Menganalisis Kritik yang Disampaikan dalam Anekdot

4.2/5 - (107 votes)

Di pelajaran sebelumnya, kamu sudah memahami tentang perbedaan humor dan anekdot yang berdasarkan fungsinya. Humor hanya berfungsi sebagai pembuat orang lucu dan tertawa sedangkan anekdot berfungsi untuk menyampaikan makna tersirat yang berupa kritik.

 

Kritik dalam anekdot diungkapkan dalam bentuk sindiran, tidak disampaikan secara langsung. Tujuannya untuk menghindari konflik dari pihak yang disindir. Maka dari itu, pencerita menggunakan ungkapan yaitu berupa kata, frasa, atau kalimat yang bermakna idiomatis, bukan makna sebenarnya.

Berikut adalah contoh analisis kritik atau sindiran dalam anekdot Dosen yang Menjadi Pejabat.

Kata, frasa, klausa, atau kalimat

  1. Kursi
  2. Takut kursinya diambil orang

Makna idiomatis

  1. Jabatan
  2. Takut jabatannya direbut orang lain

Menurut identifikasi kata dan klausa idiomatis di atas bisa diambil kesimpulan bahwa kritik yang disampaikan ditujukan untuk para pejabat yang tidak mau atau takut dilengserkan.

Tugas 1
Bacalah kembali teks anekdot yang telah kamu identifikasi sebelumnya, kemudian analisislah kritik/ sindiran yang ada di dalamnya dengan menggunakan tabel berikut.

Kata, frasa, klausa, atau kalimat

  1. Keledai
  2. Jadi kalau kita juga membuka-buka buku tanpa mengerti isinya, berarti kita sebodoh keledai, bukan?

Makna idiomatis

    1. Bodoh
    2. Kalau kita membuka buka buku tetapi tidak paham isinya, berarti kita sama bodohnya dengan keledai

Kegiatan 3
Menyimpulkan Makna Tersirat dalam Anekdot

Pada pembelajaran sebelumnya, kamu sudah memahami bahwa anekdot berisi sindiran yang disampaikan dengan cara yang humor. Dalam kegiatan pembelajaran ini kamu akan belajar menyimpulkan makna tersirat yang disampaikan melalui anekdot.

Meskipun makna tersirat anekdot adalah sindiran dan kritikan, tetapi hanya lebih mengarah pada tujuan yang ingin disampaikan oleh si pembuat kritik.

Sekarang mari kita perhatikan lagi anekdot dosen yang juga pejabat berikut ini.

Dosen yang juga menjadi Pejabat

Di kantin sebuah universitas, Udin dan Tono dua orang mahasiswa sedang berbincang-bincang.
Tono : “Saya heran dosen ilmu politik, kalau mengajar selalu duduk, tidak pernah mau berdiri.”
Udin : “Ah, begitu saja diperhatikan sih Ton.”
Tono : “Ya, Udin tahu sebabnya.”
Udin : “Barangkali saja, beliau capek atau kakinya tidak kuat berdiri.”
Tono : “Bukan itu sebabnya, Din. Sebab dia juga seorang pejabat.”
Udin : “Loh, apa hubungannya.”
Tono : “Ya, kalau dia berdiri, takut kursinya diduduki orang lain.”
Udin : “???”

Teks anekdot di atas berisi tentang para pejabat yang takut dan tidak mau turun dari jabatannya atau takut kehilangan jabatan. Selain itu, tujuan yang disampaikan juga menyindir para pejabat bahwa jabatan itu ada masanya.

Jadi, makna tersirat yang dimaksud lebih mengarah pada pesan moral yang hendak disampaikan melalui anekdot. Pesan moral itu dapat dirunut dari kritikan atau sindiran yang disampaikan lewat anekdot.

Tugas 1
Bacalah kembali anekdot-anekdot di atas, kemudian tentukan makna tersiratnya dengan menggunakan tabel berikut ini.

Judul Anekdot

Dosen yang juga menjadi Pejabat

Kritikan/ Sindiran

Kritik yang disampaikan adalah kritikan pada para pejabat yang takut kehilangan jabatannya atau tidak mau diganti oleh pejabat baru

Makna Tersirat

Menanyakan sebuah informasi,, sebaiknya juga dikonfirmasi terlebih dahulu. Karena belum tentu informasi yang kita dapat dan kita asumsikan sendiri itu benar. Jadi dalam teks ini,, penulis menyampaikan pesan untuk berhati-hati memilah informasi dan mengkonfirmasinya terlebih dahulu agar informasi yang kita dapat,, bisa dipertanggungjawabkan karena sudah terbukti.