Mengklasifikasi Teks Eksemplum

Teks Eksemplum adalah suatu cerita yang mengisahkan tokoh atau pelaku dari ceritanya. Kisahnya biasa diawali dengan pengenalan tokoh, kemudian dilanjutkan dengan peristiwa yang dialami tokoh, lalu ditutup dengan interpretasi yang muncul dari dalam diri tokoh. Sebagai sebuah karya sastra, teks eksemplum yang berisi pengalaman hidup manusia tidak akan dapat kamu baca dan pahami maknanya apabila tidak ditulis dalam bahasa Indonesia. Apabila teks sastra ini ditulis dalam bahasa lain (bahasa Inggris atau daerah), tentu tidak semua dapat kamu pahami. Kamu tidak akan dapat mengetahui ilmu (pesan-pesan) yang disampaikan penulisnya.

 

Klasifikasi teks eksemplum dapat dilakukan berdasarkan struktur dan penokohan yang terdapat di dalam bagian-bagian yang membangun teks eksemplum tersebut. Struktur teks eksemplum terdiri dari orientasi, insiden, dan interpretasi. Penokohan dalam teks eksemplum terdiri dari tokoh utama dan tokoh pendamping.

Orientasi merupakan bagian awal teks yang membicarakan tokoh utama dalam teks tersebut. Insiden merupakan peristiwa yang berisi persoalan yang dihadapai oleh Ptokoh utama di dalam kehidupannya. Insiden yang dialaminya menjadi deretan persoalan yang akhirnya akan memberikan konsekuensi terhadap langkah yang ditempuhnya. Reaksi individu tokoh utama yang timbul akibat peristiwa yang dialami berisi pesan moral yang tidak terkait dengan tokoh utama, tetapi terkait dengan pendengar atau pembaca yang menjadi partisipan. Oleh karena itu, insiden ini disebut juga komplikasi. Sementara itu, interpretasi merupakan evaluasi dan akibat terhadap pilihan yang dilakukan tokoh utama sehingga memberi pembelajaran pada dirinya. Bagian ini merupakan pandangan penulis terhadap peristiwa dan kejadian yang dialami pelaku dan diharapkan akan menjadi pesan moral bagi partisipan.

Cerita Putri tangguk berasal dari kabupaten Kerinci, Jambi. Tepatnya di negeri Bunga Tanjung kecamatan Danau Kerinci. Adapun tema dalam cerita Putri Tangguk adalah “wanita yang sombong karena telah menyia-nyiakan padi”. Alur yang terdapat pada cerita ini adalah alur maju, karena peristiwa yang terjadi pada cerita tersebut diurutkan secara kronologis. Dan adapun latar tempat yang tampak pada cerita Putri Tangguk ini adalah saat di persawahan, saat di rumah, serta saat putrid tangguk (mak) di jalan bersama suami dan anaknya. Mengejar cita merupakan karya Nur Lailatul Fitrotin.

Untuk itu, baca dan cermati lagi teks “Putri Tangguk” dan “Mengejar Cita” di bawah ini.

Mengejar Cita

Struktur Orientasi

Kalimat;
Pagi itu Dani ingin sekali bersekolah, Akan tetapi, karena kondisi keuangan keluarganya yang tidak mencukupi, dia terpaksa mengurungkan niatnya. Dani tidak bisa melanjutkan sekolah karena harus membantu ibunya yang sehari-hari mencari nafkah sebagai penjual nasi. Dani hanya bisa membantu ibunya berjualan nasi pecel. Sejak ayahnya meninggal, ekonomi keluarga Dani tidak stabil. Mereka berusaha keras mengumpulkan uang untuk kebutuhan sehari-hari. Mereka berharap mendapatkan rezeki lebih agar Dani bisa bersekolah kembali.

Struktur Insiden

Kalimat;
Ketika Dani berangkat menjajakan koran, tanpa disangka dia bertemu dengan temannya yang bernama Tina, anak seorang Kepala Sekolah. Perasaan iri Dani muncul ketika melihat Tina berpakaian seragam sekolah yang rapi, lengkap dengan sepatu dan tas. Akan tetapi, dia sadar bahwa dia tidak mungkin seperti Tina. Seperti biasa, dengan semangat yang luar biasa, Dani benar-benar tak merasakan lelah meskipun terik matahari siang itu begitu terasa di kulit. Dani masih tetap semangat dan termotivasi untuk mengumpulkan uang yang banyak agar bisa melanjutkan sekolah dan mewujudkan citacitanya. Dani berharap hari ini dia memperoleh hasil yang banyak dalam penjualan koran.

Pada saat Dani menyeberang jalan untuk mengejar orang yang ingin membeli korannya, tiba-tiba sebuah mobil menyenggolnya. Dia terjatuh ke pinggir jalan dan koran dagangannya berantakan. Wanita yang mengendarai mobil itu turun lalu menghampiri Dani yang masih tergeletak. Wanita muda itu memarahi Dani yang masih belum sadar.

Ketika Dani sadar, dia mendengar wanita itu memarahinya karena menyeberang jalan ketika lampu lalu lintas masih hijau. Padahal, Dani berlari dan menyeberang jalan ketika lampu lalu lintas sudah berwarna merah. Mobil dan motor sudah berhenti. Hanya Ibu itu saja yang masih menjalankan mobilnya. Banyak saksi yang melihat bahwa Dani tidak bersalah.

Struktur Interpretasi

Kalimat;
Dani tidak dapat berbuat apa-apa. Dia hanya manatap korannya yang sudah berjatuhan dan tidak dapat dijual lagi. Dani hanya bisa diam ketika dikatakan sebagai penyebab terjadinya kecelakaan itu. Dani hanya pasrah dan berharap hal itu tidak terjadi lagi padanya. Hikmah yang dapat diambil adalah jangan menyalahkan orang yang sesungguhnya tidak bersalah.

Putri Tangguk

Struktur Orientasi

Kalimat;
Alkisah, di Desa Bunga Tanjung ada seorang perempuan tua yang mempunyai huma. Humanya tidak begitu luas, hanya seluas tangguk penangkap ikan. tetapi hasilnya melimpah ruah. Putri Tangguk nama perempuan itu. Ia memiliki tujuh orang anak.

Struktur Insiden

Kalimat;
Pada suatu malam, Putri Tangguk dan suaminya sedang berbincang-bincang tentang masa depan keluarganya. Ketika itu, ketujuh anak mereka sudah tidur dengan pulas. “Wahai Kakanda”, kata Putri Tangguk kepada suaminya sambil menghela napas panjang. “Kita telah bekerja terus-menerus dan tidak henti-henti menuai padi. Hamba merasa sangat lelah. Anak-anak kita pun tidak terurus lagi. Lihatlah anak-anak kita yang tidak pernah lagi berdandan. “Ya,” jawab suaminya sambil duduk. “Kalau itu keinginan Dinda, Kanda tidak akan berhuma lagi karena ketujuh lumbung padi sudah penuh”. Hujan yang turun malam itu sangat lebat membuat suasana tempat tinggal Putri Tangguk semakin sunyi.

Keesokan harinya, pagi yang masih dingin tidak menghalangi niat Putri Tangguk dan suaminya pergi ke sawah untuk menuai padi. Pekerjaan itu biasa mereka lakukan setiap pagi demi memenuhi kebutuhan keluarga. Jalan menuju huma yang mereka tuju sangat licin sehingga Putri Tangguk beserta suami dan anak-anaknya sering tergelincir. Bahkan, anakanaknya ada juga yang terjatuh. Perempuan setengah baya itu tampak kesal.

“Jalan licin!” terdengar Putri Tangguk menyumpah. “Hari ini kita tidak perlu lama bekerja. Padi yang tertuai kita tumpahkan di jalan ini sebagai pengganti pasir. Besok kita masih dapat menuai padi,” kata Putri Tangguk sambil menggerutu. Hari itu mereka cepat kembali ke rumah. Padi yang sudah tertuai, mereka taburkan di sepanjang jalan yang mereka lalui. Mereka berharap jalan yang selalu mereka lalui tidak licin lagi.

Pada suatu malam anak Putri Tangguk terbangun dan menangis meminta nasi untuk makan. Putri Tangguk pergi ke dapur untuk mengambil nasi. Ketika tutup periuk di buka, Putri Tangguk terkejut karena tidak ada nasi di dalamnya. Kemudian, ia berjalan menuju lumbung yang digunakan untuk menyimpan beras dan padi. Ia sangat terkejut ketika melihat lumbung itu kosong. Dengan setengah berlari, Putri Tangguk menuju lumbungnya yang lain. Ia semakin terkejut karena di dalam ketujuh lumbung padi yang dimilikinya tidak sebutir beras atau padi pun yang ditemuinya. Setelah menyampaikan apa yang ditemuinya itu, Putri Tangguk dan suaminya bergegas berangkat menuju huma mereka. Akan tetapi, mereka sangat terkejut karena tidak sebatang pun padi ada di huma mereka. Dalam keadaan sedih, Putri Tangguk pulang ke rumah. Kesedihannya semakin bertambah ketika mendengar tangisan anak-anaknya yang kelaparan. Putri Tangguk jatuh miskin akibat kesombongannya dengan membuang-buang padi semaunya di jalan yang dilewatinya.

Struktur Interpretasi

Kalimat;
Sebagai ciptaan Tuhan Yang Mahakuasa, manusia tidak boleh sombong dan angkuh. Manusia tidak boleh menghambur-hamburkan kekayaannya karena semuanya merupakan anugerah dan titipan Sang Pencipta. Putri Tangguk yang pada mulanya sangat kaya jatuh miskin karena kesombongan dan keangkuhannya. Ia tidak mensyukuri kekayaan yang telah diberikan Tuhan kepadanya.

Di dalam karya sastra tokoh atau pelaku menjadi sesuatu yang sangat penting karena melalui tokoh itulah peristiwa-peristiwa yang terjadi diceritakan penulis. Tokoh dalam suatu cerita dapat dibagi, antara lain tokoh utama dan tokoh pendukung. Tokoh utama merupakan pelaku yang menjadi pusat perhatian dalam peristiwa-peristiwa yang terjadi, sedangkan tokoh pendukung merupakan pelaku yang perannya hanya sebagi pendamping tokoh utama agar jalan cerita yang diingini penulis tercapai. Melalui watak dan perilaku tokoh-tokoh di dalam cerita itu, pembaca dapat belajar. Teks “Putri Tangguk” dan “Mengejar Cita” di atas juga memiliki pelaku yang menjadi tokoh utama dan tokoh pendukung.

1.Teks “Putri Tangguk”

  • Tokoh utama; Putri Tangguk
  • Perilaku baik; Putri Tangguk sangat menyayangi keluarganya
  • Perilaku buruk; Putri Tangguk sangat sombong

2. Tokoh Pendamping

  • Tokoh utama; Suami Putri Tangguk
  • Perilaku baik; Suaminya sangat bertanggung jawab kepada keluarganya.
  • Perilaku buruk; Ia sama sombongnya dengan istrinya.

3) Apakah yang dimaksud dengan lumbung dan huma?
Lumbung adalah tempat menyimpan padi
huma adalah padi yang tidak terlalu membutuhkan banyak air / padi darat

4) Apakah fungsi dan manfaat lumbung bagi keluarga Putri Tangguk?
Fungsinya untuk menyimpan cadanganpadi dan beras, dan
Manfaat lumbung untuk menyimpan padi atau beras yang telah dipanen oleh putri tangguk, suami dan anak-anaknya.

5) Apakah yang membuat Putri Tangguk sedih hampir menangis?
Ia melihat padi di huma sudah habis/hilang dan ia sedih melihat anak-anaknya yang menangis kelaparan.

6) Mengapa Putri Tangguk menyebarkan padi hasil humanya di jalan yang
dilewatinya?
Karena jalan yg di lewatinya licin dan putri tangguk dan anak anaknya pernah terpeleset maka dari itu putri tangguk marah dan akhirnya menyebarkan padi hasil humanya dijalan,yg,di,lewatinya

7) Mengapa Putri Tangguk dan keluarganya jatuh miskin?
Karena dia sombong dan tidak mensyukuri kekayaan yang telah diberikan tuhan kepadanya

8) Pada paragraf berapa ditemukan informasi umum tentang tokoh yang
dibicarakan?
Pada paragraf PERTAMA ditemukan informasi umum tentang tokoh yang dibicarakan dalam cerita rakyat putri tangguk.

9) Pada paragraf berapa pula kamu dapat menemukan insiden yang terjadi
pada tokoh dalam teks tersebut?
Paragraf ke 2,3,4 dan 5

10) Bagaimana dengan paragraf terakhir teks tersebut? Apa pesan yang ingin
disampaikan oleh penulis?
Pada bagian interpretasi penulis menyampaikan bahwa manusia tidak boleh sombong dan angkuh.

Teks “Mengejar Cita”

  • Tokoh utama; Dani
  • Perilaku baik; Sabar, penyayang, baik dan mempunyai semangat tinggi untuk hidup.
  • Perilaku buruk; Ia memiliki perasaan iri terhadap temannya yang bernama Tina.

Tokoh Pendamping

  • Tokoh utama; Wanita Muda
  • Perilaku baik; –
  • Perilaku buruk; Ia tidak mau mengakui kesalahannya.

Setelah kamu mengetahui tokoh-tokoh yang menjadi pelaku di dalam kedua teks tersebut kita memperoleh hikmah dan pelajaran terhadap perilaku mereka itu. Pelajaran apakah yang dapat kamu ambil dari perilaku tokoh utama dan tokoh pendukung, baik yang terdapat di dalam teks “Putri Tangguk” maupun teks “Mengejar Cita”?

  1. Dari teks Putri Tangguk diperoleh pelajaran yang sangat berharga yaitu kita tidak boleh sombong janganlah menjadi manusia yang sombong walaupun banyak kelebihan yang diberikan oleh Allah terhadap kita. Dan jangan pernah untuk menyia-nyiakan sedikit saja makanan yang telah diberikan terhadap kita, karena makanan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan kita. Serta jangan pula untuk tidak memperdulikan orang lain yang ada disekitar kita, jangan sibuk dengan kegiatan kita sendiri saja.
  2. Dari teks Mengejar Cita kita dapat belajar untuk jangan berputus asa dalam menjalani cobaan hidup. Tetap semangat dan berusaha untuk menggapai cita-citamu. Dan jangan pernah bersikap kasar kepada orang lain karena itu merupakan sifat tercela yang tidak boleh dilakukan.