Mendalami Unsur-Unsur Drama

3.2/5 - (32 votes)

Drama merupakan genre (jenis) karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Kisah dan cerita dalam drama memuat konflik dan emosi yang secara khusus ditujukan untuk pementasan teater.

 

1. Kareteristik Drama

Ciri-ciri drama adalah seperti yang berikut:

  • Harus ada konfliks
  • Harus ada aksi
  • Harus dilakonkan
  • Tempo masa kurang daripada 3 jam
  • Tiada ulangan dalam satu masa

Jenis-jenis drama indonesia

Ada beberapa jenis drama tergantung dari dasar yang dipakainya. Dalam pembagian jenis drama, biasanya digunakan ada tiga dasar, yakni: berdasarkan penyajian lakon drama, berdasarkan sarana, dan berdasarkan keberadaan naskah drama. Berdasarkan penyajian lakon, drama dapat dibedakan menjadi delapan jenis, yaitu:

  • Opera: drama yang dialognya dinyanyikan dengan diiringi musik.
  • Tragedi: drama yang penuh dengan kesedihan
  • Komedi: drama penggeli hati yang penuh dengan kelucuan.
  • Tragekomedi: perpaduan antara drama tragedi dan komedi.
  • Farce: drama yang menyerupai dagelan, tetapi tidak sepenuhnya dagelan.
  • Tablo: jenis drama yang mengutamakan gerak, para pemainnya tidak mengucapkan dialog, tetapi hanya melakukan gerakan-gerakan.
  • Melodrama: drama yang dialognya diucapkan dengan diiringi melodi/musik.
  • Sendratari: gabungan antara seni drama dan seni tari.

Berdasarkan sarana pementasannya, pembagian jenis drama dibagi antara lain:

  • Drama Panggung: drama yang dimainkan oleh para aktor dipanggung.
  • Drama Televisi: hampir sama dengan drama panggung, hanya bedanya drama televisi tak dapat diraba.
  • Drama Film: drama film menggunakan layar lebar dan biasanya dipertunjukkan di bioskop.
  • Drama Wayang: drama yang diiringi pegelaran wayang.
  • Drama Radio: drama radio tidak bisa dilihat dan diraba, tetapi hanya bisa didengarkan oleh penikmat.
  • Drama Boneka: para tokoh drama digambarkan dengan boneka yang dimainkan oleh beberapa orang.

Jenis drama selanjutnya ialah, berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama. Pembagian jenis drama berdasarkan ini, antara lain:

  • Drama Tradisional: tontonan drama yang tidak menggunakan naskah.
  • Drama Modern: tontonan drama menggunakan naskah.

Berikut istilah-istilah yang merujuk pada pengertian drama tradisional masyarakat.

a. Sandiwara
Istilah sandiwara diciptakan oleh Mangkunegara VII, berasal dari kata bahasa Jawa sandhi yang berarti ‘rahasia’, dan warah yang berarti ‘pengajaran’. Oleh Ki Hajar Dewantara, istilah sandiwara sebagai pengajaran yang dilakukan dengan perlambang, secara tidak langsung.

b. Lakon
Istilah ini memiliki beberapa kemungkinan arti, yaitu (1) cerita yang dimainkan dalam drama, wayang atau film (2) karangan yang berupa cerita sandiwara, dan (3) perbuatan, kejadian, peristiwa.

c. Tonil
Istilah tonil berasal dari bahasa Belanda tonel, yang artinya ‘pertunjukkan’. Istilah ini populer pada masa penjajahan Belanda.

d.Sendratari
Sendratari kepanjangan dari seni drama dan tari. Sendratari berarti pertunjukkan serangkaian tari-tarian yang dilakukan oleh sekolompok orang penari dan mengisahkan suatu cerita dengan tanpa menggunakan percakapan.

e. Tablo
Tablo merupakan drama yang menampilkan kisah dengan sikap dan posisi pemain, dibantu oleh pencerita. Pemain-pemain tabli tidak berdialog.

2. Unsur-unsur Drama

Tema

Tema adalah ide pokok atau gagasan utama sebuah cerita drama.

Tokoh

Tokoh adalah orang – orang yang berperan dalam suatu drama. Berdasarkan perannya terhadap jalan cerita, tokoh bisa dibedakan menjadi tiga.

Tokoh protagonis, yaitu tokoh yang mendukung cerita. Biasanya ada suatu ada dua figur tokoh protagonis utama yang di bantu oleh tokoh – tokoh lainnya yang ikut terlibat sebagai pendukung cerita.
Tokoh antagonis, yaitu tokoh penentang cerita. Biasanya ada seorang tokoh utama yang menentang cerita dan beberapa figur pembantu yang ikut menentang cerita.
Tokoh tritagonis, yaitu tokoh pembantu, baik untuk tokoh protagonis maupun untuk tokoh antagonis.

Dialog

Dua tuntutan yang harus dipenuhi dalam percakapan atau dialog.

  • Dialog harus turut menunjang gerak laku tokohnya. Dialog harus dipergunakan untuk mencerminkan sesuatu yang telah terjadi sebelum cerita itu dimainkan, sesuatu yang sedang terjadi di luar panggung selam cerita itu berlangsung, dan harus pula dapat mengungkapkan pikiran – pikiran serta perasaan – perasaan para tokoh yang turut berperan di atas pentas.
  • Dialog yang diucapkan di tas pentas lebih tajam dan tertib dari pada ujaran sehari – hari. Tidak ada kata yang harus terbuang begitu saja, para tokoh harus berbicara jelas dan tepat sasaran. Dialog itu disampaikan secara wajar dan alamiah.

Penokohan/Watak

Watak adalah perilaku yang diperankan oleh tokoh drama. Watak protagonis adalah watak (periku) baik yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : penyabar, kasih sayang, santun, pemberani, pembela yang lemah, baik hati dan sebagainya. Sedangkan watak antagonis adalah watak (perilaku) jahat yang diperankan oleh tokoh drama, contohnya : sifat iri dan dengki, kejam, penindas dan sebagainya.

Alur

Alur adalah rangkaian peristiwa dan konflik yang dijalin dengan seksama dan menggerakkan jalan cerita melalui rumitan ke arah klimaks dan penyelesaian.

Jenis – jenis alur adalah sebagai berikut.

  • Alur maju, yaitu penceritaan rangkaian peristiwa mulai dari peristiwa paling awal sampai peristiwa terakhir.
  • Alur mundur, yaitu penceritaan rangkaian peristiwa mulai dari peristiwa yang paling akhir kemudian berbalik ke peristiwa yang paling awal.
  • Alur campuran, yaitu perpaduan antara alur maju dan alur mundur di dalam suatu cerita.

Latar

Latar adalah keterangan mengenai tempat , ruang dan waktu dalam sebuah naskah drama.

  • Latar Tempat, yaitu penggambaran tempat kejadian di dalam naskah drama, seperti di Bandung, Surabaya, dan sebagainya.
  • Latar Waktu, yaitu penggambaran waktu kejadian di dalam naskah drama, seperti pagi hari pada tanggal 17 Agustus 1945.
  • Latar Suasana, yaitu penggambaran suasana ataupun budaya yang melatarbelakangi terjadinya adegan atau peristiwa dalam drama. Misalnya dalam budaya masyarakat betawi, melayu, dan sunda.

Amanat 

Amanat drama adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada penonton. Amanat drama atau pesan disampaikan melalui peran para tokoh drama.