Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tenaga Kerja

2/5 - (1 vote)

Perkembangan dunia usaha di Indonesia saat ini mengalami pasang surut akibat krisis moneter yang terjadi di negara kita. Selain itu hendaknya disadari bahwa dimasa sekarang ini mereka berada dalam suatu persaingan yang semakin ketat dan sebuah tantangan besar yaitu era perdagangan global abad 21. Usaha yang dapat bertahan hidup hanyalah mereka yang tanggap dalam memperbaiki kualitas, efisien serta mampu mengantisipasi keinginan dan kebutuhan pasar.

 

Oleh karena itu diperlukan karyawan yang memiliki tingkat produktivitas kerja yang tinggi agar produksi dapat tercapai sesuai dengan target. Karyawan merupakan aset yang berperan penting dalam perusahaan, dengan demikian perlu untuk diperhatikan latar belakang tingkat pendidikannya karena tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi pola pikir, sikap dan tingkah lakunya dan diyakini bahwa karyawan yang berpendidikan tinggi lebih tinggi pula produktivitasnya.

Peranan dan Tujuan Pendidikan

Pengertian pendidikan menurut Undang undang nomor 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional adalah sebagai berikut “Pendidikan adalah untuk menyiapkan usaha sadar peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan untuk masa yang akan datang”. Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin di capai oleh kegiatan pendidikan. Adalah suatu yang wajar jika pendidikan itu harus di mulai dengan tujuan, yang di asumsikan sebagai nilai. Peranan pendidikan juga sangat berpengaruh terhadap sumber daya manusia. Berikut beberapa peranan pendidikan :

  1. Pendidikanlah yang berperan membangun manusia yang akan melaksanakan transformasi sosial ekonomi yang sesuai dengan tujuan bangsa agar tumbuh dan berkembang atas kekuatan sendiri menuju masyarakat yang adil dan makmur, sebab pembangunan memerlukan keterampilan – keterampilan untuk menguasai teknologi yang maju.
  2. Pendidikan besar sekali peranan nya dalam pembangunan sumber daya manusia, yaitu membina manusia menjadi tenaga yang produktif.
  3. Dengan perantara pendidiklah dapat di laksanakan perubahan sosial budaya, yaitu perkembangan ilmu pengetahuan, penyesuaian sikap yang mendukung pembangunan, penguasaan berbagai keterampilan dalam penggunaan berbagai teknologi maju untuk mempercepat proses pembangunan.
  4. Pendidikan yang berperan untuk memberikan perawatan yang baik terhadap tenaga kerja yang mengisi pembangunan mengenai kesahatannya, peningkatan kemampuannya, disiplin kerja, pengetahuan dan keterampilan-keterampilannya yang di perlukan latihan.
  5. Pendidikan lah yang mampu memberikan sumbangan terhadap manusia agar manusia dapat mempertimbangkan dimensi sumber daya manusia dan pengembangan lapangan kerja.

Tujuan dasar pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan upaya pemenuhan manusia siap pakai seperti halnya beberapa kritik yang muncul saat ini, khususnya masalah pengangguran terdidik yang cenderung menyalahkan dunia pendidikan sebagai penyebabnya. Kecenderungan ini makin meningkatnya pula angka pengangguran tenaga kerja terdidik daripada bertambahnya tenaga kerja yang mempunyai produktivitas sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Selain itu meningkatnya pengangguran tenaga kerja terdidik telah menjadikan suatu masalah yang serius.

Kemungkinan ini di sebabkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan akan semakin tinggi pula aspirasi untuk mendapatkan kesempatan kerja yang lebih sesuai. Namun demikain, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga kerja terdidik. Menurut beberapa ahli mengatakan bahwa pengangguran tenaga kerja terdidik di sebabkan oleh tiga alasan penting, yaitu :

  1. Adanya perbedaan antara persediaan dan kesempatan kerja.
  2. Terlalu kuatnya pengaruh modal manusia terhadap cara berfikir masyarakat yang menyebabkan timbulnya sikap yang seolah-olah menganggap bahwa pendidikan sekolah sebagai lembaga yang secara langsung mempesiapkan tenaga kerja yang mampu dan terampil bekerja.
  3. Program pendidikan yang telah di atur dengan besarnya peranan menengah dan pendidikan profesional jenjang penddikan tinggi.Sementara peran pendidikan swasta dan dunia usaha masih terlalu kecil.

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Tenaga Kerja

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kemampuan berfikir dari seorang. Karena di era global seperti ini persaingan semakin ketat diiringi dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih. Upaya mencerdaskan bangsa ditegaskan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa “Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan. Perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

Maka untuk mencerdaskan kehidupan bangsa diselenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan.(UU Sisdiknas:2003) Untuk mencapai tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa yang tertuang dalam sistem pendidikan nasional, dalam peraturan pemerintah RI no 47 tahun 2008 tentang wajib belajar pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar bagi anak usia sekolah dasar 7-12 tahun yang bertujuan memberikan pendidikan minimal bagi warga negara indonesia untuk dapat mengembangkan potensi dirinya agar dapat hidup mandiri di dalam masyarakat atau melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Pelaksanaan pendidikan dasar dua belas tahun merupakan salah satu cara atau upaya yang dilakukan pemerintah untuk memenuhi tuntutan dunia kerja. Persyaratan dalam dunia kerja menuntut kualitas serta pengetahuan pelamar kerja lebih unggul sehingga dengan basis pendidikan dasar dua belas tahun tentunya dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja lebih baik. Dengan adanya tingkat pendidikan yang tinggi akan memberikan kemampuan bagi lulusan SMA/Aliyah yang menjadikan sumber daya manusia berkualitas dan memberikan efektivitas produksi yang akhirnya dapat menyumbang pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.

Masalah baru yang timbul ketika terjadi peningkatan jumlah lapangan kerja yang tidak sebanding dengan jumlah lulusan. Masalah ini memang selalu menjadi suatu persoalan yang perlu dipecahkan dalam perekonomian suatu wilayah. Tingginya angka pengangguran tidak hanya menimbulkan masalah-masalah di bidang ekonomi, melainkan masalah dibidang sosial seperti kemiskinan dan kerawanan sosial.

Pengangguran adalah dimana seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertumbuhan kesempatan kerja yang lebih rendah daripada pertumbuhan tenaga kerja, akibatnya banyak tenaga kerja yang tidak memperoleh pekerjaan.

Pengangguran tenaga kerja terdidik hanya terjadi selama lulusan mengalami masa tunggu yang dikenal sebagai pengangguran friksional. Lama masa tunggu itu juga bervariasi menurut tingkat pendidikan. Terdapat kecenderungan bahwa semakin tinggi pendidikan angkatan kerja semakin lama menunggunya. Secara makro, pengangguran tenaga kerja terdidik merupakan suatu pemborosan. Apabila di kaitkan dengan opportunity cost yang di korbankan oleh negara akibat dari menganggurnya angkatan kerja terdidik terutama yang berpendidikan tingi.

Namun dalam pandangan mikro, menganggur mempunyai tingkat utilitas yang lebih tinggi daripada menerima tawaran kerja yang tidak sesuai dengan aspirasinya. Sedangkan jika dilihat dari segi ekonomis, pengangguran tenaga kerja terdidik mempunyai dampak ekonomis yang lebih besar daripada pengangguran tenaga kerja yang kurang terdidik. Lapangan pekerjaan merupakan indikator keberhasilan penyelenggara pendidikan maka menyebarnya isu pengangguran terdidik menjadi sinyal yang cukup mengganggu bagi perencanaan di negara-negara berkembang pada umumnya, khususnya Indonesia.