Bentuk Muka Bumi dari Interpretasi Peta Umum

Perlu kita ketahui bahwa bentuk permukaan bumi tidak rata. Ada yang berupa dataran tinggi, dataran rendah, dan perairan. Apakah di daerahmu terdapat bentuk muka bumi berupa gunung, sungai, atau laut. Bentuk muka bumi antara daerah satu dan yang lain berbeda-beda. Dengan menggunakan peta kita dapat mengetahui bentuk permukaan bumi di tiap daerah.

 

Pengertian Peta

Apa itu peta? Peta merupakan elemen penting penunjang studi ilmu geografi. Pada dasarnya peta merupakan sebuah gambar atau simbol yang mewakili bentuk permukaan bumi. Simbol-simbol yang ada pada peta haruslah dipahami dengan tepat karena mempunyai makna atau arti. Pengertian peta adalah alat peraga yang menggambarkan permukaan bumi yang diperkecil dengan menggunakan skala.

Ada unsur-unsur yang harus ada di dalam peta supaya peta dapat dibaca oleh siapa saja. Unsur-unsur pada peta dibuat berdasarkan aturan yang disepakati secara internasional. Beberapa unsur peta yang penting seperti : judul peta, skala, Legenda, dan simbol. Adapun pengertian Legenda pada peta adalah bagian peta yang berisi keterangan dari simbol-simbol yang ada didalam peta.

Interpretasi Peta

Interpretasi peta adalah memahami simbol-simbol yang ada pada peta dan hubungannya dengan simbol-simbol lainnya. Berbagai simbol yang ada pada peta misalnya simbol titik, simbol garis, simbol area, dan simbol warna. Cara menginterpretasikan peta topografi berbeda dengan peta umum karena simbol-simbol yang digunakan berbeda.

Berikut beberapa penjelasan mengenai simbol-simbol yang ada pada peta ;

  1. Simbol garis hanya dipakai sebagai tanda, misalnya simbol garis menggambarkan jalan raya, jalan kereta api, sungai, dan batas administrasi.
  2. Sungai ditunjukkan dengan garis berkelok-kelok. Di sebelah garis tersebut biasanya terdapat nama sungai. Sungai-sungai besar yang terdapat di Pulau Sumatera antara lain Sungai Simpang Kanan, Asahan, Batanghari, Musi, Kampar, dan lain-lain.
  3. Pegunungan dan dataran tinggi ditunjukkan dengan warna merah dan kuning. Gunung ditunjukkan dengan bentuk segitiga. Segitiga merah artinya gunung berapi (aktif), segitiga hitam artinya gunung tidak berapi (tidak aktif). Di dekat segitiga tersebut terdapat nama gunung dan angka yang menunjukkan ketinggian tempat gunung tersebut.
  4. Dataran rendah dan rawa ditunjukkan dengan warna hijau dan hijau dengan garis putus-putus.
  5. Laut dan selat ditunjukkan dengan warna biru. Gradasi (tingkatan) warna menunjukkan kedalaman wilayah laut dan selat. Semakin pekat (tua) warna biru nya berarti semakin dalam laut atau selat tsb.
  6. Ketampakan jalan pada peta ditampilkan dengan simbol garis berwarna hitam atau merah. Misalnya : jalan raya provinsi ditampilkan dengan garis berwarna merah yang tebal.
  7. Daerah perkebunan pada peta ditampilkan dengan menggunakan simbol yang berbeda-beda, bergantung pada jenis tanaman yang diusahakannya. Misalnya, perkebunan tebu dilambangkan dengan gambar tebu, perkebunan kelapa sawit dilambangkan dengan gambar kelapa sawit.
  8. Kota dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu ibu kota negara, ibu kota provinsi, ibu kota kabupaten, kota, dan kecamatan. Jenis-jenis kota tersebut pada peta ditampilkan dengan simbol yang berbeda-beda. Ibu kota negara disimbolkan dengan lingkaran hitam di dalam bujur sangkar merah, ibu kota provinsi dengan bujur sangkar berwarna merah, ibu kota kabupaten dengan dua lingkaran berwarna merah, kota dengan dua lingkaran berwarna hitam, dan kecamatan dengan lingkaran berwarna hitam.

Menginterpretasi Peta Umum

Bentuk muka bumi atau relief daratan dapat diamati secara langsung di lapangan, namun dapat juga dengan melihat peta. Dari sebuah peta kita dapat mengetahui bentuk relief dari suatu tempat/wilayah. Dari sebuah peta kita dapat melihat gunung, pegunungan, pantai, dataran rendah, sungai, danau, laut, selat dan lain-lainnya. Itulah yang disebut interpretasi peta. Jadi interpretasi peta adalah memahami simbol-simbol yang ada pada peta dan hubungannya dengan simbol-simbol lainnya.

Peta umum adalah peta yang dibuat berdasarkan kenampakan umum. Sebelum menginterpretasi peta umum, lakukan langkah-langkah sebagai berikut.

  1. Siapkan peta umum yang akan diinterpretasi, misalnya peta pulau Sumatera.
  2. Perhatikan legenda untuk memahami makna simbol-simbol yang terdapat pada peta.
  3. Perhatikan persebaran data pada wilayah pulau tersebut.
  4. Perhatikan tahun pembuatan peta untuk mengetahui apakah peta tersebut masih relevan atau tidak.

Setelah melakukan langkah-langkah tersebut maka akan diperoleh informasi dari peta tersebut, yaitu sebagai berikut.

  1. Sungai
    Sungai ditunjukkan dengan garis berkelok-kelok. Sungai-sungai besar yang terdapat di Pulau Sumatera antara lain Sungai Simpang Kanan, Asahan, Batanghari, Musi, Kampar, dan lain-lain.
  2. Pegunungan dan Dataran Tinggi
    Pegunungan dan dataran tinggi memanjang di sepanjang Pulau Sumatera. Pegunungan dan dataran tinggi ditunjukkan dengan warna merah dan kuning. Pegunungan yang terdapat di Pulau Sumatra antara lain pegunungan Bukit Barisan.
  3. Dataran Rendah dan Rawa
    Dataran rendah dan rawa ditunjukkan dengan warna hijau dan hijau dengan garis putus-putus. Dataran rendah dan rawa terdapat di sepanjang pantai timur dan barat Pulau Sumatera.
  4. Danau
    Danau ditunjukkan dengan warna biru. yang terdapat di Pulau Sumatera antara lain danau Toba, Maninjau, Ranau, Kerinci, dan Singkarak.
  5. Gunung
    Gunung ditunjukkan dengan bentuk segitiga. Segitiga merah artinya gunung berapi (aktif), segitiga hitam artinya gunung tidak berapi (tidak aktif). Gunung-gunung yang terdapat di Pulau Sumatera antara lain gunung Leuser, Kerinci, Bandahara, Sibayak, dan Sinabung.
  6. Kepulauan
    Kepulauan yang terdapat di Pulau Sumatera antara lain berikut ini.
    – Kepulauan Batu, Nias, dan Pini di Sumatera Utara.
    – Kepulauan Banyak dan Simeulue di Nanggroe Aceh Darrussalam.
    – Kepulauan Mentawai dan Pagai di Sumatera Barat.
    – Kepulauan Natuna, Nambas, dan Lingga di Provinsi Kepulauan Riau.
  7. Laut dan Selat
    Laut dan selat ditunjukkan dengan warna biru. Gradasi (tingkatan) warna menunjukkan kedalaman wilayah laut dan selat. Semakin pekat (tua) warna biru menunjukkan lebih dalam dari pada warna biru muda. Selat dan laut yang ada di Pulau Sumatera antara lain sebagai berikut
    – Selat Sunda antara Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.
    – Selat Malaka antara Pulau Sumatera dan Semenanjung Malaysia.
    – Selat Berhala antara Pulau Sumatera dan Pulau Singkep
    – Selat Bangka antara Pulau Sumatera dan Pulau Bangka.
    – Laut Natuna di sebelah selatan Kepulauan Natuna.

Interpretasi Simbol-Simbol pada Peta

Pada peta tematik, suatu simbol merupakan informasi pokok guna menunjukkan tema suatu peta. Secara sederhana simbol dapat diartikan sebagai suatu gambar atau tanda yang mempunyai makna atau arti. Agar dapat memahami simbol-simbol tersebut, kita perlu menginterpretasikannya, maksudnya memahami simbol-simbol itu secara mendalam, dalam hubungannya dengan simbol-simbol yang lain. Berdasarkan bentuknya, beberapa macam simbol yang ada pada peta dikelompokkan sebagai berikut.

Simbol Garis

Simbol garis digunakan untuk menunjukkan karakter ketampakan peta terutama yang bersifat kualitatif. Simbol garis hanya dipakai sebagai tanda, misalnya simbol garis menggambarkan jalan raya, jalan kereta api, sungai, dan batas administrasi. Simbol garis juga dapat menggambarkan jumlah atau kuantitas fenomena tertentu. Dalam penggambarannya digunakan isopleth, yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat dengan data yang sama kuantumnya dan sama jenis datanya. Contoh:

  1. Tempat K ketinggiannya 200 m dpal
  2. Tempat L ketinggiannya 200 m dpal
  3. Tempat M ketinggiannya 200 m dpal
  4. Tempat N ketinggiannya 200 m dpal

Apabila K, L, M dan N dihubungkan dengan suatu garis, maka garis tersebut disebut isopleth (Isopleth ketinggian = contour). Beberapa contoh isopleth adalah sebagai berikut.

  1. Isotherm : garis-garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki
    temperatur udara sama.
  2. Isohyse : garis-garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki daerah
    sama.
  3. Isogone: garis-garis di peta yang mneghubungkan tempat-tempat yang memiliki
    deklinasi magnetic sama.
  4. Isohyet : garis-garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki curah
    hujan sama.
  5. Isobar : garis-garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki tekanan
    udara sama
  6. Isobath : garis-garis di peta yang menghubungkan tempat-tempat yang memiliki
    kedalaman laut sama.

Simbol Titik (dot)

Simbol titik merupakan simbol yang paling sederhana, bentuknya seperti titik. Namun dot tidaklah diartikan sesempit itu, dot dikatakan adalah gambar yang dianggap tidak berdimensi karena bentuknya yang sangat kecil. Bentuk dot antara lain : X, V, , , , , dan sebagainya.

Umumnya, dot selalu digambarkan dalam bentuk titik. Setiap dot akan mempunyai nilai/harga tertentu. Sebagai suatu contoh dalam suatu peta tematik yang digambarkan dengan dot, untuk persebaran penduduk setiap dot mewakili 50 orang. Jika penduduknya 1000 orang maka harus digambar 20 dot.

Persoalan yang sering muncul di dalam penggambaran dengan diagram dot adalah mengenai seberapa besar ukuran dot dan bagaimana meletakkan dot. Untuk menjawab ukuran dot yang pasti secara eksak tidak ada pedoman pasti, dot ditentukan sendiri oleh penggambar peta, namun harus diingat bahwa unsur persebaran harus tampak. Sedangkan peletakan dot didasarkan pada persebaran wilayah. Maka peranan peta topografi sangatlah menentukan, karena dalam peta topografi persebaran wilayah dipetakan secara lengkap.

Simbol Batang

Simbol batang (bar-graph) berbentuk seperti batang di mana panjang pendeknya batang menunjukkan quantum data. Simbol batang paling tepat digunakan untuk menyatakan perbandingan kuantitatif suatu fenomena dalam bentuk batang atau grafik. Penggambaran bar, terikat dengan sumbu X dan sumbu Y seperti halnya diagram garis. Ada dua macam simbol batang, yaitu simbol batang vertikal dan horizontal.

Garis Kontur dan Profil Topografi

Garis kontur

Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik-titik yang mempunyai ketinggian yang sama, yang diukur dari suatu bidang pembanding tertentu. Bidang pembanding ini yang dipakai umumnya adalah tinggi muka air laut rata-rata, dan ini diambil dan disepakati sebagai titik dengan ketinggian nol.

Interval kontur adalah jarak vertikal antara dua garis k ontur yang berurutan. Indeks kontur adalah garis kontur yang dicetak besar dalam peta, yang merupakan kelipatan sepuluh dari interval kontur. Tetapi tidak selalu demikian, kadang-kadang merupakan kelipatan lima, dalam peta garis ini diberi angka ketinggian. Garis kontur pada prinsipnya adalah suatu perwujudan dari perpotongan antara suatu benda dengan suatu bidang datar, yang dilihat dari atas.

Maka garis kontur mempunyai sifat-sifat sebagai berikut.

  1. Garis kontur tidak pernah saling berpotongan, kecuali dalam keadaan ekstrim seperti pada tebing yang menggantung.
  2. Garis kontur akan merenggang kalau topografi landai dan merapat kalau curam
  3. Garis kontur tidak akan bertemu atau menyambung dengan garis kontur yang bernilai lain.
  4. Pada lembah, garis kontur akan meruncing kearah hulu.

Penentuan besarnya kontur-kontur, besarnya interval ditentukan oleh:

  1. skala peta, makin besar skala peta, interval konturnya makin kecil;
  2. variasi relief, makin besar variasi relief, makin kecil intervalnya;
  3. tujuan khusus, Perlu diketahui, makin kecil interval kontur, makin banyak detail yang diperlihatkan. Tetapi dalam pemilihan besarnya, interval kontur tetap harus disesuaikan dengan kebutuhan seberapa detail yang diperlihatkan. Kalau tidak ada hal-hal yang khusus atau luar biasa, interval kontur biasanya diambil sebesar 1/2000 dari skala peta. Misalnya peta yang berskala 1 : 25.000 akan mempunyai interval kontur sebesar 12½ m.

Peraturan-peraturan garis kontur.

  1. Garis kontur selalu dibuat tertutup atau harus berakhir pada tepi peta.
  2. Kontur tertutup yang menunjukkan depresi harus dibedakan dengan kontur tertutup yang menunjukkan bukit, yaitu dengan cara menambahkan garis-garis gigi yang mengarah kearah depresi.

Cara pembuatan garis kontur.

  1. Cantumkan titik-titik ikat dengan harga ketinggiannya
  2. Hubungkan titik-titik yang tinggi dengan titik-titik yang lebih rendah di sekitarnya, kemudian buatlah interpolasi sesuai dengan interval konturnya.
  3. Hubungkan titik-titik yang diperoleh dari hasil interpolasi, yang harganya sama, dengan garis-garis.
  4. Kalau garis-garis kontur yang telah diperoleh memotong lembah, meskipun tidakada suatu harga ketinggian pada lembah tesebut, garis kontur tersebut kita buat, meruncing ke hulu. Juga spasi kontur disesuaikan sesuai dengan bentuk-bentuk lereng.

Pembuatan Profil Topografi

Pada suatu produl topografi, harus ada unsur-unsur berikut:

  1. “Section Line”, yaitu garis yang menunjukkan arah profil tersebut dibuat, garis ini harus
    ada pada peta.
  2. “End Line”, yaitu garis vertikal yang membatasi sisi kiri dan kanan dari suatu profil.
    Pada garis ini dicantumkan angka-angka ketinggian
  3. “Base Line”, yaitu batas bawah dari suatu profil.

Karena itu suatu profil topografi mempunyai dua jenis skala, yaitu skala vertikal dan horizontal. Skala horizontal umumnya selalu dibuat sama besarnya dengan skala peta.

Berdasarkan perbandingan kedua skala tersebut, dikenal:

  1. Profil normal, yaitu profil yang skala vertikal sama dengan skala horizontal.
  2. “Exaggerated Profile”, yaitu profil yang skala vertikalnya lebih besar dari skala horizontal.

Maksud dari pembuatan profil ini adalah agar relief topografi dapat tergambar dengan jelas dan baik. Karena bila dibuat profil normal sering relief topografi kurang jelas.

Cara pembuatan profil sebagai berikut:

  1. Buat “Section Line” pada peta di tempat yang akan dibuat sayatannya.
  2. Pada kertas lain, buat “End Line” dan “Base Line”. Panjang Base Line dibuat sesuai
    dengan panjang sayatan yang akan dibuat. Panjang End Line disesuaikan dengan tinggi
    relief maksimum, dan pada garis tersebut dicantumkan angka-angka ketinggian nol (muka laut), sebaiknya dibuat sedikit diatas Base Line.
  3. Ambil sepotong kertas, kemudian letakkan disepanjang Section Line.
  4. Tandai pada kertas tersebut, tempat-tempat yang berpotongan dengan garis kontur
  5. Ambil kertas yang telah ditandai itu, dan letakkan di sepanjang Base Line dengan
    kedudukan yang sama.
  6. Proyeksikan titik-titik tersebut ke atas, sesuai dengan harga ketinggian garis kontur
    yang diwakilinya
  7. Hubungkan titik-titik hasil proyeksi tersebut
  8. Berikan keterangan bila profil melewati puncak bukit atau sungai.

Bentuk Muka Bumi di Daratan dan Lautan

Bentuk permukaan bumi dapat kita bedakan menjadi bentuk muka bumi daratan (termasuk sungai dan perairan darat lainnya) dan bentuk muka bumi lautan. Berbagai keragaman bentuk muka bumi sebagai akibat tenaga yang berasal dari dalam bumi (disebut tenaga Endogen) dan tenaga yang berasal dari luar permukaan bumi (disebut tenaga eksogen)

Bentuk muka bumi dapat berupa kenampakan alamiah dan kenampakan buatan. Kenampakan alamiah adalah kenampakan bentang alam pada peta yang terbentuk secara alamiah. Contohnya: laut, danau, su ngai, gunung/pegunungan, dataran tinggi, rawa-rawa, dan lain-lain. Adapun Kenampakan buatan adalah kenampakan pada peta yang dibuat/ dibentuk oleh manusia. Contohnya, pemukiman, jalan, jalan kereta api, bandara, pelabuhan, dan lain-lain.

Untuk menentukan suatu tempat apakah termasuk dataran tinggi ataukah dataran rendah, biasanya ditentukan dari ketinggian tempat tsb. Tinggi daerah pada dataran rendah, biasanya 0 – 400 m diatas permukaan air laut. Sedangkan dataran tinggi memiliki ketinggian berkisar antara 400-1000 m diatas permukaan air laut. Daerah pegunungan, tingginya lebih dari 1000 m diatas permukaan air laut.