Mengembangkan Isi Teks Eksposisi

4/5 - (19 votes)

Pola dan jenis pengembangan paragraf eksposisi ditentukan oleh jalur pemikiran yang terkandung di dalamnya. Berdasarkan teknik penguraian gagasan utama menjadi gagasan penjelas.

 

Melengkapi Tesis dengan Argumen yang Mendukung

Eksposisi dikembangkan berdasarkan gagasan pokok yang dinyatakan dalam tesis atau pernyataan pendapat. Untuk menguatkan pendapat tersebut digunakan argumen-argumen. Pada bagian terdahulu kamu telah menemukan gagasan-gagasan pokok dalam teks.

Pembangunan dan Kerusakan Lingkungan. Tesis gagasan pokok yang dikembangkan menjadi sebuah paragraf utuh dengan gagasan penjelas berupa argumen di dalamnya.

Perhatikan contoh gagasan pokok dan gagasan penjelas pada teks sebelumnya. Setelah itu, temukan gagasan pokok dan gagasan penjelas pada setiap paragraf.

Gagasan Pokok

  1. Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingku-ngan yang serius.
  2. Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik pembangunan yang tidak memerhatikan kelestarian alam, atau disebut pembangunan yang tidak berkelanjutan.
  3. Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini ternyata jauh dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara berkembang, salah satunya Indonesia.
  4. Pada tahun 2005 – 2006 tercatat, telah terjadi 330 bencana banjir, 69 bencana tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 bencana tsunami.
  5. Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi karena praktik pembangunan yang dilakukan tanpa memerhatikan potensi bencana.
  6. Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi daerah resapan air dan tampungan air.
  7. Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera diatasi.

Gagasan Penjelas

    1. Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dari hal itu dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
    2. Seharusnya, konsep pembangunan adalah memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.
    3. Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta).
    4. Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam.
    5. Misalnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007, dapat dipahami sebagai dampak pembangunan kota yang mengabaikan pelestarian lingkungan.
    6. Hal ini diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana dan tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai.
    7. Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.

Kegiatan 2
Menyampaikan Kembali Gagasan dalam Teks Eksposisi dengan Bahasa yang Berbeda

Salah satu cara berlatih menyampaikan pendapat dengan eksposisi adalah dengan menyampaikan kembali gagasan pokok yang terdapat dalam eksposisi berjudul Pembangunan dan Kerusakan Lingkungan.

Perhatikan contoh, kemudian lanjutkan untuk mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan pendukung pada paragraf-paragraf selanjutnya.

Penyampaian dalam Eksposisi

Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius. Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dari hal itu dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik pembangunan yang tidak memerhatikan kelestarian alam, atau disebut pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan adalah memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.

Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini ternyata jauh dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara berkembang, salah satunya Indonesia. Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini juga diikuti oleh punahnya flora dan fauna langka. Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini yang diikuti bencana bagi manusia.

Pada tahun 2005 – 2006 tercatat, telah terjadi 330 bencana banjir, 69 bencana tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 bencana tsunami. Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam.

Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi karena praktik pembangunan yang dilakukan tanpa memerhatikan potensi bencana. Misalnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007, dapat dipahami sebagai dampak pembangunan kota yang mengabaikan pelestarian lingkungan.

Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana dan tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya debit air hujan yang tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan.

Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera diatasi. Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.

Penyampaian dengan bahasa yang berbeda

Bumi sedang menghadapi berbagai permasalahan lingkungan yang serius. Ada enam masalah lingkungan yang utama yaitu ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Kerusakan alam yang terjadi sangat besar karena jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat. Di sisi lain, teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.

Beberapa ahli telah menyimpulkan bahwa masalah ini disebabkan oleh praktik pembangunan tidak mementikan kelestarian alam. Padahal konsep sebenarnya dari pembangunan adalah terpenuhinya kebutuhan manusia hingga generasi mendatang.

Konsep yang diterapkan dalam pembangunan berkelanjutan saat ini sangat berbeda dari yang diharapkan. Negara Indonesia menjadi negara pertama yang mengalami kesulitan penerapannya. Salah satu contohnya setiap tahun terjadi penebangan liar seluar 3.180.243 yang sama dengan 50 kali luas kota Jakarta. Hal ini tentunya menyebabkan flora dan fauna di Indonesia menjadi punah dan langkah. Kenyataan ini akan diikuti kehancuran alam dan bencana bagi manusia.

Mulai tahun 2005-2006 telah terjadi berbagai bencana alam seperti bencana banjir, bencana tanah longsor, bencana letusan gunung merapi, gempa bumi, dan bencana tsunami. Penyebab utama bencana longsor dan banjir adalah rusaknya hutan dan pembangunan yang tidak mementikan kondisi alam.

Bencana alam lain akan memakan banyak korban lagi jika praktik pembangunan yang dilakukan tidak memperhatikan potensi bencana.

Dilansir dari pusat penelitian dan pembangunan sumber daya air bahwa faktor utama penyebab banjir adalah pembangunan yang dilakukan tanpa adanya resapan air dan tampungan air. Hal ini menjadi parah dengan saluran drainase kota yang terabaikan tidak terawat sehingga terjadinya tumpukan sampah dan limbah sungai. Jika sudah demikian debit air akan meningkat dan bisa memicu bencana banjir.

Masalah lingkungan seperti ini perlu penanganan serius dan segera diatasi. Meskipun bencana alam lainnya tidak mungkin diatasi, paling tidak untuk mencari solusinya agar kondisi bumi tidak semakin parah.