Teknik – Teknik Pengukuran Tanah

Ilmu ukur tanah adalah cabang dari ilmu Geodesi yang khusus mempelajari sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan pengukuran- pengukuran guna mendapatkan peta. Pengukuran yang di lakukan terhadap titik- titik detail alam maupun buatan manusia meliputi posisi horizontal (x,y) maupun posisi vertikal nya (z) yang diferensikan terhadap permukaan air laut rata-rata.

 

Pengertian Ilmu Ukur Tanah

Ilmu ukur tanah adalah cabang dari ilmu Geodesi yang khusus mempelajari sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan pengukuran- pengukuran guna mendapatkan peta.

Ilmu geodesi mempunyai dua maksud :

  1. Ilmiah : menentukan bentuk permukaan bumi
  2. Praktis : membuat bayangan yang dinamakan peta dari sebagian besar dan sebagian kecil permukaan bumi. Maksudnya melakukan pengukuran – pengukuran di atas permukaan bumi yang mempunyai bentuk tidak beraturan , karena adanya gunung-gunung yang tinggi dan lembah-lembah yang curam. Pengukuran-pengukuran dibagi dalam pengukuran yang mendatar untuk mendapatkan hubungan mendatar titik yang diukur di atas permukaan bumi dan pengukuran – pengukuran tegak guna mendapatkan hubungan tegak antara titik-titik yang diukur.

Kegunaan surveying adalah untuk pengumpulan data yang nantinya akan diolah kembali atau yang akan digambarkan pada peta dan lain-lain.

Surveying meliputi 2 pekerjaan :

  1. Field work, yaitu pengukuran-pengukuran di lapangan.
  2. Office work, yaitu pengolahan data-data yang diperoleh ataupun pembuatan peta-peta dari data-data/observasi yang diperoleh.

Sejarah Pengkuran Tanah

  1. Zaman Mesir Kuno ( 140 SM) : Sesostris melakukan pekerjaan pemetaan tanah untuk keperluan perpajakan atau yang saat ini dikenal dengan kadaster.
  2. Zaman Yunani Kuno . Sejarah mencatat bahwa Erastotenes (220 SM adalah orang pertama yang mecoba menghitung dimensi bumi. Dia menghitung sudut meredian Syene dan Alexandria di Mesir dengan mengkur bayang-bayang matahari . Diperleh keliling bumi 25000 mil (13,5) mil lebih panjnag dari pengkuran modern . Pada (120 SM) Berkembang ilmu geometri metoda pengkuran sebidang lapangan (Dioptra)
  3. Perkembngan peting yakni pada jaman Romawi dimana pemikiran praktis untuk memciptakan peralatan yang teliti dimulai dengan bantuan teknologi sederhana. Kemampuan Romawi ditujukkan dengan hasil rekayasa di bidang konstruksi di seluruh kekaisaran misalnya. Peralatan yang berembang misalnya gromma, libella (sipat datar), dan crobates merupakan nivo untuk medatarkan sudut.
  4. Peradaban Yuniani dan Romawai selama berabad abad dilestarikan oleh orang Arab dalam bidang geometri praktis. Baru pada abad ke 13 dan 14 Ilmu Ukur Tanah maju pesat banyak penulis diantaranya Von Piso menulis Praktica Geometria (Ilmu Ukura Tanah) dan Liber Quadratorum ( pembagian kudran) dsb.
  5. Abad 18 dan 19 seni pengkuan tanah maju lebih pesat oleh karena kebutuhan peta-peta semakin dirasakan terutama Inggris dan Perancis mengembangkan pengkuran geodesi dengan triangulasi teliti. The US Coast and Geodetic Survey , Amerika Serikat melaksanakan pengkuran hidrografi dan menetapkan titik-titik ontrol nasional
  6. Seteleh perang dunia I dan ke II pengkuran tanah berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi modern baiak dalam pengmupulan data maupun penglohannnya. Peralatan konvesional degantikan dengan peralatan automatis dan elektronik begitu juga dalam pengolhana dan peyajiannya telah berkembang metoda komputerisasi.

Jenis Pengukuran

Pengukuran Untuk Pembuatan Peta bisa dikelompokkan berdasarkan cakupan elemen alam, tujuan, cara atau alat dan luas cakupan pengukuran.

Berdasarkan alam

  1. Pengukuran daratan (land surveying): antara lain
    pengukuran topografi, untuk pembuatan peta topografi, dan pengukuran kadaster, untuk membuat peta kadaster.
  2. Pengukuran perairan (marine or hydrographic surveying): antara lainpengukuran muka dasar laut, pengukuran pasang surut, pengukuran untuk pembuatan pelabuhan dll-nya.
  3. Pengukuran astronomi (astronomical survey): untuk menentukan posisi di muka bumi dengan melakukan pengukuran-pengukuran terhadap benda langit.

Berdasarkan tujuan

  1. Pengukuran teknik sipil (engineering survey): untuk memperoleh data dan peta pada pekerjaan-pekerjaan teknik sipil.
  2. Pengukuran untuk keperluan militer (miltary survey).
  3. Pengukuran tambang (mining survey).
  4. Pengukuran geologi (geological survey).
  5. Pengukuran arkeologi (archeological survey).

Berdasarkan cara dan alat

  1. Pengukuran triangulasi,
  2. Pengukuran trilaterasi,
  3. Pengukuran polygon,
  4. Pengukuran offset,
  5. Pengukuran tachymetri,
  6. Pengukuran meja lapangan,
  7. Aerial survey,
  8. Remote Sensing, dan
  9. GPS.

a, b, c dan i untuk pengukuran kerangka dasar, d, e, f, g dan h untuk pengukuran detil.

Berdasarkan luas cakupan daerah pengukuran

Pengukuran tanah (plane surveying) atau ilmu ukur tanah dengan cakupan pengukuran 37 km x 37 km. Rupa muka bumi bisa dianggap sebagai bidang datar. Pengukuran geodesi (geodetic surveying) dengan cakupan yang luas. Rupa muka bumi merupakan permukaan lengkung.

Arti Pentingnya Pengkuran Tanah

Pengkuran tanah sangat diperlukan dalam kehidupan modern, terutama oleh karena hasil-haslnya diakai untuk :

  1. memetakan bumi (daratan dan perairan),
  2. menyiapakna petanavigasi perhubungan darat, laut dan udara;
  3. memetakan batas-batas pemilikan tanahbaik perorangan maupun perusahaan dan tanah negara ,
  4. memrupakan bank data yangmeliputi informasi tata guna lahan dan sumber daya alam untuk pengelolaan lingkunganhidup,
  5. menentukan fakta tentang ukuran, bentuk, gaya berat dan medan magnit bumi, serta
  6. mempersiapkan peta bulan , planet dan benda angkasa lainnya.

Dibidang teknik sipil para insinyur sangat memerlukan data yang akurat untukpembangunan jalan, jembatan, saluran irigasi, lapangan udara, perhubungan cepat, sistempenyediaan air bersih pengkaplingan tanah perkotaan, jalur pipa, penambngan, terowongan.

Semua itu diperlukan pengukuran tanah yang hasilnya beruapa peta untukperencanaan.Agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan maka pengkuran hasrus dilakukan secarabenar, tepat dan akurat. Hal ini perlu sekalai diketahui baik oleh surveyor maupun parainsinyur.

Tipe-Tipe Ilmu Ukur Tanah

  1. Land Surveying, yang meliputi antara lain perhitungan luas, jarak, sudut atau arah yang akan digambarkan pada peta (tanah).
  2. Topographic Surveying, yaitu pengukuran-pengukuran guna mendapatkan data-data dimana dapat dibuat suatu peta topografi yang menunjukkan keadaan relief tanah pada peta tanah, elevasi serta ketidak-seragaman tanah pada permukaannya (konfigurasi tanah).
  3. Route Surveying, yaitu pengukuran-pengukuran guna penempatan dan konstruksi daripada alat-alat transport dan komunikasi, misalnya jalan raya, jalan kereta api, pemasangan kawat-kawat telekomunikasi, kanal dan pipa air minum.
  4. Hydrographic Surveying, yaitu pengukuran-pengukuran yang berhubungan dengan air, misalnya untuk keperluan navigasi, persediaan air atau perencanaan atau pembuatan konstruksi-konstruksi di bawah air, serta konfigurasi tanah di bawah air.
  5. Mine Surveying, digunakan untuk pertambangan.
  6. Cadastral Surveying, digunakan untuk public land survey.
  7. City Surveying, digunakan untuk konstruksi jalan-jalan dan penempatan bangunan-bangunan dari suatu rencana tata kota.

Kegunaan Pekerjaan Ukur Tanah

Tujuan Pekerjaan Survei

Secara umum tujuan pekerjaan survey adalah untuk :

  1. Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda diatas permukaan bumi
  2. Menentukan letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda diatas atau dibawah suatu bidang yang berpedoman pada bidang permukaan air laut tenang
  3. Menentukan bentuk atau relief permukaan tanah beserta luasnya
  4. Menentukan panjang, arah dan posisi dari suatu garis yang terdapat diatas permukaan bumi yang merupakan batas dari suatu areal tertentu.

Kegunaan Pekerjaan Survei

 

  1. Pengukuran untuk mencari luas tanah
    Luas tanah sangat diperlukan untuk keperluan jual beli, penentuan pajak, dan untuk perencanaan pengembangan daerah, rencana jalan, rencana pengairan dan rencana transmigrasi.
  2. Pengukuran untuk mengetahui beda tinggi tanah
    Sebelum suatu bangunan didirikan , maka terlebih dahulu harus diketahui tinggi permukaan tanah dan rencana meratakan tanahnya sehingga dapat dihitung seberapa tanah yang gigali dan berapa banyak urugan yang diperlukan serta untuk menentukan peil suatu bangunan yang akan dibangunan untuk pedoman ketinggian lantai dan sebagainya.
  3. Pengukuran untuk pembuatan peta
    Untuk memberi petunjuk berapa jauh antara tempat A ke tempat B maka kita harus membuat sket jalan dari tempat A ke tempat B. Gambar sket tersebut walaupun tidak sempurna dinamakan peta. Untuk praktisnya pemerintah mulai dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten , propinsi bahkan setiap Negara mempunyai ganbar daerahnya yang disebut peta. Peta tersebut harus digambar berdasarkan hasil pengukuran tanah, baik pengukuran secara teoritis maupun secara fotogrametrik.
  4. Pengukuran untuk merencanakan bangunan
    Bila akan mendirikan rumah , maka harus ada ijin bangunan dari dinas petanahan atau dinas pekerjaan umum. Pada setiap rencana pembangunan daerah , pembuatan jalan, rencana irigasi terlebih dahulu tanah yang akan dibangunan harus diukur dan disahkan oleh pemerintah daerah.
  5. Selain itu, Pekerjaan ukur tanah merupakan hal sangat penting dalam merencana bangunan karena dapat memudahkan menghitung rencana biaya.