Proses Perubahan Sosial Budaya

Dalam sosiologi, perubahan sosial merupakan konsep yang sangat penting, mengingat sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang masyarakat, sementara masyarakat selalu berkembang dari waktu ke waktu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Bahkan, setiap masyarakat betapapun tingkat peradabannya, ia selalu berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, dalam sosiologi kita mengenal sebuah pemikiran “tidak ada sesuatu yang abadi di dunia ini, kecuali perubahan itu sendiri”.

 

Kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan. Kita yang dahulu kecil tanpa tahu apa pun, kini tumbuh dewasa. Kematangan fisik dan intelektual kita bertambah. Begitu pun, kehidupan masyarakat. Keadaan masyarakat senantiasa mengalami perubahan, perkembangan, dan pergantian. Perubahan-perubahan ini dalam ilmu sosial dinamakan perubahan sosial budaya.

Pengertian  Perubahan Sosial Budaya

Sebelum mengetahui tentang perubahan sosial dan kebudayaan, kita pahami dahulu apa pengertian perubahan sosial secara umum. Perubahan sosial adalah proses pergeseran atau berubahnya struktur/tatanan didalam masyarakat, meliputi pola pikir yang lebih inovatif, sikap, serta kehidupan sosialnya untuk mendapatkan penghidupan yang lebih bermartabat.

Perubahan Sosial Budaya adalah perubahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, mencakup perubahan budaya yang di dalamnya terdapat perubahan nilai-nilai dan tata cara kehidupan dari tradisional menjadi modern.

Perubahan sosial budaya dapat bersumber pada pengalaman baru, pengetahuan baru, penemuan baru, persepsi dan konsepsi baru, serta teknologi baru, sehingga menuntut penyesuaian cara hidup serta kebiasaan masyarakat pada situasi yang baru. Di dalamnya terjadi juga perubahan sistem nilai budaya, sikap mental demi terciptanya keseimbangan, dan integrasi terhadap sistem nilai budaya.

Perubahan Sosial Budaya Menurut Beberapa Ahli

Selain pengertian umumnya, ada pula pengertian sosial budaya menurut para ahli yang dapat menambah gagasan mengenai pengertian secara umumnya. Diantaranya :

Max Weber

Pengertian perubahan sosial budaya menurut pendapat Max Weber bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur di dalamnya (ditulis dalam buku Sociological Writings)

Kingsley Davis

Kingsley Davis mengemukakan pendapat mengenai perubahan Budaya, dimana perubahan yang mencakup segenap cara berpikir dan bertingkah laku, yang timbul karena adanya interaksi yang bersifat komunikatif.

W. Kornblum

Beliau berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan suatu budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama.

Selo Soemardjan

Selo Soemardjan mengemukakan pendapat mengenai perubahan sosial : adalah semua perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat,di mana perubahan tersebut memengaruhi sistem sosialnya. Perubahan sosial yang dimaksud mencakup nilai-nilai dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

J.L Gillin dan J.P Gillin

Ada pendapat terkenal mengenai Perubahan Sosial yang dikemukakan oleh J.L dan J.P Gillin, dimana mereka menyebutkan bahwa perubahan sosial adalah variasi dari mode atau cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, dalam kebudayaan materil, komposisi penduduk atau ideologi, maupun disebabkan oleh difusi atau penemuan-penemuan baru dalam kelompok.

Proses Perubahan Soaial Budaya

Tahukah kamu, bagaimana suatu perubahan sosial budaya terjadi dalam masyarakat? Proses perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat umumnya dilakukan melalui akulturasi, asimilasi, difusi dan akomodasi.

Difusi

Difusi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan yang meliputi ide-ide, keyakinan, hasil-hasil kebudayaan, dan sebagainya dari individu ke individu lain, dari suatu golongan ke golongan lain dalam suatu masyarakat atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain.

Merujuk pada pengertian difusi di atas, maka kita dapat membedakan dua macam difusi, yaitu difusi intramasyarakat dan difusi antarmasyarakat.

  1. Difusi intramasyarakat (intrasociety diffusion) adalah difusi unsur kebudayaan antarindividu atau golongan dalam suatu masyarakat. Difusi intramasyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut.
    1) Adanya suatu pengakuan bahwa unsur baru tersebut mempunyai banyak kegunaan.
    2) Ada tidaknya unsur kebudayaan yang memengaruhi diterima atau tidaknya unsur yang lain.
    3) Unsur baru yang berlawanan dengan unsur lama kemungkinan besar tidak akan diterima.
    4) Kedudukan dan peranan sosial dari individu yang menemukan sesuatu yang baru tadi akan dengan mudah diterima atau tidak.
    5) Pemimpin atau penguasa dapat membatasi proses difusi tersebut.
  2. Difusi antarmasyarakat (intersociety diffusion) adalah difusi unsur kebudayaan dari satu masyarakat ke masyarakat lain. Faktor-faktor yang memengaruhi difusi antarmasyarakat adalah sebagai berikut.
    1) Adanya kontak antara masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain.
    2) Kemampuan untuk mendemonstrasikan manfaat penemuan baru tersebut.
    3) Pengakuan akan kegunaan penemuan baru tersebut.
    4) Ada tidaknya unsur kebudayaan lain yang menyaingi unsur penemuan baru tersebut.
    5) Peranan masyarakat dalam menyebarkan penemuan baru tersebut.
    6) Paksaan untuk menerima unsur baru tersebut. Sementara itu, masuknya unsur-unsur baru ke dalam suatu masyarakat melalui difusi dapat dilakukan dengan cara perembesan damai, perembesan dengan kekerasan, dan simbiotik.

Ada tiga bentuk difusi, yaitu difusi ekspansi, difusi relokasi, dan difusi bertingkat (cascade).

  1. Difusi ekspansi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur baru, di mana informasi atau materi menjalar dari satu daerah ke daerah lain yang semakin lama semakin meluas.
  2. Difusi relokasi adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur baru, di mana informasi atau materi pindah meninggalkan daerah asal menuju ke daerah baru.
  3. Difusi bertingkat (cascade) adalah suatu proses penyebaran unsur-unsur baru, di mana penjalaran informasi atau materi melalui tingkatan dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas.

Akulturasi

Istilah akulturasi dapat diartikan sebagai proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menghilangkan sifat khas kepribadian kebudayaan sendiri.

Proses akulturasi berjalan sangat cepat atau lambat sangat tergantung persepsi masyarakat setempat terhadap budaya asing yang masuk. Apabila masuknya melalui proses pemaksaan, maka akulturasi memakan waktu yang relatif lama. Sebaliknya, apabila masuknya melalui proses damai, maka akulturasi tersebut akan berlangsung relatif lebih cepat.

Di samping pengertian di atas, ada beberapa pandangan dari para ahli mengenai akulturasi, di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Redfield, Linton, dan Herskovits,
    merumuskan bahwa akulturasi meliputi suatu fenomena yang timbul sebagai akibat adanya kontak secara langsung dan terus-menerus antara kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda, sehingga menimbulkan adanya perubahan kebudayaan asli dari kedua masyarakat yang bersangkutan.
  2. A.L. Kroeber,
    mendefinisikan akulturasi sebagai salah satu bentuk perubahan kebudayaan yang disebabkan pengaruh dari luar. Pengaruh itu bisa berjalan secara timbal balik atau hanya satu pihak saja. Suatu akulturasi dapat terjadi apabila di antara keduanya memiliki hubungan yang sangat erat, serta menunjukkan adanya saling membutuhkan untuk kemudian dijadikan bagian dari kebudayaan masing-masing.
  3. J.L. Gillin dan J.P. Gillin,
    menjelaskan bahwa akulturasi adalah suatu proses di mana masyarakat yang berbeda-beda dalam kebudayaannya itu mengalami perubahan dengan adanya kontak langsung dan lama, akan tetapi tidak sampai pada percampuran yang menyeluruh dari dua kebudayaan tersebut.
  4. Koentjaraningrat,
    mengatakan bahwa proses akulturasi itu timbul apabila suatu kelompok manusia dengan kebudayaannya dihadapkan dengan unsur kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan sendiri.

Akulturasi dapat terwujud melalui kontak budaya yang bentuknya bermacam-macam, di antaranya adalah sebagai berikut.

  1. Kontak budaya bisa terjadi antara seluruh anggota masyarakat atau sebagian saja, bahkan hanya individu-individu dari dua masyarakat. Adapun unsur kebudayaan yang dijadikan bahan akulturasi berbeda-beda bentuknya. Contohnya kontak budaya dalam bidang keagamaan.
  2. Kontak budaya dapat berjalan melalui perdamaian antara dua kelompok masyarakat yang bersahabat, maupun melalui permusuhan antarkelompok.
  3. Kontak budaya dapat timbul di antara masyarakat yang mempunyai kekuasaan, baik dalam bidang politik maupun ekonomi pada masyarakat yang dikuasai.
  4. Kontak kebudayaan antara dua masyarakat dapat berlangsung dalam kadar keterpengaruhan yang sama besar, maupun berbeda besarnya. Hal itu disebabkan karena kedua budaya itu mempunyai perbedaan dalam kekuatannya.
  5. Kontak budaya dapat terjadi melalui aspek-aspek materiil maupun nonmateriil dari suatu kebudayaan yang sederhana kepada kebudayaan yang lebih kompleks yang satu dengan kebudayaan yang kompleks lainnya.

Asimilasi

Asimilasi merupakan proses sosial tingkat lanjut yang timbul apabila terdapat golongan-golongan manusia yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda saling berinteraksi dan bergaul secara langsung dan intensif dalam waktu yang lama, dan kebudayaan-kebudayaan dari golongangolongan tadi masing-masing berubah sifatnya yang khas menjadi unsur-unsur kebudayaan yang baru, yang berbeda dengan aslinya. Dengan demikian akan muncul kebudayaan baru yang merupakan kebudayaan campuran di antara golongan-golongan yang saling bertemu itu.

Pada dasarnya asimilasi dilakukan sebagai usaha untuk mengurangi perbedaan antarindividu atau antarkelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan-tujuan bersama. Sementara itu Koentjaraningrat berpendapat bahwa proses asimilasi akan timbul jika ada kelompok-kelompok yang berbeda kebudayaan saling berinteraksi secara langsung dan terus-menerus dalam jangka waktu yang lama, sehingga kebudayaan masing-masing kelompok berubah dan saling menyesuaikan diri.

Akomodasi

Menurut J.L. Gillin dan J.P. Gillin, akomodasi diartikan sebagai suatu pengertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubunganhubungan sosial yang sama artinya dengan pengertian adaptasi yang dipergunakan oleh ahli-ahli biologi untuk menunjuk pada suatu proses di mana makhluk hidup menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya.

Dengan demikian akomodasi merupakan suatu keadaan yang menunjuk didapatinya keseimbangan dalam hubungan-hubungan sosial antara perorangan dan kelompokkelompok orang sehubungan dengan norma-norma dan nilainilai yang berlaku di masyarakat.

Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya

Proses perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor pendorong maupun faktor penghambat.

Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya

Beberapa faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya antara lain sebagai berikut.

  1. Kontak dengan kebudayaan lain.
  2. Sistem pendidikan yang maju.
  3. Sikap menghargai hasil karya orang lain dan keinginan kuat untuk maju.
  4. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang.
  5. Sistem pelapisan masyarakat yang terbuka.
  6. Keadaan masyarakat yang majemuk.
  7. Ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
  8. Orientasi hidup ke masa depan.
  9. Senantiasa ada keinginan untuk memperbaiki tingkat kehidupan, artinya tidak mudah menyerah pada keadaan.

Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya

Kamu sudah tahu faktor apa saja yang menjadi pendorong perubahan sosial budaya. Nah, tahukah kamu, faktor apa saja yang menjadi penghambat perubahan sosial budaya? Sekarang, kamu akan belajar beberapa faktor yang dapat menjadi penghambat perubahan (rasistance to change) sosial budaya dalam masyarakat yaitu sebagai berikut.

  1. Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain.
  2. Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat.
  3. Sikap masyarakat yang sangat tradisional.
  4. Dalam masyarakat terdapat kepentingan-kepentingan yang telah tertanam dengan kuat (vested interest).
  5. Adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru.
  6. Rasa takut akan terjadi keguncangan integrasi.
  7. Adanya hambatan yang bersifat ideologis.
  8. Hambatan yang bersifat adat dan kebiasaan.
  9. Adanya anggapan bahwa pada hakikatnya hidup ini buruk dan tidak mungkin diperbaiki.

Demikianlah sedikit tentang Proses Perubahan Sosial Budaya, baik itu menyangkut pengertian, proses maupun tentang faktor pendorong dan penghambatnya yang kami utarakan di atas semoga bermanfaat buat adik-adik sekalian. Sekian dan Terima kasih.