Hubungan Sosial Menurut Prosesnya

Hubungan sosial atau interaksi sosial diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.

 

Pengertian Hubungan Sosial

Hubungan sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu denga individu yang lain, saling memengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk salin menolong. Hubungan sosial disebut juga interaksi sosial. Interaksi sosial adalah proses saling memengaruhi di antara dua orang atau lebih. Seseorang melakukan hubungan sosial secara naluri didorong oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam maupun dari luar dirinya.

Hubungan sosial atau yang disebut interaksi sosial merupakan upaya manusia memenuhi kebutuhan hidup. Tidak semua upaya manusia merupakan hubungan sosial. Oleh karena itu, hubungan sosial memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu:

  1. Adanya kontak sosial dan komunikasi;
  2. Dilakukan oleh dua orang atau lebih dan ada reaksi dari pihak lain;
  3. Bersifat timbal balik, positif, dan berkesinambungan;
  4. Adanya penyesuaian norma dan bentuk-bentuk interaksi sosial.

Faktor Pendorong Hubungan Sosial

Faktor-faktor terjadinya hubungan sosial selalu memengaruhi individu dalamproses sosial secara langsung atau tidak langsung. Proses sosial secara langsungdilakukan dengan komunikasi lisan (berbicara). Proses sosial tidak langsung dilakukan antara lain dengan menggunakan sarana komunikasi seperti telepon dan surat. Seseorang melakukan hubungan sosial pasti memiliki tujuan, antara lain:

  1. Menjalin hubungan persahabatan;
  2. Menjalin hubungan usaha;
  3. Mendiskusikan sebuah persoalan;
  4. Melakukan kerja sama; dan lain-lain.

Kontak Sosial

Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih melalui percakapan dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat. Berdasarkan prosesnya, kontak sosial ada 2 macam, yaitu:

  1. Kontak Primer, yaitu kontak sosial yang dilakukan secara langsung.
  2. Kontak Sekunder, yaitu kontak sosial yang dilakukan oleh media atau perantara.

Adanya Komunikasi

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain yang dilakukan secara langsung atau melalui media agar terjadi saling memengaruhi di antara keduanya. Komunikasi dapat dilakukan secara:

  1. Verbal, dengan menggunakan kata-kata secara lisan.
  2. Nonverbal, dengan menggunakan bahasa isyarat atau bahasa tubuh.

Faktor Internal Terjadinya Hubungan Sosial

Faktor dari dalam diri seseorang yang mendorong terjadinya hubungan sosial adalah sebagai berikut :

  1. Keinginan untuk meneruskan atau mengembangkan keturunan dengan melalui perkawinan antara dua orang yang berlainan jenis saling tertarik dan berinteraksi.
  2. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup karena manusia membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.
  3. Keinginan untuk mempertahankan hidup terutama menghadapi serangan dari apapun.
  4. Keinginan untuk melakukan komunikasi dengan sesama.

Faktor Eksternal Terjadinya Hubungan Sosial

Faktor dari luar yang mendorong terjadinya hubungan sebagai berikut.

  1. Simpati
    Simpati adalah suatu sikap tertarik kepada orang lain karena sesuatu hal. Ketertarikan tersebut karena penampilannya, kebijaksanaan, ataupun pola pikirnya. Simpati menjadi dorongan yang kuat pada diri seseorang untuk melakukan komunikasi/interaksi sehingga terjadi pertukaran/nilai pendapat. Contohnya, ketika kita mengetahui teman kita bersedih maka kita ikut merasakan kesedihannya, ketika di Provinsi Naggroe Aceh Darussalam, Provinsi D.I Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dan Provinsi Papua mendapat bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, tsunami, ataupun lainnya) yang menghancurkan semua maka kita pun ikut merasakan penderitaan dan berusaha membantu mereka.
  2. Motivasi
    Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang yang mendasari orang melakukan perbuatan. Motivasi muncul biasanya karena rasionalitas, seperti motif ekonomis, motif popularitas, atau politik. Motivasi juga dapat muncul dari pengaruh orang lain. Contohnya, dengan diberikan tugas dari guru maka murid akan termotivasi untuk selalu rajin belajar setiap hari.
  3. Empati
    Empati merupakan proses psikis, yaitu rasa haru atau iba sebagai akibat tersentuh perasaannya dengan objek yang ada di hadapannya. Empati adalah kelanjutan dari rasa simpati. Contoh ketika kita melihat anak kecil kehilangan orang tuanya kerena bencana maka tidak terasa kita ikut menangis dan merasakan deritanya (simpati) sehingga kita ingin membantu meringankan penderitaannya (empati).
  4. Sugesti
    Sugesti adalah kepercayaan yang sangat mendalam dari seseorang kepada orang lain atau sesuatu. Pengaruh sugesti ini muncul tiba-tiba dan tanpa adanya pemikiran untuk mempertimbangkan terlebih dahulu. Sugesti akan mendorong individu untuk melakukan suatu interaksi sosial.
  5. Imitasi
    Imitasi adalah dorongan untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain. Imitasi muncul karena adanya minat, perhatian atas sikap mengagumi terhadap orang lain yang dianggap cocok atau sesuai. Contohnya meniru mode rambut artis idolanya.
  6. Identifikasi
    Identifikasi adalah dorongan seseorang untuk menjadikan dirinya identik atau sama dengan orang lain. Identifikasi karena terikat oleh suatu aturan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri seperti orang lain, atau atas dasar kesenangan sehingga tertarik menyesuaikan diri. Contohnya, pakaian seragam yang harus dikenakan murid di suatu sekolah.

Hubungan Sosial Menurut Prosesnya

Hubungan sosial adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk berinteraksi dengan orang lain.
Proses hubungan social dibedakan menjadi 2 bentuk yaitu :

  1. Proses Asosiatif
  2. Proses Disosiatif

Hubungan sosial asosiatif merupakan hubungan yang bersifat positif, artinya hubungan ini dapat mempererat atau memperkuat jalinan atau solidaritas kelompok. Adapun hubungan sosial disosiatif merupakan hubungan yang bersifat negatif, artinya hubungan ini dapat merenggangkan atau menggoyahkan jalinan atau solidaritas kelompok yang telah terbangun.

Proses Asosiatif

Proses Asosiatif adalah proses hubungan social yang mengarah pada persatuan dan dapat meningkatkan hubungan solidaritas antarindividu/kelompok.

Macam-macam proses asosiatif yaitu :

  1. Kerjasama
    Kerjasama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau antarkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Charles H. Cody, kerjasama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan kesadaran terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut.
    Kerjasama terbentuk karena adanya faktor-faktor diantaranya adanya kebersamaan rencana dan tujuan antarindividu, adanya kemampuan untuk menciptakan rencana dan melaksanakannya, adanya pengetahuan yang cukup dan pengendalian diri yang memadai, terciptanya suasana yang menyenangkan di antara pelaku kerjasama. Bentuk kerjasama diantaranya:
    1) Kerukunan, mencakup gotong royong dan tolong menolong antarsesama warga dalam masyarakat.
    2) Bargaining, merupakan bentuk kerjasama yang dihasilkan melalui proses tawar-menawar atau kompromi antara dua pihak atau lebih untuk mencapai suatu kesepakatan.
    3) Kooptasi (cooptation), yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi dan sebagai suatu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam organisasi yang bersangkutan.
    4) Koalisi (coalition), yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang bertujuan sama.
    5) Joint Venture, yaitu kerjasama antara beberapa organisasi dalam mengusahakan proyek-proyek besar tertentu.
  2. Akomodasi
    Akomodasi mempunyai dua arti, yaitu menunjuk suatu keadaan dan untuk menunjuk suatu proses.
    – Akomodasi yang menunjuk pada keadaan artinya adalah adanya suatu keseimbangan dalam interaksi orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan kaitannya dengan norma dan nilai sosial yang berlaku di masyarakat.
    – Akomodasi sebagai suatu proses, yaitu menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha untuk mencapai kestabilan.
    Menurut Soerjono Soekanto, tujuan akomodasi yaitu mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham, mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu, memungkinkan terjadinya kerjasama antarkelompok-kelompok sosial.
    Menurut Gillin dan Gillin pengertian akomodasi yaitu:
    – Untuk menunjuk pada suatu keadaan, berarti suatu kenyataan adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang perorang dan kelompok-kelompok manusia sehubungan dengan norma dan nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat.
    – Menunjuk pada suatu proses, berarti usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan untuk mencapai suatu kestabilan.
    Bentuk-bentuk akomodasi diantaranya:
    1) Arbitrasi (arbitration), yaitu cara untuk mencapai kesepakatan yang dilakukan antara dua pihak yang bertikai dengan meminta bantuan pihak ketiga yang kedudukannya lebih tinggi.
    2) Stalemate, yaitu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang bertentangan mempunyai kekuatan seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangan.
    3) Pengadilan (adjudication), yaitu bentuk akomodasi yang diselesaikan lewat meja hijau atau pengadilan.
    4) Kompromi (compromize), yaitu bentuk akomodasi yang masing-masing pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaian terhadap perselisihan.
    5) Paksaan (coersion), yaitu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan secara paksaan baik langsung maupun tidak.
    6) Mediasi (mediation), yaitu bentuk akomodasi dengan cara mengundang pihak ketiga yang netral, hampir menyerupai arbitration. Akan tetapi pihak ketiga tersebut tidak memiliki wewenang untuk memberi keputusan.
    7) Toleransi (tolerance), yaitu bentuk akomodasi tanpa persetujuan formal yang dilandasi saling menghargai, saling menghormati dan tidak saling curiga.
    8) Konsiliasi (conciliation), yaitu bentuk akomodasi dengan cara mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih untuk mencapai persetujuan bersama.
  3. Asimilasi
    Asimilasi merupakan suatu proses di mana individu-individu atau kelompok-kelompok yang mempunyai perbedaan kemudian lebur menjadi satu tujuan, pandangan, kepentingan yang sama.
    Menurut Koentjaraningrat, asimilasi dapat terjadi apabila memenuhi, yaitu terdapat sejumlah kelompok manusia yang memiliki kebudayaan berbeda, terjadi pergaulan antara individu atau kelompok secara intensif dan berlangsung dalam waktu yang lama, kebudayaan yang dimiliki tiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri.
    Faktor pendorong atau yang mempermudah proses asimilasi, yaitu:
    1) Terjadinya perkawinan campuran (amalgamation), yaitu perkawinan campuran antara dua orang yang berbeda budaya.
    2) Adanya musuh dari luar yang sama.
    3) Adanya sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya.
    4) Adanya kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi.
    5) Adanya persamaan unsur-unsur kebudayaan.
    Faktor yang menghambat terjadinya proses asimilasi, yaitu:
    1) Kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat terisolir atau terasing.
    2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan dari golongan masyarakat yang dihadapi.
    3) Perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan lain.
    4) Adanya perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri fisik.
    5) Perasaan bahwa kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih hebat dari kebudayaan yang lain.
    6) Apabila golongan minoritas mengalami gangguan dari golongan yang berkuasa, yang menyebabkan timbulnya kebencian dari golongan minoritas terhadap mayoritas walaupun sebelumnya proses asimilasi di antara mereka sudah terjalin.
    7) Perbedaan kepentingan dan pertentangan pribadi.
    8) Adanya perasaan yang kuat.
  4. Amalgamasi
    Amalgamasi adalah meleburnya dua kelompok budaya menjadi satu dan melahirkan kondisi baru. Proses amalgamsi dapat menghindarkan masyarakat dari perpecahan dan pertentangan. Amalgamasi dapat terbentuk melalui perkawinan campuran.
  5. Akulturasi
    Akulturasi adalah perpaduan dua kebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri kepribadian masing-masing.
    Menurut Koentjaraningrat, akulturasi terjadi apabila suatu kelompok dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan asing. Dengan begitu, unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.

Proses Disosiatif

Proses Disosiatif adalah proses hubungan sosial yang mengarah pada perpecahan.

Bentuk-bentuk hubungan sosial disosiatif yaitu :

  1. Persaingan
    Persaingan adalah suatu proses sosial dilakukan oleh individu atau kelompok untuk saling berlomba atau bersaing dan berbuat sesuatu untuk mencapai suatu kemenangan tanpa adanya ancaman atau kekerasan dari para pelaku. Bentuk persaingan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
    – Persaingan kelompok, yaitu persaingan yang terjadi antarkelompok individu.
    – Persaingan individual, yaitu persaingan antara orang perorangan.
    Persaingan dapat terwujud dalam berbagai bentuk, yaitu:
    1) Persaingan ekonomi, persaingan ini terjadi karena persediaan barang yang terbatas dan jumlah konsumen yang terus bertambah. Persaingan di bidang ekonomi bertujuan untuk mengatur produksi dan distribusi.
    2) Persaingan kebudayaan. Setiap daerah memiliki kebudayaan sendiri, sehingga Setiap kebudayaan daerah berusaha menjadi kebudayaan yang terbaik. Demikian juga masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut mencoba untuk melestarikan dan mengembangkan kebudayaannya.
    3) Persaingan kedudukan. Dalam hal ini setiap individu atau kelompok mempunyai keinginan untuk diakui sebagai individu atau kelompok yang mempunyai kedudukan dan peranan yang terpandang.
    4) Persaingan ras, persaingan ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri fisik seperti warna kulit, bentuk tubuh, dan corak rambut.
  2. Kontravensi
    Kontravensi adalah sikap mental tersembunyi yang ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpuasan mengenai seseorang atau rencana, perasaan tidak suka yang disembunyikan dan kebencian atau keraguan terhadap kepribadian seseorang.
    Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertikaian. Hal ini ditandai dengan sikap ketidakpastian, keraguan, dan penolakan yang tidak diungkapkan secara terbuka sehingga terjadi pertikaian.
    Menurut Leopold Van Wiese dan Howard Becker, bentuk-bentuk kontravensi dibedakan menjadi:
    1) Kontravensi umum (penolakan, protes, gangguan dan perbuatan kekerasan).
    2) Kontravensi sederhana (menyangkal pernyataan orang lain, mencerca, memfitnah).
    3) Kontravensi intensif (penghasutan, desas-desus dan mengecewakan pihak lain).
    4) Kontravensi rahasia (pengkhianatan dan membocorkan rahasia pada pihak lain).
    5) Kontravensi taktis (mengejukan lawan, mengganggu pihak lain, provokasi, dan intimidasi).
    Kontravensi dibagi menjadi dalam empat tipe, yaitu kontravensi antarmasyarakat, antagonisme keagamaan, kontravensi intelektual antara yang berlatar belakang pendidikan tinggi dan pendidikan rendah, oposisi moral yang berhubungan erat dengan latar belakang kebudayaan.
  3. Pertentangan
    Pertentangan adalah proses sosial di mana beberapa individu atau kelompok berusaha menekan, menghancurkan, atau mengalahkan pihak lawan melalui ancaman kekerasan untuk mencapai suatu tujuan.
    Bentuk-bentuk pertentangan, yaitu:
    1) Pertentangan pribadi, terjadi di antara individu yang satu dan individu yang lain dan dapat menimbulkan kebencian.
    2) Pertentangan ras. Sumber pertentangan ini adalah adanya perbedaan ciri-ciri fisik.
    3) Pertentangan antarkelas-kelas sosial. Disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan.
    4) Pertentangan politik. Terjadi di antara golongan yang satu dengan golongan yang lain atau di antara negara-negara yang berdaulat.
    5) Pertentangan bersifat internasional. Disebabkan oleh adanya kepentingan yang luas dan menyangkut kepentingan nasional serta kedaulatan masing-masing negara.
    Faktor yang memengaruhi terjadinya konflik di dalam masyarakat diantaranya perbedaan antarindividu; perbedaan kebudayaan yang menimbulkan perbedaan kepribadian, pemikiran, dan pola perilaku; perbedaan kepentingan antarindividu maupun antarkelompok; perubahan nilai-nilai sosial yang cepat menyebabkan perbedaan dalam masyarakat.
    Akibat yang ditimbulkan konflik diantaranya bertambahnya rasa solidaritas antaranggota dalam kelompok; menyebabkan retaknya hubungan antaranggota kelompok; perubahan kepribadian individu dari masyarakat yang mengalami konflik; kerusakan harta, benda, bangunan, bahkan menimbulkan korban jiwa; adanya penaklukan dan penguasaan salah satu pihak yang terlibat dalam konflik.
 

Topik Lainnya