Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

Proses interaksi sosial dapat berlangsung, antara lain karena faktor imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, motivasi, dan empati.

 

Imitasi

Tarde berpendapat bahwa faktor yang mendasari interaksi adalah faktor imitasi. Imitasi merupakan dorongan untuk meniru orang lain. Imitasi berperan dalam interaksi sosial, misalnya perkembangan bahasa. Bahasa yang diucapkan oleh anak merupakan hasil dari anak mengimitasi keadaan sekelilingnya. Anak mengimitasi apa yang didengarnya yang kemudian menyampaikan kepada orang lain sehingga dengan demikian berkembanglah bahasa anak itu sebagai alat komunikasi dalam interaksi sosial. Selain itu, imitasi juga dapat dilakukan dengan cara meniru cara berpakaian, model rambut, gaya bicara, bertingkah laku, dan sebagainya dari seorang tokoh yang diidolakan.

Identifikasi

Freud mengemukakan bahwa identifikasi merupakan dorongan untuk menjadi identik atau sama dengan orang lain. Menurut Freud anak mempelajari norma sosial dari orang tuanya dengan dua cara yaitu :

  1. anak mempelajari dan menerima norma-norma sosial itu karena orang tua dengan sengaja mendidiknya, dan
  2. kesadaran akan norma-norma sosial juga dapat diperoleh anak dengan jalan identifikasi yaitu anak mengidentifikasikan diri pada orang tua, baik pada ibu maupun pada ayah.

Sifat identifikasi lebih mendalam dari pada imitasi karena dalam proses ini kepribadian seseorang turut terbentuk.Contoh dari hasil identifikasi adalah seorang anak laki-laki yang dekat dengan ayahnya atau bahkan mengidolakan ayahnya akan mengidentifikasikan dirinya sama dengan ayahnya sehingga kepribadiannya pun akan menjadi seperti sosok sang ayah.

Sugesti

Sugesti adalah pengaruh psikis, baik yang datang dari diri sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya kritik dari individu yang bersangkutan.

Sugesti dibedakan menjadi dua macam sebagai berikut.

  1. Auto-sugesti yaitu sugesti terhadap diri sendiri, sugesti yang datang dari dalam diri individu yang bersangkutan. Misalnya saja jika seseorang berfikir dan mensugestikan dirinya bisa mengerjakan soal, maka ia akan merasa bisa mengerjakannya.
  2. Hetero-sugesti yaitu sugesti yang datang dari orang lain.Biasa terjadi dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau yang kuat ke yang lemah. Atau bisa juga dipengaruhi karena iklan.
  3. Simpati

Simpati merupakan perasaan rasa tertarik pada orang lain. Sikap simpati ini lebih cenderung pada rasa belas kasihan, tanpa dinyatakan dalam sikap yang konkret untuk menolong. Contoh : Ucapan turut berduka, tanpa datang ke rumah duka. Jadi hanya ungkapan tanpa tindakan.

Empati

Empati merupakan kemampuan untuk merasakan keadaan emosionalorang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah dan mengambilperspektif orang lain. Empati lebih menekankan pada keinginan untuk menolong, mengalami emosi yang serupa dengan emosiorang lain, mengetahui apa yang orang lain rasakan dan pikirkan, mengaburkan garis antaradiri dan orang lain. Contoh tindakan membantu korban bencana alam.

Motivasi

Motivasi sendiri hampir sama dengan sugesti, hanya saja sugesti bisa mengarah kepada hal yang positif dan negatif sedangkan motivasi lebih mengarah ke hal-hal yang positif. Karena motivasi adalah suatu dorongan, rangsangan ataupun pengaruh yang diberikan oleh seseorang kepada orang lainnya, sehingga orang yang diberi motivasi  tersebut akan termotivasi dan menuruti atau melaksanakan apa yang telah dimotivasikan secara kritis, rasional dan penuh tanggung jawab.