Mengenal dan Memahami Puisi Rakyat

4/5 - (1 vote)

Puisi rakyat merupakan warisan budaya bangsa yang wajib kita pelihara. Puisi rakyat berupa puisi, syair, dan gurindam. Pada unit ini kita akan belajar tentang puisi rakyat yang berupa pantun. Pantun adalah salah satu jenis puisi lama warisan nenek moyang kita yang kaya muatan nilai moral, agama, dan budi pekerti. Melalui pantun inilah para leluhur kita mewariskan nilai-nilai luhur dengan cara yang menghibur, segar, dan indah.

 

Nah untuk lebih jelasnya langsung saja simak berikut ini;

A. Gurindam

Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari negeri India. Istilah gurindam berasal dari bahasa India, yaitu kirindam berarti “mulamula” atau “perumpamaan”. Gurindam sarat nilai agama dan moral. Tak dimungkiri bahwa gurindam bagi orang dulu sangat penting dan dijadikan norma dalam kehidupan. Seperti apakah gurindam sebenarnya? Gurindam adalah puisi lama (Melayu) yang sangat penting sebagai warisan budaya.

Ciri gurindam

  • Terdiri atas dua baris dalam sebait.
  • Tiap baris memiliki jumlah kata sekitar 10-14 kata.
  • Tiap baris memiliki rima sama atau bersajak A-A, B-B, C-C, dan seterusnya.
  • Merupakan satu kesatuan yang utuh.
  • Baris pertama berisi soal, masalah, atau perjanjian.
  • Baris kedua berisi jawaban, akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama. (isi atau maksud gurindam terdapat pada baris kedua).
  • Isi gurindam biasanya berupa nasihat, filosofi hidup atau kata-kata mutiara.

B. Pantun

Pantun adalah puisi Melayu yang mengakar dan membudaya dalam masyarakat. Pantun dikenal dengan banyak nama di berbagai bahasa di Nusantara, tonton (bahasa Tagalog), tuntun (bahasa Jawa), pantun (bahasa Toba) yang memiliki arti kurang lebih sama, yaitu sesuatu ucapan yang teratur, arahan yang mendidik, bentuk kesantunan. Pantun tersebar hampir diseluruh Indonesia. Fungsi pantun di semua daerah (Melayu, Sunda, Jawa, atau daerah lainnya) sama, yaitu untuk mendidik sambil menghibur.

Melalui pantun kita menghibur orang dengan permainan bunyi bahasa, menyindir (menegur bahwa sesuatu itu kurang baik) secara tidak langsung, atau memberi nasihat. Ini bukan berarti orang kita tidak tegas kalau hendak mengatakan sesuatu, tetapi dapat dikatakan bahwa kita memiliki gaya tersendiri dalam mengungkapkan sesuatu. Melalui pantun leluhur kita terkesan lebih santun untuk menegur atau menasihati orang secara tidak langsung agar orang yang kita tuju tidak merasa malu atau dipojokkan.

Ciri-ciri pantun dapat dilihat berdasarkan bentuknya. Ciri-ciri ini tidak boleh diubah. Jika diubah, pantun tersebut akan menjadi seloka, gurindam, atau bentuk puisi lama lainnya.

Ciri-ciri pantun

  • Tiap bait terdiri atas empat baris (larik).
  • Tiap baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata.
  • Rima akhir setiap baris adalah a-b-a-b.
  • Baris pertama dan kedua merupakan sampiran.
  • Baris ketiga dan keempat merupakan isi.

C. Syair

Syair adalah salah satu puisi lama. Syair berasal dari Persia dan dibawa masuk ke Nusantara bersama dengan masuknya Islam ke Indonesia. Kata atau istilah syair berasal dari bahasa arab yaitu syi’ir atau syu’ur yang berarti “perasaan yang menyadari”, kemudian kata syu’ur berkembang menjadi syi’ru yang berarti puisi dalam pengetahuan umum.

Dalam perkembangannya syair tersebut mengalami perubahan dan modifikasi sehingga menjadi khas Melayu, tidak lagi mengacu pada tradisi sastra syair negeri Arab. Penyair yang berperan besar dalam membentuk syair khas Melayu adalah Hamzah Fansuri dengan karyanya, antara lain: Syair Perahu, Syair Burung Pingai, Syair Dagang, dan Syair Sidang Fakir.

Ciri-ciri syair

  • Setiap bait terdiri dari empat baris.
  • Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata.
  • Bersajak a-a-a-a.
  • Semua baris adalah isi.
  • Bahasa yang digunakan biasanya berupa kiasan.

1. Membaca Puisi Rakyat

Baca secara berantai pantun warisan nenek moyang kita! (gunakan irama lagu Rasa Sayange)

Pantun 1
Air surut memungut bayam,
Sayur diisi ke dalam kantung;
Jangan diikuti tabiat ayam,
Bertelur sebiji riuh sekampung

Pantun 2
Baik bergalas baik tidak,
Buli-buli bertali benang;
Baik berbalas baik tidak,
Asal budi sama dikenang.

Pantun 3
Ikan nila dimakan berang-berang,
Katak hijau melompat ke kiri;
Jika berada di rantau orang,
Baik-baik membawa diri

Pantun 4
Akar keladi melilit selasih,
Selasih tumbuh di hujung taman;
kalungan budi junjungan kasih,
Mesra kenangan sepanjang zaman.

Gurindam
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.

Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.

Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa.

Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.

Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.

Syair perahu
Inilah gerangan suatu madah
Mengarangkan syair terlalu indah
Membetuli jalan tempat berpindah
Di sanalah iktikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu
Ialah perahu tamsil hidupmu
Tiadalah berapa lama hidupmu
Ke akhirat jua kekal hidupmu

Hai muda arif budiman
Hasilkan kemudi dengan pedoman
Alat perahumu jua kerjakan
Itulah jalan membetuli insan

Perteguh jua alat perahumu
Hasilkan bekal air dan kayu
Dayung pengayuh taruh di situ
Supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar
Angkatlah pula sauh dan layar
Pada beras bekal jantanlah taksir
Niscaya sempurna jalan yang kabir

Karya: Hamzah Fansuri

2. Mendaftar Kata Berima pada Gurindam, Syair, dan Pantun

Daftarlah kata yang memiliki bunyi akhir sama pada gurindam, syair, dan pantun di atas! Lanjutkan seperti contoh berikut!

Kata berima pada pantun

Kata berima pada larik ganjil (1 dan 3)
Bayam, Kantung, Tidak, Benang, Berang-berang, Kiri, Selasih, Taman

Kata berima pada larik genap (2 dan 4)
Ayam, Sekampung, Tidak, Dikenang, Orang, Diri, Kasih, Zaman

Kata berima pada Gurindam

Kata berima pada larik 1
Perangai, Sahabat, Guru, Berbangsa, Berbahagia, Mulia

Kata berima pada larik 2
Ramai, Obat, Seteru, Bahasa, Sia-sia, Dia

Kata berima pada syair

Kata berima pada larik 1
Madah, Dirimu, Budiman, Perahumu, Ayar

Kata berima pada larik 2, 3, dan 4
Indah, berpindah, sudah, Hidupmu, hidupmu, hidupmu, Pedoman, kerjakan, insan, Kayu, di situ, itu, Layar, taksir, kabir.

3. Menemukan kata berima sama secara utuh

Buka kamus dan berbagai sumber untuk menemukan kata berima yang bunyi akhirnya sama secara utuh!

Benda di sekitar/buah/tumbuhan/nama kota/hewan/masakan

  • rebana, pelana, Sulawesi, rambutan, kambing, sambal

Kata dengan bunyi akhir sama secara utuh

  • (Terpana, suasana, terpesona, terhina, terbina), (Aolusi, motivasi, prestasi, promosi, emosi), (Kejutan, hambatan, jabatan, jembatan, kecepatan), (Ombang-ambing, belimbing, tebing, lembing), (Tambal, tumbal, gombal, tebal, gimbal, timbal).

4. Menemukan kata berima akhir sebagian

Benda di sekitar/buah/tumbuhan/hewan/masakan

  • Pisang, Bogor, Nanas, Ayam, Rendang

Kata dengan bunyi akhir sama sebagian

  • (pegang, dagang, garang, tebang, hilang, kacang), (longsor, bocor, kotor, mandor, tekor, molor), (tebas, landas, tegas, majas, lekas, jelas, lemas), (lebam, legam, kejam, sekam, selam, tanam), (terbang, kencang, pegang, kejang, hilang, remang).

5. Membandingkan Pantun, Syair, dan Gurindam

Diskusikan persamaan dan perbedaan ketiganya! Tulislah pada tabel berikut!
Perbedaan Pantun, Syair, dan Gurindam.

a. Perbedaan
Tujuan :

  • Pantun menyampaikan nasihat, menyatakan rasa sayang, ajaran budi pekerti dan moral untuk kepentingan sosial dan hiburan.
  • Syair menyampaikan cerita dan pengajaran serta digunakan dalam kegiatan-kegiatan yang berunsur keagamaan.
  • Gurindam untuk menyampaikan nasihat atau kata-kata mutiara.

Struktur Isi :

  • Pantun terdiri dari 1 bait terdiri dari 4 baris, baris 1 dan 2 merupakan sampiran, baris 3 dan 4 merupakan isi, teks pantun berbentuk bait-bait, ada keterkaitan isi baris pertama dan kedua, dan ada keterkaitan isi baris ketiga dan keempat
  • Syair terdiri dari 1 bait terdiri dari 4 baris, setiap baris mempunyai makna yang berkaitan dengan baris-baris sebelumnya, empat baris merupakan satu kesatuan ide, tidak ada sampiran maupun isi seperti pantun, dan syair perlu dilagukan untuk membentuk nyanyian.
  • Gurindam terdiri dari 1 bait terdiri dari 2 baris, bait pertama merupakan sebab atau persoalan, bait kedua merupakan akibat atau penyelesaian, dan isi terletah di larik kedua.

Ciri teks :

  • Pantun bersajak a-b-a-b, terdiri dari 8-12 suku kata, dan pilihan katanya, padat, singkat dan jelas.
  • Syair bersajak a-a-a-a, dan terdiri dari 8-12 suku kata.

Jenis :

  • Pantun adat, Pantun agama, Pantun budi, Pantun jenaka, Pantun kepahlawanan, Pantun kiasan, Pantun nasihat, Pantun percintaan, Pantun pribahasa, Pantun teka-teki, Pantun perpisahan.
  • Syair melayu lama, Syair islami, Syair cinta, Syair persahabatan, Syair kehidupan, Syair pendidikan.
  • Gurindam Berkait dan gurindam berangkai.

b. Persamaan Pantun dan Syair
1. Terdiri dari 4 baris dalam satu bait
2. Terikat oleh rima
3. Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
4. Pantun dan syair adalah puisi lama

Persamaan Syair dan Gurindam
1. Terikat oleh rima
2. Barisnya merupakan kesatuan yang utuh
3. Merupakan puisi lama

Persamaan Pantun, Syair dan Gurindam
1. Pantun, syair dan gurindam merupakan puisi lama
2. Tujuannya untuk menyampaikan pengajaran atau nasihat