Dampak Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme di Bidang Sosial dan Budaya

2.8/5 - (17 votes)

Masa kolonial adalah masa awal penjajahan Indonesia. Pada masa kolonial Indonesia di datangi oleh beberapa negara diantaranya Portugis, Inggris, Jepang dan Belanda. Bangsa Portugis yang berkuasa didaerah Maluku menerapkan sistem imperalisme modern. Semboyan Gold, Gospel, Glory tetap dipegang teguh. Artinya mereka melakukan perjanjian dengan sistem ekonomi, agama, dan politik. Namun, karena kekurangan tenaga pegawai, maka Portugis hanya menduduki tempat -tempat yang strategis untuk perdagangan.

 

Pengertian dan Macam – Macam Kolonialisme

Koloni berasal dari kata Colonia (bahasa latin) yang artinya tanah pemukiman (jajahan). Jadi koloni berarti pemukiman suatu negara di luar Wilayah negaranya yang kemudian dinyatakan sebagai bagian wilayahnya. Adapun kolonialisme mengandung arti upaya penguasaan atas suatu daerah atau wilayah oleh negara penguasa untuk memperluas daerahnya atau wilayahnya. Penguasaan daerah tersebut umumnya dilakukan secara paksa untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi negara induk (motherland).

Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kolonial berarti berhubungan dengan sifat jajahan. Dan kolonialisme memiliki arti paham tentang penguasaan suatu negara atas daerah atau bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu.

Kolonialisme berkembang pesat setelah perang dunia I. Sejarah kolonialisme Eropa dibagi dalam tiga peringkat. Pertama, dari abad ke-15 hingga revolusi industri (1763) yang memperlihatkan kemunculan kuasa Eropa seperti Spanyol dan Portugis.Kedua, setelah revolusi Industri hingga tahun 1870-an. Ketiga, dari tahun 1870-an hingga tahun 1914 ketika meletusnya Perang Dunia I yang merupakan puncak pertikaian kuasa-kuasa imperialis.

Adapun macam-macam bentuk kolonialisme :

  1. Koloni Eksploitasi, yaitu penguasaan suatu daerah untuk dikuras habis kekayaan alam dan tenaga penduduknya (kerja paksa) untuk kepentingan negara penguasa.
  2. Koloni Penduduk, yaitu penguasaan suatu daerah baru, dengan cara menyingkirkan atau memusnahkan penduduk asli atau pribumi yang digantikan oleh pendatang yang menyebabkan kedudukan penduduk asli terabaikan.
  3. Koloni Deportasi, yaitu daerah atau wilayah koloni yang dipakai sebagai tempat buangan para narapidana yang sudah tidak dapat ditangani oleh pemerintah, Mereka kebanyakan para kriminal yang dihukum seumur hidup. Dari pada pemerintah harus memberi makan mereka seumur hidup lebih baik mereka dijadikan tenaga buruh yang tidak dibayar.
  4. Koloni Defensi, yaitu daerah koloni berupa pulau-pulau untuk kepentingan pertahanan.
  5. Koloni Netral, yaitu pendudukan sebuah wilayah untuk tempat tinggal tanpa ada pretense lain.

Pengertian dan Macam – Macam Imperialisme

Imperialisme ialah sebuah [kebijakan] di mana sebuah negara besar dapat memegang kendali atau pemerintahan atas daerah lain agar negara itu bisa dipelihara atau berkembang. Sebuah contoh imperialisme terjadi saat negara-negara itu menaklukkan atau menempati tanah-tanah itu.

Berdasarkan tujuan untuk apa imperialisme tersebut menguasai suatu wilayah, ada 2 jenis imperialisme :

  1. Imperialisme Kuno (Ancient Imperialism).
    Inti dari imperialisme kuno adalah semboyan gold, gospel, and glory (kekayaan, penyebaran agama dan kejayaan). Suatu negara merebut negara lain untuk menyebarkan agama, mendapatkan kekayaan dan menambah kejayaannya. Imperialisme ini berlangsung sebelum revolusi industri dan dipelopori oleh Spanyol dan Portugal.
  2. Imperialisme Modern (Modern Imperialism).
    Inti dari imperialisme modern ialah kemajuan ekonomi. Imperialisme modern timbul sesudah revolusi industri. Industri besar-besaran (akibat revolusi industri) membutuhkan bahan mentah yang banyak dan pasar yang luas. Mereka mencari jajahan untuk dijadikan sumber bahan mentah dan pasar bagi hasil-hasil industri, kemudian juga sebagai tempat penanaman modal bagi kapital surplus.

Jika mendasarkan pendangan kita pada sektor apa yang ingin direbut si imperialis, maka kita akan mendapatkan pembagian macam imperialisme yang lain, yaitu:

  1. Imperialisme politik.
    Si imperialis hendak mengusai segala-galanya dari suatu negara lain. Negara yang direbutnya itu merupakan jajahan dalam arti yang sesungguhnya. Bentuk imperialisme politik ini tidak umum ditemui pada zaman modern karena pada zaman modern paham nasionalisme sudah berkembang. Imperialisme politik ini biasanya bersembunyi dalam bentuk protectorate dan mandate.
  2. Imperialisme Ekonomi.
    Si imperialis hendak menguasai hanya ekonominya saja dari suatu negara lain. Jika sesuatu negara tidak mungkin dapat dikuasai dengan jalan imperialisme politik, maka negara itu masih dapat dikuasai juga jika ekonomi negara itu dapat dikuasai si imperialis. Imperialisme ekonomi inilah yang sekarang sangat disukai oleh negara-negara imperialis untuk menggantikan imperialisme politik.
  3. Imperialisme Kebudayaan.
    Si imperialis hendak menguasai jiwa (de geest, the mind) dari suatu negara lain. Dalam kebudayaan terletak jiwa dari suatu bangsa. Jika kebudayaannya dapat diubah, berubahlah jiwa dari bangsa itu. Si imperialis hendak melenyapkan kebudayaan dari suatu bangsa dan menggantikannya dengan kebudayaan si imperialis, hingga jiwa bangsa jajahan itu menjadi sama atau menjadi satu dengan jiwa si penjajah. Menguasai jiwa suatu bangsa berarti mengusai segala-galanya dari bangsa itu. Imperialisme kebudayaan ini adalah imperialisme yang sangat berbahaya, karena masuknya gampang, tidak terasa oleh yang akan dijajah dan jika berhasil sukar sekali bangsa yang dijajah dapat membebaskan diri kembali, bahkan mungkin tidak sanggup lagi membebaskan diri.
  4. Imperialisme Militer (Military Imperialism).
    Si imperialis hendak menguasai kedudukan militer dari suatu negara. Ini dijalankan untuk menjamin keselamatan si imperialis untuk kepentingan agresif atau ekonomi. Tidak perlu seluruh negara diduduki sebagai jajahan, cukup jika tempat-tempat yang strategis dari suatu negara berarti menguasai pula seluruh negara dengan ancaman militer.

Dampak Positif dan Negatif Kolonialisme dan Imperialisme di Indonesia

Kolonialisme merupakan suatu bentuk penjajahan suatu bangsa terhadap bangsa lain yang biasanya bersifat mengeksploitasi kekayaan alam dari bangsa yang dijajah baik itu berupa pengeksploitasian sumber daya alam maupun sumber daya manusia.

Sementara imperialisme merupakan suatu bentuk yang lebih ’’manusiawi’’ karena didalamnya terdapat beberapa hal yang apabila dilihat memiliki nilai yang positif. Tidak seperti kolonialisme yang lebih bersifat ’’kejam’’. Pada hakikatnya kolonialisme dan imperialisme memiliki makna yang agak mirip, tetapi tetap memiliki perbedaan terutama dalam hal prakteknya.

Hal tersebut pula yang pernah menimpa bangsa Indonesia. Terdapat beberapa negara yang pernah ’’menjajah” Indonesia, seperti misalnya Inggris, Portugis, Spanyol, Jepang dan Belanda. Hal tersebut sudah pasti menyisakan banyak hal bagi bangsa Indonesia, baik itu yang bersifat negatif maupun positif. Berikut saya akan membahas sedikit megenai dampak positif dan negatif yang diakibatkan oleh adanya proses kolonialisme dan imperialisme di Indonesia.

Dampak Negatif

  1. Mengakibatkan penderitaan psikis dan kesengsaraan fisik
  2. Adanya pengambilan hak penduduk di Indonesia secara paksa
  3. Hilangnya harta benda dan jiwa akibat adanya paksaan untuk bekerja dan menyerahkan harta penduduk pada saat itu
  4. Peramapasan kekayaan sumber daya alam terutama sumber daya alam yang berupa rempah-rempah
  5. Munculnya kemerosotan dalam bidang sosial ekonomi, politik dan lain-lain

Dampak Positif

  1. Mendapat kata-kata serapan baru dari negara-negara yang menjajah Indonesia
  2. Terdapat beberapa bangunan yang merupakan bentuk peninggalan dari negara-negara yang pernah menjajah Indonesia berupa sarana dan prasarana seperti pabrik gula, jalan raya , benteng dan lain-lain
  3. Adanya reformasi dalam bidang pendidikan lokal yang disebabkan oleh adanya interaksi antara sarjana-sarjana Belanda yang tidak memiliki kepentingan dengan penjajahan.
  4. Meninggalkan peraturan perundang-undangan
  5. Munculnya pemikiran baru mengenai cara menanam tumbuhan yang lebih modern

Dampak Perkembangan Kolonialisme dan Imperialisme di Bidang Sosial dan Budaya

Perubahan dalam Bidang Sosial

  1. Pembentukan status sosial dimana yang tertingi adalah Eropa lalu Asia dan Timur yang terakhir kaum Pribumi.
  2. Terjadinya penindasan dan pemerasan secara kejam. Tradisi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, Seperti upacara dan tata cara yang berlaku dalam lingkungan istana menjadi sangat sederhana, bahkan cenderung dihilangkan. Tradisi tersebut secara perlahan-lahan digantikan oleh tradisi pemerintah Belanda.
  3. Daerah Indonesia terisolasi di laut sehingga kehidupan berkembang ke pedalaman. Kemunduran perdagangan dilaut secara tak langsung menimbulkan budaya feodalisme di pedalaman. Dengan feodalisme rakyat pribumi dipaksa untuk tunduk atau patuh pada tuan tanah Barat atau Timur Asing sehingga kehidupan penduduk Indonesia mengalami kemerosotan.

Perubahan dalam Bidang Budaya

  1. Tindakan pemerintah Belanda untuk menghapus kedudukan menurut adat penguasa pribumi dan menjadikan mereka pegawai pemerintah, merutuhkan kewibawaan tradisional penguasa pribumi.
  2. Upacara dan tata cara yang berlaku di istana kerajaan juga disederhanakan dengan demikian ikatan tradisi dalam kehidupan pribumi menjadi lemah.
  3. Dengan merosotnya peranan politik maka para elit politik baik raja maupun bangsawan mengalihkan perhatiannya ke bidang seni budaya. Contoh Paku Buwono V memerintahkan penulisan serat Centhini, R. Ng Ronggo Warsito menyusun Kitab Pustakaraya Purwa, Mangkunegara IV menyusun kitab Wedatama dan lain-lain.
  4. Budaya Barat berkembang secara meluas, bahkan merusak sendi-sendi kehidupan budaya tradisional yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Sebagai contohnya, kebiasaan minum minuman keras yang dilakukan oleh golongan bangsawan. Kebiasaan tersebut bukan milik asli bangsa Indonesia, tetapi kebiasaan yang berlaku dikalangan bangsa Barat yang dibawa oleh para penjajah (Westernisasi menyebar lewat jalur pendidikan dan pemerintahan.
  5. Birokrat menggunakan bahasa Belanda sebagai simbol status mereka.