Mengonstruksi Sebuah Cerita Pendek dengan Memperhatikan Unsur-Unsur Pembangun

2.5/5 - (78 votes)

Di bagian ini kamu akan menentukan topik tentang kehidupan dalam cerita pendek dan menyunting cerita pendek dengan memperhatikan unsur-unsur pembangun.

 

Kegiatan 1

Menentukan Topik tentang Kehidupan dalam Cerita Pendek

Topik cerpen dapat diambil dari kehidupan diri sendiri ataupun pengalaman orang lain. Kewajiban dari pengarang cerpen adalah memperlakukan pengalaman itu sesuai dengan emosi dan nuraninya sendiri. Unsur emosi memang penting dalam menulis cerpen. Kata-kata yang kurang bisa membangkitkan suasana ”emosi”, akan membuat karangan tersebut hambar dan kurang menarik. Namun demikian, katakata tersebut tidak harus dibuat-buat. Kata-kata atau ungkapan yang kita pilih adalah kata-kata yang mempribadi. Kata-kata itu dibiarkan mengalir apa adanya. Dengan cara demikian, akan terciptalah sebuah karya yang segar, menarik, dan alamiah.

Memilih kata-kata memerlukan kemampuan yang apik dan kreatif. Pemilihan kata-kata yang biasa-biasa saja, tanpa ada sentuhan emosi, tidak akan begitu menarik bagi pembaca. Jika penulis melukiskan keadaan kota Jakarta, misalnya, tentang gedung-gedung yang tinggi, kesemerawutan lalu lintas, dan keramaian kotanya, berarti dalam karangan itu tidak ada yang baru. Akan tetapi, ketika seorang penulis melukiskan keadaan kota Jakarta dengan mengaitkannya dengan suasana hati tokoh ceritanya, maka penggambaran itu menjadi begitu menarik.

Perhatikan contoh berikut!

”Lampu-lampu yang berkilau terasa menusuk-nusuk matanya, sedangkan kebisingan kota menyayat-nyayat hatinya. Samar-samar dia sadari bahwa dia telah kehilangan adiknya: Paijo tercinta!

Pak Pong yang malang menatap kota dengan dendam di dalam hati. Jakarta, kesibukannya, Bina Graha, gedung-gedung itu….”
(Sumber: “Jakarta”, Totilawati Tj.)

Perhatikan pula cuplikan berikut!

Lelaki berkaca mata itu membuka kancing baju kemejanya bagian atas. Ia kelihatan gelisah, berkeringat, meski ia sedang berada di dalam ruangan yang berpendingin. Akan tetapi, ketika seorang perempuan cantik muncul dari balik koridor menuju tempat lelaki berkacamata itu menunggu, wajahnya berubah menjadi berseri-seri. Seakan lelaki itu begitu pandai menyimpan kegelisahannya.

“Sudah lama?” tanya perempuan cantik itu sambil melempar senyum.
“Baru setengah jam,” jawabnya setengah bergurau.

Gerak-gerik tokoh, identitasnya (berkaca mata), serta situasi kejiwaannya jelas tergambar dalam cuplikan di atas. Karakter tokoh benar-benar hidup sesuai dengan kondisi dan keadaan cerita yang dialaminya. Penulis mewakilkan situasi kejiwaan tokoh yang gelisah melalui kata-kata membuka kancing baju kemejanya, berkeringat, berubah menjadi berseri-seri.

Tugas

1. Buatlah sebuah cerita pendek berdasarkan pengalaman hidup yang kamu alami sendiri ataupun pengalaman orang lain.

2. Tentukanlah topiknya yang menarik dan dianggap khas atau langka.

3. Catatlah kata-kata kunci yang berkaitan dengan topik; lalu susunlah menjadi kerangka cerpen secara kronologis.

4. Kembangkanlah kerangka itu menjadi cerpen yang utuh dengan menggunakan kekuataan emosi.

5. Lakukanlah silang baca dengan teman sebangku untuk saling memberikan koreksi berkaitan dengan pilihan kata, ejaan, dan tanda bacanya.

Contoh Jawaban

Lebaranku Kali Ini

Mau Lebaran kali ini rasanya biasa-biasa saja gak seindah masa-masa dulu karena sudah gede, yang seru dan bikin kangen pas ingat lebaran waktu masih kecil dulu kalau 3H blom punya baju baru aku nangis, ngabuburit dari mulai ngejar lanyangan sampai ngadu layangan sampAi lupa waktu magrib, pas udah magrib di cariin ibu isya baru pulang dengan baju kotor. Bakar petasan sampai habis uang 30 ribu belum pulang kalau gak di jewer bapak, panas-panasan sama kampung tetangga, bakar karbit yang pakai lodong bambu, gak berhenti sebelum lodong bambunya pecah terus sudah di beliin di pamer-pamerin sama teman-teman terus di pakai sampai hari H, 3 hari aku pake gak ganti-ganti, kebayang tuh bau nya hehe, untung di beliinnya 2 stel pas Hari H di suruh ganti sama mama.

Senang kalau ngunjungi keluarga jauh meski di suruh bawa rantang yang isinya nasi sama ikan buat ngikutin tradisi tahunan tukeran makanan, habis itu di kasih uang pula sama keluarga, pokonya keluarga jauh di kunjungin apa lagi yang deket ngumpul semua di rumah terus bikin acara rekreasi keluarga ke laut. Sekarang lebaran yang aku rasakan bisa aja di tambah lagi lebaran kali ini gak bisa pulang kampung karena kerjaan jauh lintas pulau apa lagi di kasih libur 3 hari pas hari H sama dua hari sesudahnya, maaf-maafan sama Orangtua cuma lewat telefon buka gak mau pulang bukan gak kangen sama keluarga di kampung mengingat tanggung jawab kerjaan dan ongkos yang relatif gak murah, Kalimantan timur – Jawa barat gak cukup dengan uang sedikit, mending di kumpulin dulu aja nanti habis lebaran insyaalloh aku nyempetin pulang dulu.

Sekian cerpen ku, kali ini hanya membagi cerita sedikit kan namanya juga cerpen (alias cerita pendek hehe) buat semua yang baca terutama yang bikin blog ini, Minal aidzin wal faidzin, Mohon maaf lahir dan batin semoga amal ibadah puasa sebulan kita di terima oleh alloh swt. Amin