabel menjadi salah satu sarana yang potensial dalam menanamkan nilai-nilai moral. Kita dapat belajar dan mencontoh karakter-karakter yang baik dari binatang itu agar kamu memiliki sifat terpuji.

1. Mengenali Ciri Umum Fabel

Fabel mengambil tokoh para binatang. Watak tokoh para bnatang digambarkan ada yang baik dan ada
yang buruk (seperti watak manusia). Tokoh para binatang bisa berbicara seperti manusia. Cerita memiliki rangkaian peristiwa yang menunjukkan kejadian sebab-akibat. Rangkaian sebab- akibat diurutkan dari awal sampai akhir.

Fabel menggunakan latar alam (hutan, sungai, kolam, dll). Ciri bahasa yang digunakan (a) kalimat naratif/ peristiwa ( Katak mendatangi Ikan yang sedang kehujanan, Semut menyimpan makanan di lubang), (b) kalimat langsung yang berupa dialog para tokoh, dan (c) menggunakan kata sehari-hari dalam situasi tidak formal (bahasa percakapan).

a) Daftarlah rangkaian perisitiwa yang terdapat pada cerita fabel!
Fabel 1 (Belalang sembah)

Rincian peristiwa:

  • Peristiwa 1 Semut pergi ke gua-gua untuk mengumpulkan makanan
  • Peristiwa 2 Sang Belalang sembah menari di dekat sarang Semut.
  • Peristiwa 3 Sang Belalang sembah heran dengan apa yang dilakukan Semut lalu dia bertanya kepada salah satu Semut tentara yang sedang berjaga di dekat para Semut pekerja kenapa para semut membawa makanan yang sangat banyak itu masuk kesarang mereka.
  • Peristiwa 4 Belalang kelaparan dan lari ke rumah Semut.

Fabel 2 (Sesama Saudara Harus Berbagi)

Rincian peristiwa;

  • Peristiwa 1 Pak Tua Rusa mengunjungi keluarga Pip untuk memberikan oleh-oleh
  • Peristiwa 2 Ibu Pip masuk ke dalam rumah dan memanggil anak-anaknya dan meminta mereka membaginya sama rata
  • Peristiwa 3 Titu dan Puti menangis karena Pip tidak membagi rata
  • Peristiwa 4 Ibu Pip yang membaginya. empat untuk Pip, karena kau lebih besar. Dan si kembar masing-masing mendapat tiga, karena Pip harus mengurus rumah dan mencari makan.

b) Daftarlah tokoh yang terdapat pada cerita fabel!

Fabel 1 (Belalang sembah)

  • Tokoh 1 adalah Semut
  • Tokoh 2 adalah Belalang sembah

Fabel 2 (Sesama Saudara Harus Berbagi)

  • Tokoh 1 adalah Ibu Pip
  • Tokoh 2 adalah Pak Tua Rusa
  • Tokoh 3 adalah Pip
  • Tokoh 4 adalah Adik Pip (Titu dan Puti)

Unsur Unsur Fabel

Tokoh: orang/ hewan yang menjadi pelaku dalam cerita (tokoh protagonis, atau antagonis, tokoh utama atau tokoh pembantu).
Ciri tokoh utama adalah (1) sering dibicarakan; (2) sering muncul; dan (3) menjadi pusat cerita (menggerakkan jalan cerita). Tokoh pembantu adalah tokoh tambahan.
Penokohan: pemberian karakter pada tokoh. Karakter bisa bersifat protagonis/yang disukai atau tokoh antagonis/yang tidak disukai.
Watak tokoh dapat disimpulkan dari penggambaran fisik, penggambaran tindakan tokoh, dialog tokoh, monolog, atau komentar/ narasi penulis terhadap tokoh.
Setting atau latar adalah tempat dan waktu kejadian serta suasana dalam cerita. Ada tiga jenis latar, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.
Tema adalah gagasan yang mendasari cerita. Tema dapat ditemukan dari kalimat kunci yang diungkapkan tokoh, atau penyimpulan keseluruhan peristiwa sebab-akibat pada cerita
Amanat adalah pesan yang disampaikan penulis secara tidak langsung. Amanat disimpulkan dari sikap penulis terhadap permasalahan yang diangkat pada cerita.

Fabel adalah cerita fiksi berupa dongeng yang menggambarkan budi pekerti manusia yang diibaratkan pada binantang. Karakter binatang dalam cerita fabel dianggap mewakili karakter manusia dan diceritakan mampu bertindak seperti manusia tetapi tidak menghilangkan karakter binatangnya. Tokoh fabel adalah binatang.

Fabel bertema kehidupan binatang. Biasanya, berlatar di hutan, sungai, atau alam bebas yang tidak dapat diubah menjadi latar rumah atau sekolah. Tokoh dalam fabel biasanya adalah hewan jinak dan hewan liar. Misalnya, fabel Cici dan Serigala pada buku ini menggunakan tokoh kelinci dan serigala. Tokoh baik akan berakhir bahagia dan tokoh jahat berakhir sengsara atau mendapatkan akibat dari perbuatannnya.

Konflik fabel disebabkan oleh pengkhianatan, kelicikan, penghinaan, kesombongan, persahabatan, perilaku buruk yang akhirnya diperbaiki, kecerdikan, keluarga, dan sebagainya. Konflik-konflik tersebut mengemban amanat berupa nilai-nilai moral dan karakter manusia yang baik

Latar fabel berupa alam (hutan, sungai, kolam, lembah, dan sebagainya). Sebagai teks narasi fabel memiliki urutan-urutan kejadian yang menarik dan menginspirasi. Alur pada tabel umumnya alur maju ( dari awal bergerak maju hingga terjadi akibat dari peristiwa sebelumnya)

Dalam urutan beberapa kejadian atau peristiwa secara kronologis menggunakan konjungsi pengurutan : sesudah, sebelum, lalu, mula-mula, kemudian, selanjutnya, setelah itu, atau akhirnya. Penggunaan konjungsi waktu bersamaan (sementara itu, seraya, sambil) Jenis fabel ada yang terdapat pesan eksplisit (ada koda) dan ada fabel yang pesan pengarang tidak dicantumkan secara eksplisit.

a) Tulislah hasil simpulanmu tentang ciri fabel pada tabel di bawah ini! (lengkapi yang belum diisi)

  • Tema = Tema cerita fabel didominasi tentang hubungan sosial.
  • Latar = Fabel dilengkapi dengan penggunaan latar tempat (hutan, sungai, gunung, pepohonan, bebatuan, padang rumput, gua, semak, dsb), latar waktu (pagi, siang, sore, malam), latar sosial, dan latar emosional.
  • Tokoh = Tokoh-tokoh fabel yang diperankan oleh para binatang dapat berpikir, berkomunikasi, dan bertingkah laku layaknya manusia.
  • Watak tokoh = Digambarkan hitam putih (yang jahat dan yang baik).
  • Konflik = Konflik cerita fabel meliputi permasalahan dunia binatang yang menyerupai kehidupan manusia.
  • Amanat = Mengandung amanat dan pesan berharga untuk pembaca.
  • Cara penceritan = Menggunakan sudut pandang dia-an/ orang ketiga.
  • Tujuan komunikasi fabel = Menghibur, menginspirasi, mendidik.
  • Alur/ rentetan peristiwa = Peristiwa awal menyebabkan kejadian berikutnya sehingga mencapai puncak dan akhir cerita (alur maju).
  • Pesan = Ada yang dieksplisitkan di akhir atau tidak disebutkan.

2. Mengidentifikasi Jenis Fabel

Ditinjau dari pemberian watak dan latarnya, dibedakan fabel alami dan fabel adaptasi.

Fabel alami menggunakan watak tokoh binatang seperti pada kondisi alam nyata. Misalnya, kura-kura diberi watak lamban, singa buas dan ganas. Selain itu, fabel alami menggunakan alam sebagai latar (hutan, sungai, kolam, dsb).

Fabel adaptasi adalah fabel yang memberikan watak tokoh dengan mengubah watak aslinya pada dunia nyata dan menggunakan tempat-tempat lain sebagai latar (di rumah, di jalan raya). Misalnya, landak yang pemalu berulang tahun di rumah makan.

Ditinjau dari kemunculan pesan dibedakan fabel dengan koda dan tanpa koda. Fabel dengan koda berarti fabel dengan memunculkan secara eksplisit pesan pengarang di akhir cerita. Sebaliknya, fabel tanpa koda tidak memberikan secar eksplisit pesan pengarang di akhir cerita.

Fabel dengan Koda

  • mulai terjadi masalah
  • KLIMAKS
  • resolusi
  • koda

Fabel Tanpa Koda

  • mulai terjadi masalah
  • KLIMAKS
  • resolusi
  1. Jenis Fabel dengan Koda. Alur fabel dimulai pengenalan, mulai munculnya masalah, masalah memuncak, dan ditutup dengan pemecahan masalah dengan pesan-pesan eksplisit.
  2. Jenis Fabel Tanpa Koda. Alur fabel dimulai pengenalan, mulai munculnya masalah, masalah memuncak, dan ditutup dengan pemecahan masalah dengan pesan-pesan eksplisit.

Kegiatan
Bacalah kembali kedua fabel di atas!
1) Daftarlah perbedaan watak tokoh binatang dan kondisi asli dalam kehidupan nyata!

Fabel 1 (Belalang sembah)

Watak tokoh dalam cerita

  • Keluarga semut = rajin karena mengumpulkan makanan menjelang musim dingin
  • Belalang sembah = pemalas karena hanya menari menjelang musim semi

Kondisi tokoh dalam kehidupan nyata

  • Keluarga semut = rajin mencari makanan
  • Belalang sembah = rajin mengumpulkan makanan sesuai musim

Fabel 2 (Sesama Saudara Harus Berbagi)

Watak tokoh dalam cerita

  • Pak Tua Rusa = baik hati karena mau berbagi.
  • Ibu Tupai = bijaksana karena membagi rata makanan sesuai dengan pekerjaan maisng-masing.
  • Pip = Serakah karena merasa lebih tua sehingga berhak memeproleh yang lebih besar.
  • Titu dan Puti = mudah iri hati karena merasa pembagian tidak rata.

Kondisi tokoh dalam kehidupan nyata

  • Tua Rusa = memakan rumput, tidak memakan kenari.
  • Ibu tupai memberi makanan kepada anak-anaknya tetapi tidak membaginya rata.
  • Anak-anak tupai berebut makanan tanpa memperhatikan siapa yang lebih tua.
  • Titu dan Puti kalah berebut makanan dari Pip karena tenaga Pip lebih besar dari mereka.