Mengidentifikasi Kaidah Kebahasaan dalam Teks Ceramah

4.4/5 - (46 votes)

Seperti jenis teks lainnya, ceramah mempunyai ciri-ciri tersendiri yang berbeda dengan teks-teks lainnya. Teks ceramah juga mempunyai kaidah kebahasaan, untuk lebih jelasnya langsung saja simak berikut ini.

 

1. Menggunakan kata ganti orang pertama (tunggal) dan kata ganti orang kedua jamak, yang berfungsi sapaan. Kata ganti orang pertama, yaitu saya, aku. Bahkan kata kami mempunyai arti sebuah kelompok saat berceramah. Teks ceramah biasanya menggunakan kata sapaan, seperti hadirin, kalian, bapak-bapak, ibu-ibu, saudara-saudara.

2. Menggunakan kata-kata teknis atau peristilahan yang berkaitan dengan topik yang dibahas. Dengan topik tentang masalah kebahasaan yang menjadi fokus pembahasanya, istilah-istilah yang muncul dalam teks tersebut adalah sarkastis, eufemistis, tata krama, kesantunan berbahasa, etika berbahasa.

3. Menggunakan kata-kata (sebab akibat). Misalnya, jika… maka, sebab, karena, dengan demikian, akibatnya, oleh karena itu. Bahkan ada juga yang menggunakan kata-kata yang yang menyatakan hubungan temporal ataupun perbandingan/ pertentangan, antara lain sebelum itu, kemudian, pada akhirnya, sebaliknya, berbeda halnya, namun.

4. Menggunakan kata-kata kerja mental, seperti diharapkan, memprihatinkan, memperkirakan, mengagumkan, menduga, berpendapat, berasumsi, menyimpulkan.

5. Menggunakan kata-kata persuasif, seperti hendaklah, sebaiknya, diharapkan, perlu, harus.

Tugas
1. a. Cermatilah kembali sebuah teks ceramah yang telah kamu baca/ simak.
b. Secara berkelompok, identifikasilah kaidah-kaidah yang ada pada teks tersebut.
c. Catatlah hasilnya dalam format laporan seperti berikut.

2. Lakukanlah silang baca dengan kelompok lain untuk saling memberikan penilaian berdasarkan ketepatan dan kelengkapannya.

Jawaban

Topik : Jujur itu Indah
Penceramah : Ust. Khalid
Tempat/waktu : Masjid Nurul Iman, Tasikmalaya/ Jumat, Pkl. 18.30 WIB

  1. Kaidah Kebahasaan
  2. Kata ganti orang pertama
  3. Kata ganti orang kedua (sapaan)
  4. Kata sambung sebab akibat
  5. Kata sambung temporal
  6. Kata-kata teknis
  7. Kata-kata persuasif

Contoh

  1. Pada kesempatan kali ini saya akan membicarakan tentang jujur itu indah.
  2. Bapak-bapak, ibu-ibu, para jamaah yang dimuliakan oleh Allah.
  3. Menjadi orang yang berjalan di atas kebenaran (baik dan jujur) memang tidaklah mudah. Dengan berperilaku jujur dalam kehidupan sehari-hari maka secara otomatis sudah berdakwah mengajak masyarakat dan lingkungannya untuk berlaku jujur.
  4. Kejujuran dapat membentuk manusia saling percaya dan saling kuat rasa kasih sayang di antara mereka. Melalui kejujuranlah seseorang akan merah kesuksesan, keberhasilan, dan keberuntungan. Sebaliknya, orang yang meraih kesuksesan dengan tidak jujur, maka kesuksesan yang diraihnya hanyalah sementara.
  5. Sesungguhnya kejujuran adalah budi pekerti yang sangat kuat kaitannya dengan kemaslahatan individu ataupun masyarakat dan merupakan sisi yang paling kuat untuk membenahi masyarakat dan menegakkan aturan-aturan. Kejujuran menunjukkan atas keindahan sifat dan ketinggian moral. Kejujuran pula dapat membentuk seseorang menjadi cinta kepada Allah dan cinta kepada hamba-hambaNya yang mukminin.
  6. Sebuah kejujuran dapat tercermin dari kisah yang mengagumkan berikut pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Suatu hari Khalifah Umar melakukan pemantauan ke daerah untuk melakukan pemantauan kejujuran pada rakyat hingga bertemu si penggembala. Umar berkata “Hai, penggembala mengapa kau tak mengambil satu ekor kambing dari ribuan ekor kambing milik Tuanmu. Pastilah tidak akan ketahuan. Kemudian, penggembala itu menjawab, “tidak wahai khaifah, meskipun tidak ketahuan tetapi Allah Maha Mengetahui.” Mendengar jawaban tersebut, Khalifah Umar menemui Tuan si penggembala dan menceritakan bahwa budaknya sangat jujur dan akhirnya si penggembala diberikan hadiah.
  7. Kejujuran dapat menciptakan keindahan dan kebahagiaan bagi diri sendiri maupun orang lain. Sementara itu, dengan ketidakjujuran, kita akan diliputi rasa cemas, ketakutan atas kebohongan yang kita lakukan. Oleh karena itu, marilah kita berlaku jujur, dengan dipaksa untuk melakukan sebuah kejujuran, diri kita akan terbiasa dengan sebuah kejujuran yang mempunyai sejuta keindahan di dalamnya.

2. Silang baca dengan kelompok lain, Kemudian, saling memberi penilaian berdasarkan format yang telah disajikan. Aspek yang menjadi penilaian adalah ketepatan dan kelengkapan.